Jokowi Tak Tetapkan Gempa Lombok Bencana Nasional, Ratna Sarumpaet: Pakai Akal Dong
Ratna Sarumpaet menuturkan perlu ujian kemanusian sebelum seseorang menjadi Presiden Republik Indonesia.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Y Gustaman
Kebijakan yang sama pernah dilaksanakan saat gempa bumi mengguncang Pidie, Aceh.
Ratna Sarumpaet mengatakan, kebijakan dengan tak menetapkan gempa bumi Lombok sebagai bencana nasional mencerminkan tak adanya rasa kemanusiaan pemerintah.
"Ada hajatan besar di Jakarta, Asian Games, itu penting buatku. Tapi ada bencana di sana. Dua-duanya sama penting tapi jangan sampai pemerintah keluar dari Istana rugi apabila menetapkan bencana nasional. Negara apa ini?" tegasnya.
"Pakai akal dong. Mungkin harus ada ujian kemanusiaan dulu sebelum menjadi presiden. Kalau enggak mengerti arti kemanusiaan, jangan jadi presiden," sambungnya.
Ratna mengatakan, hal itu sama terjadi ketika ada peristiwa Danau Toba.
"Turis tuh enggak datang untuk tahu cerita masa lalu, yang penting pemandangan Toba bagus. 164 jenazah ditinggalkan di dasar hanya dalam 2 minggu, ada Bupati yang berdebat dengan saya di sebuah pertemuan 'Marilah Bu Ratna kita bersyukur dengan kebaikan pemerintah', saya sampai marah dengan dia," paparnya.
"Yang saya mau katakan ada yang salah dan elu enggak liat, enggak berhak lo disini," sambung Ratna.
Tak hanya itu, Ratna Sarumpaet menyatakan, dirinya membuat penelitian soal pemuka agama yang secara beruntun dikatakan dianiaya.
• Sederet Ucapan Selamat Idul Adha Cocok Dibagikan untuk Keluarga dan Kerabat
• Banyak Sindiran Aksi Naik Moge Pakai Stuntman, Wishnutama Ungkap Sosok Jokowi Sebenarnya
"Kepolisian mengatakan, seluruhnya hoaks padahal yang meninggal ada satu orang di Bandung. Yang benar cuma tiga," imbuhnya.
Hingga kemudian, Ratna Sarumpaet menegaskan, membuat Bandung Informal Meeting dan mengirim investigator ke seluruh Jawa.
"Jadi kalau kamu mau tau laporannya apa, datang ke rumah saya di Kampung Melayu," bebernya.
"Bangsa ini jelas mau ambruk. Yang rugi itu siapa?" lanjutnya.
Ratna menuturkan, ia telah mengkritik berbagai penguasa di Indonesia dan tak akan berhenti untuk mengkritisi pemerintah.
Simak Videonya: