Pilpres 2019
Sama-sama Gagal Jadi Cawapres, Ini Letak Perbedaan Respon Mahfud dan AHY
"Scr agama, sy dkk sdh berusaha tapi Tuhan jua yg menentukan. Tidak ada daya atau hal yg bs diberdayakan tanpa izin Allah," tulis Mahfud.
Penulis: Erik Sinaga 2 | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM- Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengungkapkan sejumlah hal terkait dirinya yang batal menjadi calon wakil presiden pendamping Joko Widodo.
Seperti yang diketahui, Jokowi menunjuk Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin sebagai pendampingnya untuk Pilpres 2019.
Mahfud bercerita ia menerima ribuan pesan dari masyarakat melalui SMS, Whatsapp, Twitter dan media sosial lainnya. Mahfud berterima kasih sekaligus meminta maaf kepada masyarakat yang telah mendukungnya.
"Sy minta maaf krn sy hanya bs membaca tanpa bs menjawab 1 persatu," tulis Mahfud dalam akun twitternya @mohmafudmd yang dimuat sekitar 4 jam lalu.
Mahfud menganggap keputusan Jokowi memilih Ma'ruf merupakan realitas politik yang tak terhindarkan. Ia mengaku kaget, namun tak kecewa atas keputusan tersebut.
"Sy sdh bertemu berdua dgn Pak Jkw. Sy memaklumi pilihan itu sulit dihindarkan. Sy bilang, Pak Jkw tak perlu metass bersalah. Itu hak beliau utk memutuskan yg terbaik," tulisnya.
Yang terpenting, kata Mahfud, Indonesia bisa dirawat dengan baik. Keberlangsungan Indonesia jauh lebih penting daripada sekadar namanya dan Ma'ruf Amin.
"Scr agama, sy dkk sdh berusaha tapi Tuhan jua yg menentukan. Tidak ada daya atau hal yg bs diberdayakan tanpa izin Allah," tulis Mahfud.
Keputusan Jokowi dinilainya sudah sesuai dengan hak dan mekanisme konstitusional. Mahfud berharap seluruh pihak menerima keputusan itu sebagai kesadaran konstitusional.
"Alangkah ngeri hidup bernegara kalau kita tak punya kesadaran berkonstitusi dan berhukum! Itu yg hrs ditekankan utk merawat NKRI," ungkap Mahfud.
"Mari kita terus dgn rumah NKRI. NKRI adalah anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa kepada kita bangsa Indonesia. Ikuti trs pros2 konstitusional yg berlaku," tulisnya.

AHY: Tidak Ada Jalan yang Lunak
Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menggelar konferensi pers di rumah sang ayah yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat (10/8/2018).
Saat memulai pidatonya, ia menyinggung soal hari ulang tahunnya, yang jatuh pada hari ini.
"Tentunya di hari yang spesial buat saya ini, alhamdullilah hari ini saya berusia 40 tahun," ujar AHY di kediaman SBY, di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (10/8/2018).
Para wartawan pun bertepuk tangan dan mengucapkan selamat kepada mantan calon gubernur DKI Jakarta tersebut.
AHY melanjutkan, usia tersebut merupakan momen yang pas bagi seseorang untuk melayani masyarakat dan menjadi pemimpin.
"Kata banyak orang, usia 40 tahun itu usia yang baik untuk semakin meningkatkan aktualisasi diri dan juga tentunya pengabdian untuk masyarakat, bangsa dan negara," kata dia.
• Tak Terlihat di Hiruk Pikuk Pencapresan, Fahri Hamzah Pilih Bantu Korban Gempa Bumi Lombok
Sayangnya, kesempatan tersebut belum datang bagi AHY di ulang tahunnya yang ke-40.
Ia merupakan kandidat cawapres yang diajukan Demokrat untuk mendampingi capres yang diusungnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Namanya pun semakin santer terdengar sebagai cawapres jelang pendaftaran pasangan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Apalagi, hari terakhir pendaftaran bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-40.
Terlebih lagi, umur tersebut merupakan ambang batas minimal bagi seseorang untuk mencalonkan diri sebagai cawapres. Nasib berkata lain.
Prabowo akhirnya memilih Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno sebagai cawapresnya. Meskipun sempat menolak pilihan Prabowo tersebut, Demokrat akhirnya setuju untuk mengusung Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019.
AHY menyadari bahwa jadi pemimpin tidak mudah dan bukan proses instan. Sebelum duduk di kursi pemimpin, menurut AHY, seseorang mesti ditempa oleh ujian dan tantangan yang berat.
"Pelajaran yang paling berharga di usia saya yang ke 40 tahun ini adalah bahwa tidak ada jalan yang lunak untuk bisa mencapai sebuah cita-cita dan tujuan yang besar," terang AHY.
• Di Tengah Gempita Pendaftaran Jokowi-Maruf Amin, Mahfud MD Menghabiskan Waktunya di Sini
"Yang kedua, tidak ada pemimpin hebat yang terlahir tanpa proses penempaan ujian dan tantangan yang berat," imbuhnya.
Oleh sebab itu, ke depannya AHY akan fokus pada persiapan dirinya. Ia ingin dirinya sudah siap, jika memang ada kesempatan lain untuk menjadi pemimpin di masa depan.
"Jika lima tahun mendatang terbuka peluang bagi saya di tahun 2024, maka tugas dan kewajiban saya adalah untuk mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Cerita Mahfud MD Terima Ribuan Pesan hingga Maklumi Keputusan Jokowi dan AHY: Pelajaran buat Saya, Tak Ada Jalan Lunak untuk Capai Cita-cita