7 Fakta Pemuda Berkebutuhan Khusus Dianiaya dan Disundut Rokok: Mengaku Ditonjok dan Diinjak

Dia bilang 'Teh, Iyan dipukuli, sakit. Mereka kejam, Iyan ditendang. Iyan dituduh maling, Iyan disuruh ngaku, Iyan ditonjok. Iyan bilang bukan maling

Penulis: Erik Sinaga 2 | Editor: Wahyu Aji
Ilustrasi epilepsi.(Shutterstock) 

TRIBUNJAKARTA.COM- Ali Achmat Fiarmansyah alias Iyan menjadi korban penganiayaan karena dituduh maling uang Rp 2,4 juta. Mirisnya, Iyan ternyata seorang pengidap epilepsi.

Kondisi tersebut menyebabkan keluarga geram terhadap pelaku yang memukuli Iyan. Ayah Iyan, TB Herman Wijaya, tak terima anaknya dianiaya hingga mengalami lebam dan luka sundutan rokok di sejumlah bagian tubuh.

Herman mengatakan, ia merasa geram terhadap orang yang melakukan perbuatan itu kepada anaknya yang merupakan penderita epilepsi sejak kecil.

"Dia mungkin tidak (dendam), tapi saya. Itu karena saya yang membesarkan dia, saya tahu karakter dia. Saya marahi dia, iya, tapi saya enggak pernah pukuli dia seperti ini. Saya enggak ikhlas anak saya dipukuli begini," ujar Herman, saat ditemui di Mapolres Jakarta Pusat, Senin (20/8/2018).

Keluarga Iyan kemudian melaporkan kasus tersebut ke polisi. Berikut adalah rangkuman TribunJakarta terkait peristiwa tersebut:

1. Diteriaki Maling

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta Yani Wahyu mengatakan, pihaknya tengah mengusut dugaan penganiayaan yang dialami seorang pria bernama Ali Achmad Fiarmansyah atau Iyan (20).

Menurut Yani, berdasarkan penelusuran sementara, penganiayaan yang dialami Iyan terjadi Jumat (17/8/2018) lalu di Pameran Flora dan Fauna di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.

"Ada yang meneriaki seseorang itu maling ya. Kemudian diamankan oleh pihak keamanan EO (event organizer) Flona (flora dan fauna). Kemudian dilakukan pemeriksaan di posko EO Flona Lapangan Banteng," kata Yani di Balai Kota DKI Jakarta, Senin.

Yani menunjukkan foto Iyan yang memegang sejumlah uang tengah diinterogasi di pos tenda. Pria yang menginterogasi tidak mengenakan seragam Satpol PP maupun Dinas Sosial. Yani memastikan pihaknya berada di luar area Lapangan Banteng.
Setelah mengamankan Iyan, pihak keamanan pameran kemudian menghubungi Dinas Sosial.

"Pihak kemananan Lapangan Banteng mengontak Sudinsos Jakpus. Sabtu pagi baru diambil oleh Dinsos berdasarkan keterangan serah terima. Baru sekadar itu aja, info yang saya dapat dan saya akan telusuri terus," ujar Yani.

2. Iyan menderita luka lebam di tubuhnya

Di media sosial beredar foto tubuh Iyan penuh luka lebam dan bekas sundutan rokok. Keterangan tersebut juga dibenarkan ayah Iyan, TB Herman Wijaya.

Herman mengatakan, dirinya sangat terkejut dengan kondisi Iyan saat pulang ke rumah pada Sabtu (18/8/2018).

Herman mempertanyakan kondisi yang dialami Iyan kepada Sari, kakak Iyan, yang menjemput korban dari Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya, Jalan Kembangan Raya, Jakarta Barat.

Setelah diduga dianiaya oleh petugas pengamanan dalam Lapangan Banteng, Iyan dijemput dan dibawa oleh petugas Dinas Sosial ke panti tersebut.

Saat diperiksa, wajah Iyan mengalami lebam. Hidungnya patah, bahkan ada gumpalan darah di bola matanya. Sejumlah bagian tubuh Iyan mengalami luka sudutan puntung rokok.

Yang lebih membuat geram, kata Herman, ada bekas lelehan bakaran botol plastik yang diduga sengaja ditumpahkan di perut Iyan.

3. Dinsos Bantah Terlibat

Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Barat Hadi Surya membenarkan ada luka-luka di sekujur tubah Iyan.

"Betul, tapi sekarang sudah berada di keluarganya," kata Kasudinsos Jakbar Hadi Surya melalui pesan singkat, Senin (20/8/2018).

Hadi mengatakan, saat dibawa ke panti kondisi Iyan sudah seperti yang viral di media sosial itu. Dia mengaku tidak tahu penyebabnya, atau kapan luka-luka itu terjadi.
"Kondisinya sudah seperti itu," kata dia.

PD Dharma Jaya: Masyarakat Terdampak Larangan, Bisa Menyembelih Hewan Kurban di RPH Pulogadung

Ketika ditanya apakah Iyan diantar Satpol PP seperti yang tertulis dalam postingan itu, Hadi mengaku tidak mengetahuinya.

"Yang ngantar saya nggak tahu," kata Hadi.

4. Iyan Diserahkan Pamdal Lapangan Banteng ke Petugas dalam Kondisi Luka

Iyan diserahkan petugas pengamanan dalam (pamdal) Lapangan Banteng ke petugas Dinas Sosial DKI Jakarta, diduga dalam kondisi terluka.

Hal tersebut disampaikan kakak korban, Sari, berdasarkan keterangan petugas Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya, Jalan Kembangan Raya, Jakarta Barat.

Iyan yang menderita epilepsi itu diduga dianiaya oleh petugas pamdal Lapangan Banteng, Sabtu (18/8/2018) kemarin.

"Jadi ditelepon, disuruh jemput ke sana. Pas nyampe katanya sudah seperti itu (kondisinya)," ujar Sari, saat ditemui di Mapolres Jakarta Pusat, Senin (20/8/2018).

Sari mengatakan, saat hendak membawa pulang adiknya, petugas panti sempat menanyakan kondisi Iyan sebelum pergi dari rumah.

Iyan diketahui belum pulang ke rumah sejak Jumat (17/8/2018). Sari meyakinkan petugas, bahwa Iyan pergi dengan kondisi normal. Petugas tersebut kemudian mengirimkan foto-foto bekas penganiayaan yang dialami Iyan.

Tampak wajah Iyan lebam dan terdapat sundutan puntung rokok di sejumlah bagian tubuh. Di dada Iyan, terihat bekas injakan tapak sepatu cukup besar

5. Masih Ada Tembakau di Tubuh Iyan

Kakak Iyan, Sari mengatakan, penganiayaan itu mengakibatkan Iyan menderita luka lebam di seluruh wajah, serta luka bekas sudutan puntung rokok di seluruh tubuh.

"Adik saya habis dianiaya seperti binatang oleh petugas. Wajahnya lebam, sudutan di seluruh tubuh. Bahkan waktu saya ke sana masih ada tembakau," kata Sari saat ditemui Kompas.com di Polres Jakarta Pusat, Senin siang.

Sari menceritakan, kejadian bermula saat Iyan pergi dari rumah Jumat pagi pekan lalu. Iyan biasanya pergi tanpa pamit dan pada sore hari pulang kembali ke rumah di Jalan Cempaka Putih Utara.

Hindari Keruwetan, Loket Penukaran e-voucher Dipindahkan ke Hall Basket Bekasi

Namun, hingga Jumat malam Iyan belum pulang. Pihak keluarga kemudian mencari dia ke sejumlah lokasi, termasuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Namun Iyan tak ditemukan.

Keluarga lalu memasang pengumuman di media sosial tentang Iyan yang tidak pulang ke rumah. Dalam pengumuman itu disebutkan bahwa Iyan merupakan orang berkebutuhan khusus.

Sabtu pagi hingga siang, keluarga melanjutkan pencarian hingga ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya, Jalan Kembangan Raya, Jakarta Barat.

Geram Atas Perilaku Keluarga Tajir Terhadap Pembantu di Restoran, Begini Tanggapan Hotman Paris

Saat Sari tiba di panti, petugas panti menyatakan, Iyan berada bersama mereka. Namun, sebelum dipertemukan, petugas menanyakan kondisi Iyan saat pergi dari rumah.

"Saya kan enggak lagi tinggal di rumah, saya tanyakan ke orang rumah. Badannya bersih kok. Tiba-tiba dikirim ke saya foto badan Iyan. Saya terkejut badannya habis dipukuli, sudutan rokok. Wajahnya bengkak, mata ada darahnya. Dan tangannya habis diborgol," ujar Sari.

Sari mengatakan, pihak panti menerima Ian dengan kondisi seperti itu dari petugas pengamanan di Lapangan Banteng.

"Saya terkejut. Dia langsung merangkul saya. Dia takut," ujar Sari.

6. Uang Rp 2,4 Juta

Sari mengatakan, berdasarkan keterangan Iyan, dia dipukuli karena diduga sebagai pencuri. Petugas menemukan uang Rp 2,4 juta dari kantong Iyan dan uang itu diduga sebagai hasil curian.

Sari mengatakan, uang tersebut sebenarnya hasil kerja keras Iyan. Sehari-hari Iyan memungut botol plastik dan membantu mengangkat barang orang yang pindahan.

Iyan, kata Sari, biasa membawa uang sebanyak itu dibanding menyimpannya di rumah.

"Itu hasil keringat dia sendiri. Tapi kenapa dituduh maling," kata Sari.

7 Iyan Bilang Dirinya Dipaksa Mengkau dan Diinjak

Sari, mengatakan, adiknya itu sempat takut bertemu banyak orang usai penganiyaan yang dialami di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Sabtu (18/8/2018).

Sari mengatakan, saat menjemput Iyan di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya, Jalan Kembangan Raya, Jakarta Barat, adiknya sempat tak mau keluar.

Setelah melihat kakaknya, barulah Iyan berani keluar dari ruangan dan langsung memeluk Sari.

"Sebelum ketemua saya, sekuritinya ngomong kalau Iyan enggak mau keluar, katanya 'Iyan takut, Iyan enggak mau kabur'. Jadi seolah- olah dia enggak mau keluar gitu," ujar Sari saat ditemui di Mapolres Jakarta Pusat, Senin (20/8/2018).

Begitu juga saat Sari membawa pulang Iyan mengendarai taksi online. Iyan takut dan enggan untuk masuk ke dalam mobil. Setelah dibujuk, akhirnya Iyan mau untuk masuk.

Tapi masih tampak keragu-raguan saat Iyan masuk ke dalam mobil.

Sari mengatakan, apa yang terjadi terhadap Iyan karena trauma diperlakukan tidak manusiawi yang diduga dilakukan petugas pengamanan dalam Lapangan Banteng serta sejumlah pihak lain yang ikut menganiaya Iyan.

Sari mengatakan, Iyan sempat bercerita bahwa dia dipukuli secara berulang-ulang di sebuah ruangan karena tidak mengaku mencuri uang.

Karena tidak mau mengaku, pukulan terus mendarat ke wajah dan seluruh tubuh Iyan. Seluruh tubuh Iyan juga disundut puntung rokok.

"Saya tanyakan Aa kenapa? Dia bilang 'Teh, Iyan dipukuli, sakit. Mereka kejam, Iyan ditendang. Iyan dituduh maling, Iyan disuruh ngaku, Iyan ditonjok. Iyan bilang bukan maling, Iyan diinjek'," ujar Sari. (Kompas.com/TribunJakarta)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved