Pilpres 2019

Pilih Cawapres, Prabowo Pertimbangkan Soliditas Parpol Pendukung

Prabowo enggan Cawapres yang dipilih membuat koalisi menjadi rapuh, sehingga menyebabkan adanya partai yang keluar dari koalisi.

Editor: Wahyu Aji
Tribunnews.com/Danny Permana
Prabowo Subianto 

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Empat hari menjelang batas akhir pendaftaran Pemilu Presiden 2019, pembahasan Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto masih alot.

Hal tersebut tampak saat Sejumlah Pimpinan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama ( GNPF-Ulama) mendatangi kediaman Prabowo menanyakan perkembangan rekomendasi Capres dan cawapres hasil Ijtima GNPF-Ulama beberapa waktu lalu.

"Kepada teman teman GNPF, Pak Prabowo jelaskan bahwa konsultasi dan pembicaraan terhadap hal itu masih terus dilakukan dan InsyaAllah pada waktu yang tepat beliau akan sampaikan apa hasil kesimpulannya," kata Muzani di Kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (6/8/2018).

Kepada para ulama GNPF Prabowo mengatakan masih perlu waktu satu hingga dua hari untuk memastikan nasib rekomendasi tersebut.

Prabowo masih harus mendiskusikan hasil Ijtima dengan sejumlah mitra partai koalisi.

"Tadi pak Prabowo menjelaskan bahwa pembicaraan sudah mulai dilakukan (dengan Parpol) dan masih membutuhkan waktu kira-kira 1 atau 2 hari ini lagi," katanya.

Menurut Muzani banyak kepentingan yang harus diakomodir sehingga pembahasan Cawapres masih belum menunjukan hasil signifikan.

Keutuhan dan soliditas koalisi juga menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih cawapres.

Prabowo enggan Cawapres yang dipilih membuat koalisi menjadi rapuh, sehingga menyebabkan adanya partai yang keluar dari koalisi.

"Pak Prabowo dan teman-teman PKS menunjukan soliditas dan kekuatan yang terus ditunjukan untuk berjuang bersama dan saya kira jerih payah yang panjang itu harus dihargai demikian juga dengan PAN, kemudian dengan Demokrat ada ketulusan. itulah yang mau kita hargai dari proses itu sehingga ini memerlukan waktu lebih lama, lebih sabar," katanya.

Sebelumnya GNPF Ulama merekomendasikan dua opsi Capres dan Cawapres kepada partai di luar koalisi Joko Widodo.

Opsi tersebut yakni mengusung pasangan Prabowo-Salim Segaf Al Jufri atau Prabowo-Ustaz Abdul Somad.

Sampai saat ini PKS yang terus memperjuangkan hasil Ijtima tersebut diterima oleh partai koalisi. Sementara Partai Demokrat mengusulkan Ketua Kogasma Pemenangan Pemilu Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) , dan PAN menunggu hasil Rapat Kordinasi Nasional (Rakornas).

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved