PIlpres 2019
Jokowi dan Prabowo Disebut Kerap Pamer Kemesraan Bareng Tokoh Islam, Sudjiwo Tedjo Beri Peringatan
Jokowi dan Prabowo kerap memarkan kemesraan bareng tokoh agama, budayawan Sudjiwo Tedjo lantas memberikan sebuah peringatan.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartika H
TRIBUNJAKARTA.COM - Jokowi dan Prabowo disebut kerap memamerkan kemesraan dengan tokoh-tokoh Islam.
Jokowi sendiri diketahui berpasangan dengan Ketua MUI, KH Ma'Ruf Amin dalam Pemilihan Presiden 2019 (Pilpres).
Tak hanya itu lawan Jokowi, Prabowo juga sempat digadang-gadang berpasangan dengan Ustaz Adul Somad.
Melihat sikap Jokowi dan Prabowo, budayawan Sudjiwo Tedjo angkat bicara.
Sudjiwo Tedjo memberikan peringatan kepada kedua tokoh tersebut.
Bagaimana kisah selengkapnya? Mari kita simak.
Seperti yang diketahui, Sudjiwo Tedjo memang kerap membicarakan isu-isu yang sedang ramai di masyarakat dan media sosial.
Sudjiwo Tedjo juga sering kali angkat bicara soal Pilpres 2019.
Ia tak sungkan mengingatkan publik agar tidak terlalu panik dengan isu politik soal mahar Rp 500 miliar dari Sandiaga Uno.
Pantauan TribunJakarta.com ia kembali mencuitkan soal Pilpres 2019 dimana saat ini kedua pasangan calon sudah melakukan tes kesehatan.
Di cuitannya kali ini, Sudjiwo Tedjo mengingatkan kepada Jokowi dan Prabowo untuk tak lagi memamerkan kedekatan masing-masing dengan ulama.
TONTON JUGA
"Mari sudahi memamer2kan kedekatan Pak Prabowo & Pak Jokowi dgn tokoh2 “Islam”," tulis Sudjiwo Tedjo pada Senin (13/8/2018).
Sebab, menurutnya Sudjiwo Tedjo tindakan tersebut dapat memancing kecemburuan dari masyakarat Indonesia yang bukan beragama Islam.
Ia pun menyarankan agar kedua belah pihak masing-masing memamerkan program yang akan dilakukan bila terpilih nanti.
"Saudara sebangsa kita dari “agama lain” yg semula legowo bisa berubah meriang jg kalau terus kalian bombardir dgn pameran itu.
• Sudjiwo Tedjo Beberkan Alasan Pilih Tanya ke Sinden Soal Politik, Ketimbang Percaya Lembaga Survei
Pamerkan saja program kedua beliau bila terpilih jd Presiden RI," tulisnya.
Bukan cuma kali ini Sudjiwo Tedjo mengomentari soal Pilres dan tokoh agama.
Di acara Mata Najwa, Ketua DPP PKS Aboe Bakar Alhabsy, mengatakan seorang ulama adalah cawapres terbaik untuk Prabowo.
Namun Sudjiwo Tedjo tidak sependapat.
• Fenomen Artis Nyaleg, Sujiwo Tejo: Mau Tanggapan Pedas apa Biasa?
Melihat perbedatan antara kubu koalisi dan oposisi yang tak kunjung usai.
Sudjiwo Tedjo mengibarakan keduanya tengah mengadakan perlombaan membuat tiwul.
Kedua kubu tersebut sibuk memilih siapa yang akan membuat tiwul, namun tidak memperhatikan apakah orang tersebut bisa atau layak dalam membuat tiwul.
"Ini ada lomba nasi tiwul, siapa yang mau bikin nasi tiwul dipilih," ujar Sudjiwo Tedjo.
"Kita enggak ada obrolan dari tadi bagaimana si A membikin nasi tiwulnya yang kubu ini ngebangun nasi tiwulnya gimana, yang penting dia menang dulu, jadi daritadi kita enggak ngomomg tujuan," tambahnya.
• Dukung Jokowi hingga Kenakan Kaus Ogah Ganti Presiden, Anggun C.Sasmi Sampaikan Pesan Buat Seniman
Sudjiwo Tedjo menambahkan kedua kubu tersebut hanya mementingkan siapa yang menang namun tidak mempertimbangkan apakah sosok tersebut kompenten untuk maju sebagai cawapres.
"Koalisis dibentuk yang penting aku milih a, dia engga tahu ke sananya mau ngapain, yang penting menang," ucap Sudjiwo Tedjo.
"Contohnya yang penting menang, dengan segala hormat kepada Ustaz Adbudl Somad, yang penting menang," tambahnya.
Menurut Sudjiwo Tedjo, Ustaz Abdul Somad yang notabenenya seorang ulama dianggap tidak memiliki kopetensi untuk maju sebagai cawapres.
"Orang lupa loh, beliau pernah ada riwayat pengalaman memimpin negara enggak?" tanya Sudjiwo Tedjo.
• Sekjen Gerindra Sebut Rancangan Struktur Tim Pemenangan Prabowo-Sandi Ada 2 Tipe
Sudjiwo Tedjo mengatakan jika seseorang yang tidak memiliki pengalaman dalam memimpin sebuah negara maka akan menimbulkan bahaya.
"Nahh ini bahaya," imbuh Sudjiwo Tedjo.
"Ulama lain ada track recordnya enggak," tambahnya.
Sudjiwo Tedjo lantas menjelaskan, bila di zaman nabi seorang ulama memang merangkap sebagai pemimpin perang.
"Di zaman kanjeng nabi, mungkin ulama sekaligus panglima perang," terang Sudjiwo Tedjo.
Dengan nada bicara tinggi, menurut Sudjiwo Tedjo leluhurnya mengatakan akan terjadi kekacauan jika seorang ulama merangkap sebagai pemipin negara.
• Tak Marah, Ahok Malah Siap Kampanye untuk Pasangan Jokowi-Maruf
Pasalnya seorang ulama dan pemimpin harus dua orang yang berbeda, agar bisa saling mengingatkan satu sama lainnya.
"Tapi leluhur kami mengatakan chaos (kacau re) dapat terjadi kalau ulama sudah bersatu menjadi pempimpin," jelas Sudjiwo Tedjo.
"Itu terpisah, karena harus saling mengingatkan," tambahnya.
Dengan bahasa jawa dan nada tinggi Sudjiwo Tedjo kembali menekankan bila hal tersebut terjadi makan akan goro-goro ( huru-hara).
Mendengar pernyataan Sudjiwo Tedjo yang tak terima, Aboe Bakar Alhabsy menjelaskan jika sosok Ustaz Salim Segaf Al-Jufri adalah seseorang yang memiliki pengalaman di bidang politik.