30 Murid SD Taruna Bangsa Keracunan Usai Minum Susu, PT Sanghiang Perkasa Berikan Tanggapan
Pihak produsen susu sebelumnya sudah berhubungan dengan pihak sekolah untuk datang dan membagikan susu sample itu.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - PT Sanghiang Perkasa menyampaikan tanggapan dan permintaan maaf atas peristiwa keracunan susu kemasan yang dialami 30 pelajar SD Taruna Bangsa Ciputat.
Peristiwa itu terjadi pada tanggal 30 Agustus 2018.
"Kami sebagai bagian dari stake holder merasa prihatin terhadap peristiwa yang menimpa siswa SD Taruna Bangsa dan akan terus berkoordinasi dengan pihak yang berwenang untuk mencari penyebab terjadinya peristiwa tersebut," kata Head of Corporate Quality Assurance Andy Chendra dalam keterangan tertulis yang diterima TribunJakarta.com, Jumat (31/8/2018).
PT Sanghiang Perkasa, kata Andi, berkomitmen untuk menjaga kualitas produknya.
PT Sanghiang juga telah menerapkan sistem pengendalian mutu dan keamanan pangan yang sesuai dengan persyaratan regulasi nasional dan internasional, serta telah tersertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 dan sistem Manajemen keamanan pangan FSSC 22000:2013 untuk proses produksi dan distribusi setiap produk yang dihasilkan.
"Sehingga produk yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat," kata Andy.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 30 murid sekolah dasar (SD) Taruna Bangsa di Jalan Kayu Manis, Serua, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), keracunan susu yang telah melewati batas kedaluarsa atau expired.
Berdasarkan keterangan Sulistyaningsih, Wakil Kepala Sekolah SD tersebut, kejadian bermula sekira pukul 10.00 WIB, Kamis (30/8/2018).
Pihak produsen susu sebelumnya sudah berhubungan dengan pihak sekolah untuk datang dan membagikan susu sample itu.
Sekira 120 siswa dari mulai kelas I - VI, meminum susu yang diberikan, setelah dibariskan di lapangan.
Pihak produsen memimpin pemberian susu yang bertuliskan 'Morinaga' 'Chil.go' itu. Namun setelah lima menit kemudian, puluhan siswa alami mual dan muntah-muntah.
"Setelah minum, lima menit kemudian mual-mual, muntah," ujar Sulistyaningsih saat masih berada di sekolah.
Dari 120 siswa, 30 siswa yang alami mual dan muntah. Pihak sekolah langsung menghubungi Puskesmas setempat meminta bantuan medis.
"Kebanyakan anak kelas IV, V, VI," ujarnya.
Sejumlah petugas medis Puskesmas Gintung pun mendatangi sekolah beberapa saat kemudian, dan langsung melakukan penanganan medis.
Setelah diperiksa pihak sekolah, beberapa botol susu tertulis tanggal kadaluarsa pada 26 Agustus 2018, alias sudah kadaluarsa.
Namun beberapa botol lain, ada juga yang tertulis tanggal kadaluarsa pada 26 September 2018.
• Berpelukan dengan Jokowi, Prabowo Subianto Bongkar Hanifan Bisikan Hal Ini Sambil Menangis
• Resmi Melamar Kekasihnya Secara Live di TV, Kini Pesilat Hanifan Lakukan Tindakan Romantis Ini
• Diawali Olahraga Bersama, Ini Sederet Agenda Kerja Wali Kota Jaktim Hari Ini
Sulistyaningsih mengaku sebelum susu dibagikan, pihak sekolah sudah memeriksa beberapa susu yang diberikan. Namun pemeriksaan tidak dilakukan ke semua botol susu.
Pihak sekolah pun mengadukan kejadian itu ke Polsek setempat untuk proses hukum lebih lanjut.