Yenny Wahid Semprot Suhud Alynudin Soal Politisasi SARA Hingga Minta PKS Tanggung Jawab
Terlepas dari tokoh di balik Jokowi, Ferdinand mengaku akan terus mendukung poros perubahan, Koalisi Gerindra-Demokrat-PAN-PKS.
Penulis: Erlina Fury Santika | Editor: Kurniawati Hasjanah
"Iya jadi jangan langsung cuci tangan aja. Partai-partai ini harus kita tuntut pertanggungjawabannya juga," papar Yenny Wahid.
"Begitu ya Mas Ferdinand? Jadi jangan bilang sekarang jangan politisasi agama, kalau dulu mainnya itu juga," sindir Najwa Shihab kepada Ferdinand Hutahaean.
"Yang pasti takdir sekarang sudah berjalan ya, Demokrat sudah memutuskan mendukung Prabowo dan Sandiaga Uno. Kami, Pak SBY, komitmen untuk menjaga kebhinnekaan di sana, kami tidak akan mengizinkan satu langkahpun narasi kampanye yang menggunakan isu SARA," tegas Ferdinand Hutahaean.
Mereka pun bergurau terkait status Sandiaga Uno yang pernah disebut sebagai Santri Post-Islamisme.
"Pokoknya kalau zaman kampanye, politisi bisa jadi apa saja. Bisa jadi kardus, bisa jadi santri, bisa jadi millenial, apapun bisa diubah sesuai kepentingan," gurau Najwa Shihab.
"Jadi kalau parpol seperti itu rakyat harus apa?" tanya Najwa Shihab kepada Yenny Wahid.
Yenny Wahid menjelaskan rakyat tak boleh diam saja.
Sebab perilaku politik yang baik haruslah menjunjung adab yang tinggi, bukan berperilaku tanpa adab.
"Rakyat tidak boleh diam saja. Kita harus mengawal laku perilaku politik kita ini harus beradab, bukan tanpa adab Mbak Nana. Itu peran kita semua, rakyat harus terus menutut agar partai politik menyuarakannya," ujar Yenny Wahid.
Senada dengan Yenny Wahid, Romahurmuziy menegaskan Pilpres 2019 harus tetap bisa menjaga persaudaraan yang dibangun.
"Menurut saya, bagaimana kita menyuguhkan kontestasi yang bermartabat. Saling meninggikan, saling memuji, saling menonjolkan keunggulan, bukan saling menjatuhkan atau mencaci, karena persaudaraan kita ini seumur hidup," ujarnya.
"Yang penting semuanya taubatan nasuha dari memainkan isu agama," tandas Yenny Wahid.
Sebelumnya, Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean pernah mengutarakan bahwa Jokowi tengah mempolitisi agama dengan memilih seorang kiai sebagai cawapresnya di Pilpres 2019.
Hal itu disampaikannya lewat akun twitternya @LawanPolitikJKW pada Jumat (10/8/2018) pagi.
Menurutnya, keputusan Jokowi mengerucut pada politik identitas yang berpotensi kepada konflik horizontal, khususnya umat muslim.