Melihat Pedagang Kerajinan Rotan Asal Tegalwangi di Jalan Semeru Jakarta Barat
Puluhan pedagang kerajinan rotan berjejer di ruas Jalan Semeru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, GROGOL PETAMBURAN -Puluhan pedagang kerajinan rotan berjejer di ruas Jalan Semeru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Lokasi mereka berjualan tak jauh dari perlintas rel kereta Grogol di dekat GOR Grogol Jakarta Barat.
Berbagai perkakas rumah tangga berbahan dasar rotan seperti kursi, holahop, meja, ayunan, makan, bakul, tempat tisu, keranjang dan masih banyak lainnya dijajakan di tempat ini.
Ketua Komunitas Pedagang Rotan Jalan Semeru, Sutarno mengatakan seluruh pedagang di tempat ini berasal dari Desa Tegalwangi, Weru, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
"Ini seluruhnya ada 19 kios. Orang Tegalwangi semua ini. Di kampung kita ini satu RW semua," kata Sutarno kepada TribunJakarta.com, Selasa (7/8/2018).
• Kerajinan Patung Berlapis Emas Hadir di Bazar Puri Indah Mal, Berminat Beli?
• Pecinta Kopi? Jangan Sampai Terlewatkan Festival Kopi dan Kerajinan Nusantara di Blok M Square
Sutarno mengatakan pihaknya bukan tak mau memberikan kesempatan bagi orang luar Tegalwangi untuk berjualan di tempat ini.
Namun, ia menyebut mayoritas pedagang rotan yang ada di wilayah Jakarta memang berasal dari kawasan tersebut.
Ia menjelaskan Desa Tegalwangi memang merupakan sentra pembuatan kerajinan Rotan tertua di Indonesia.
Mayoritas warga disana memang merupakan pengrajin rotan sejak puluhan tahun silam.
"Kita disini cuma menjualnya saja. Barang seluruhnya diambil dari sana. Hampir seluruh pedagang rotan di Jakarta itu orang sana semua," kata Sutarno.
Sutarno sendiri merupakan generasi kedua dari penjual kerajinan rotan yang ada di Jalan Semeru.
Ia meneruskan usaha yang lebih dulu dirintis oleh orangtuanya.
"Pedagang rotan ada disini itu dari tahun 1980-an. Sebelum disini dagangnya di Tomang, tapi karena disana ada pembangunan jalan layang kita dipindah kesini karena kita pedagang binaan. Rata-rata pada nerusin usaha orangtuanya," ujarnya.
Untuk masalah penghasilan, ia menyebut omzet para pedagang rotan di tempat ini sekarang relatif menurun dibanding beberapa tahun silam.