Asian Games 2018
Raih Medali Emas, Ini Kisah Eko Yuli Irawan: Anak Tukang Becak yang Gemar Gembala Kambing
Raih medali emas siapa sangka dulunya kehidupa Eko Yuli Irawan begitu berat, terlahir dari keluarga kurang mampu hingga terpaksa jadi pengembala.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Erik Sinaga
Eko Yuli Irawan lahir di Metro, Lampung.
Sebelum berhasil menyabet medali emas di Asian Games 2018, Eko Yuli Irawan pernah juga mengharumkan nama Indonesia di Olimpiade Rio 2016.
Ia mempersembahkan medali perak untuk Merah Putih pada Olimpiade Rio 2016 dari nomor 62 kilogram putra kala itu.
Prestasi yang ditorehkan Eko Yuli Irawan sekaligus menciptakan rekor baru di ajang Olimpiade.
Eko Yuli Irawan menjadi atlet angkat besi satu-satunya yang mampu meraih medali secara beruntun di tiga turnamen Olimpiade yang diikutinya.
• Eko Yuli Irawan Sumbang Emas Indonesia untuk Angkat Besi Putra 62 Kilogram
Dikutip TribunJakarta.com dari Tribunnews.com Eko Yuli Irawan berasal dari keluarga kurang mampu.
Ayahnya bernama Saman, yang dulu sehari-hari bekerja sebagai pengayuh becak.
Sedangkan ibunya, Wastiah, adalah seorang penjual sayur.
Ketika masih duduk di bangku SD, sepulang sekolah Eko Yuli Irawan biasa menghabiskan waktu seperti umumnya anak-anak dan remaja di pedesaan dengan menggembalakan ternak kambing di sawah atau di lapangan.
Takdir Eko Yuli Irawan menjadi atlet angkat besi (lifter) berawal saat ia menyaksikan sekelompok orang berlatih angkat besi di sebuah klub di daerahnya.
• Indonesia Kembali Tambah Medali Emas dari Cabor Angkat Besi
Di sela-sela aktivitasnya menggembalakan kambing, lama kelamaan pria kelahiran 24 Juli 1989 ini pun tertarik menjajal barbel.
Pelatih klub akhirnya mengajak Eko Yuli Irawan ikut berlatih.
Namun, siapa sangka Eko Yuli Irawan sebetulnya punya cita-cita menjadi pesepakbola, bukan atlet yang bermain dengan modal otot.
Namun, Eko Yuli Irawan urung bergabung ke sebuah sekolah sepak bola (SSB) karena terbentur biaya pendaftaran.
"SPP (sumbangan pembinaan pendidikan) sekolah saja sering menunggak lama. Kok ini malah ingin ikut SSB yang harus membayar," kata Eko Yuli Irawan beberapa waktu silam.