Pilpres 2019

Dipinang Jadi Cawapres Joko Widodo, Ini Rekam Jejak Ma'ruf Amin

Ma'ruf Amin saat ini adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Penulis: Erlina Fury Santika | Editor: Kurniawati Hasjanah
TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino
KH Ma'ruf Amin berbincang kepada media di rumahnya, Kamis (9/8/2018) malam. 

 TRIBUNJAKARTA.COM - Presiden Joko Widodo secara resmi mendeklarasikan Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden yang mendampingi dirinya di pemilihan presiden 2019.

"Saya memutuskan dan telah mendapatkan persetujuan dari partai Koalisi Indonesia Kerja, ‎bahwa yang akan mendampingi saya sebagai cawapres adalah Prof Dr KH Ma'ruf Amin," ujar Jokowi di Restoran Pelataran Menteng, Jakarta, Kamis (9/10/2018).

Dilansir Tribunnews.com, Jokowi menuturkan bahwa pengalaman Ma'ruf Amin menjadi pelengkap bagi Jokowi.

"‎Kami saling melengkapi, nasionalis, religius," ucap Jokowi.

Ma'ruf Amin saat ini adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Ia juga dewan pengarah dari Badan Pertimbangan Ideologi Pancasila (BPIP).

Lahir di Tangerang, 11 Maret 1943, Ma'ruf Amin kini menginjak usia 75 tahun.

Jokowi memilih Ma'ruf Amin sebagai pendampingnya di Pilpres 2019 atas beberapa alasan. Berikut pertimbangan dari Jokowi, dilansir dari Warta Kota.

1. Ulama yang bijaksana

Jokowi memilih Ma'ruf Amin karena profesor ini juga merupakan sosok ulama yang bijaksana.

"Beliau adalah sosok utuh ulama yang bijaksana," ujar Jokowi saat menggelar jumpa pers bersama pimpinan partai politik pendukungnya, Kamis (9/8/2018) malam.

Diketahui, KH Maruf Amin kini menjabat Ketua MUI dan juga Rais Am (Ketua Umum dari Kiai besar) PBNU.

Sandiaga Dipilih Jadi Cawapres Prabowo, Andi Arief: Itu Orang yang Dulu Akan Menggulingkannya

2. Ulama yang juga Politisi dan Negarawan

Disamping sebagai ulama, Maruf Amin juga seorang politisi.

Tercatat, Maruf Amin pernah menjadi wakil rakyat di sejumlah tingkat, mulai dari daerah, tingkat pusat, sampai anggota lembaga tertinggi negara.

"Prof Dr Maruf Amin pernah menjadi anggota DPRD, DPR, dan juga MPR RI," ujar Jokowi.

Di samping itu, Maruf Amin pun saat ini menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres).

3. Paham Pancasila dan menerima kebhinekaan

Prof Dr KH Maruf Amin, selain seorang ulama juga dikenal sebagai seorang yang menghargai kebhinekaan.

Di samping itu, Maruf Amin, juga dinilai sebagai sosok yang sangat paham Pancasila.

"Dalam kaitan dengan kebhinekaan, Maruf Amin juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila," kata Jokowi.

4. Disetujui 9 Parpol Pengusung

Jokowi mengatakan, 9 parpol yang sudah menyetujui dirinya berpasangan dengan KH Maruf Amin adalah PDI Perjuangan, PPP, PKB, Partai Golkar, Partai Nasdem, Partai Hanura, Perindo, PKPI, dan PSI.

"9 Parpol sudah menyetujui. Ketua Umum dan Sekjen sudah menandatangani pencalonan. Besok jam sembilan kita akan mendaftar ke KPU, berangkat dari Gedung Joang," ujar Jokowi.

Selain menyoroti kelebihan Ma'ruf Amin, Jokowi juga menjelaskan konsep perpaduan kelompok nasionalis dan relijius dalam pemilihan Cawapresnya.

Sementara itu, Ketua Umum PPP Romahurmuzi menambahkan, Maruf Amin adalah politisi yang lengkap.

Sebelumnya, Maruf Amin menjadi Ketua Fraksi PPP DPRD DKI.

Akan Kembali Bertarung di Pilpres, Segini Perbedaan Harta Kekayaan Jokowi dan Prabowo

"Beliau juga pernah menjadi anggota DPR dari PKB," katanya.

Terkait dengan empat alasan Jokowi, Ma'ruf Amin memang tercatat memiliki rekam jejak politik dan nonpolitik yang cukup banyak di tanah air.

Berikut Tribun Jakarta lampirkan profil lengkap Ma'ruf Amin dari Litbang Kompas.

DATA DIRI :
Nama Lengkap: Ma'ruf Amin
Tempat, Tanggal Lahir: Kota Tangerang, Banten, 11 Maret 1943 (75 tahun)
Agama: Islam
Jabatan: Badan Pertimbangan Ideologi Pancasila
Alamat Kantor: MUI Alamat Rumah: Jl. Deli Lorong 27 No. 41 Tanjung Priok Jakarta Utara Telp. (021) 492-450

PENDIDIKAN :
Umum :
- SR Kresek, Tangerang (1955)
- Madrasah Ibtidaiyah Kresek, Tengerang (1955)
- Madrasah Tsanawiyah Pesantren Tebuireng, Jombang (1958) - Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang (1961)
- Fakultas Ushuluddin Universitas Ibnu Chaldun, Bogor (1967)
Khusus :
- Pesantren, Banten (1963)

PERJALANAN KARIER:
Pekerjaan :
- Guru Sekolah-sekolah di Jakarta Utara (1964-1970)
- Pendakwah (1964)
- Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Nahdatul Ulama (Unnu), Jakarta (1968)
- Direktur dan Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan dan Yayasan Al-Jihad (1976)
Pemerintahan :
- Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (kehidupan beragama) (2007)
- Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (2010-2014) Legislatif :
- DPRD Provinsi dari Utusan Golongan (1971-1973) Keterlibatan dalam Organisasi :
- Ketua Fraksi DPRD I dari Fraksi Utusan Golongan
- DPR dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) (1973-1977) Keterlibatan dalam Organisasi :
- Anggota MPR RI dari Fraksi PKB (Partai Kebangkitan Bangsa)
- DPR dari PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) (1999-2004)
- Ketua Komisi VI dari Fraksi PKB (Partai Kebangkitan Bangsa)
- Anggota Panitia Anggaran dari Fraksi PKB (Partai Kebangkitan Bangsa)
- Anggota Komisi II dari Fraksi PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) ( 1999 )

KEGIATAN LAIN:
- Ketua Ansor, Jakarta (1964-1966)
- Ketua Front Pemuda (1964-1967)
- Ketua NU, Jakarta (1966-1970)
- Wakil Ketua Wilayah NU, Jakarta (1968-1976)
- Anggota Koordinator Da'wah (Kodi), Jakarta (1970-1972)
- Anggota Bazis (Badan amil zakat, infaq, dan shadaqah), Jakarta (1971-1977)
- Ketua Dewan Fraksi PPP (1973-1977)
- Anggota Pengurus Lembaga Da'wah PBNU, Jakarta (1977-1989)
- Ketua Umum Yayasan Syekh Nawawi Al Bantani (1987)
- Katib Aam Syuriah PBNU (1989-1994)
- Anggota MUI Pusat (1990)
- Rois Syuriah PBNU (1994-1998)
- Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat (1996)
- Ketua Dewan Syariah Nasional (DSN) (1996)
- Ketua Dewan Syuro PKB (1998)
- Mustasyar PBNU (1998)
- Anggota Komite Ahli Pengembangan Bank Syariah Bank Indonesia (1999)
- Ketua Komisi Fatwa MUI (2001-2007)
- Mustasyar PKB (2002-2007)
- Ketua Harian Dewan Syariah Nasional MUI (2004-2010)
- Ketua MUI (2007-2010)

KELUARGA:
- Hj. Siti Huriyah (isteri)
- 1. Hj. Dra. Siti Marifah, SH. (anak)
- 2. Hj. Siti Mamduhah, SE. (anak)
- 3. Siti Najihah (anak)
- 4. Hj. Siti Nur Azizah (anak)
- 5. Ahmad Syauqi (anak)
- 6. Ahmad Muayyad (anak)
- 7. Siti Hannah (anak)
- 8. Siti Haniatunnisa (anak)

(Tribunnews.com/Warta Kota/Kompas.com)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved