Ratusan Pelajar Bekasi Gelar Salat Gaib Doakan Korban Gempa Lombok
Para pelajar dan guru yang ikut dalam salat gaib nampak khusyuk selama proses salat yang dipimpin guru agama SMP Negeri 01 Cibitung.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, CIBITUNG - Ratusan pelajar dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 01 Kelurahan Wana Jaya, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi, menggelar salat gaib untuk para korban bencana gempa bumi yang melanda Lombok, Nusa Tenggara Barat, Kamis, (9/8/2018).
Bertempat di halaman SMP Negeri 01 Cibitung, ratusan pelajar mulai dari kelas tujuh hingga kelas sembilan bersama para guru berkumpul melaksanakan salat gaib untuk para korban jiwa akibat gempa 7.0 skala ritcher di Lombok dan sekitarnya
Para pelajar dan guru yang ikut dalam salat gaib nampak khusyuk selama proses salat yang dipimpin guru agama SMP Negeri 01 Cibitung.
Usai melaksanakan salat, ratusan pelajar dan guru SMP Negeri 01 Cibitung langsung menggelar doa bersama untuk para korban gempa.
"Alhamdulillah bisa ikut salat ghaib dan doa bersama untuk korban gempa di Lombok, kita juga mendoakan teman-teman pelajar di Lombok agar tetap tegar dan ikhlas, dan tetap semangat," kata Amir Yadi Solihin salah satu siswa SMP Negeri 01 Cibitung.
• Jokowi Anggap Dirinya dengan Maruf Amin akan Saling Melengkapi
• Beredar Video, Putri Gubernur TGB Zainul Majdi Luka di Kepala Tertimpa Reruntuhan Posko Akibat Gempa
Sementara itu, Wartono Guru SMP Negeri 01 Cibitung mengatakan, kegiatan salat ghaib merupakan bentuk kepedulian sesama rakyat Indonesia dan sesama pelajar Indonesia khususnya di Lombok yang sedang terkena musibah.
Selain itu, salat ghaib ini juga merupakan bentuk edukasi kepada para siswa SMP Negeri 01 tentang pendidikan agama khususnya salat ghaib dan memupuk rasa kepedulian antar sesama.
"Salat ghaib ini diikuti seluruh siswa dan guru pengajar, ini bentuk rasa prihatin kepada warga Lombok yang menjadi korban gempa, hingga menimbulkan banyak korban jiwa," kata Wartono.