Suka Memaksa Penumpang, Pengamen dan Preman Diamankan di Terminal Bus Tanjung Priok
Mereka diamankan lantaran kerap membuat resah penumpang angkutan umum dan bus yang sedang berada di terminal itu.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Empat pria yang terdiri dari dua pengamen dan dua preman terjaring operasi Satpol PP Jakarta Utara, Rabu (12/9/2018), di Terminal Bus Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Mereka diamankan lantaran kerap membuat resah penumpang angkutan umum dan bus yang sedang berada di terminal itu.
Kepala Seksie Penyidikan Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan Penindakan Satpol PP Jakarta Utara, Budi Salamun mengatakan, operasi kali ini menindaklanjuti banyaknya keluhan masyarakat yang resah dengan keberadaan pengamen dan preman di terminal itu.
"Mereka ini suka membahayakan, biasanya mintanya suka memaksa," kata Budi kepada TribunJakarta.com.
Menurut Budi, empat pria yang ditangkap tersebut tak hanya beroperasi di Jakarta Utara.
"Mereka ini pindah-pindah di dalam bus," imbuh Budi.
Budi menjelaskan, operasi hari ini melibatkan petugas Satpol PP dan petugas Dinas Sosial.
Setelah ditangkap, empat pria tersebut digiring ke kantor Sudin Sosial Jakarta Utara untuk ditindaklanjuti.
Budi menambahkan, operasi semacam ini telah dilakukan secara rutin.
Karenanya, Budi menilai jumlah preman, pengamen, atau penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya yang kerap meresahkan warga sudah berkurang jauh jika dibanding dulu.
Apalagi, personel Satpol PP setiap hari dikerahkan untuk berjaga di titik-titik rawan di Jakarta Utara.
"Ya karena kita sering operasi, mungkin hanya tinggal itu saja. Kita sering operasi dan kita juga taruh personil di titik-titik rawan seperti dari mulai Perempatan Coca Cola, Mambo, Terminal Tanjung Priok, Semper Simpang Lima. Kita taroh personel sengaja di situ untuk menciptakan rasa aman," beber Budi.
"Kita lakukan terus. Malam pun kita melaksanakan, ada giat PRWA (Program Ramah Wanita dan Anak), dari jam 9 sampe 12 malam di setiap kecamatan, kelurahan itu kita muter tuh," tandasnya.