Deretan Fakta Aksi Preman Peras Pemborong di Bekasi, Minta Rp 5 Juta Kabur Saat Polisi Ditelepon

Mereka meminta uang dengan alasan yang tidak jelas dan mengancam mengobrak-abrik ruko bila tidak diberikan uang sebesar Rp 5 juta.

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Widie Henaldi
TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar
Lokasi ruko yang didatangi empat pria mengaku dari perwakilan ormas dan meminta uang sebesar Rp 5 juta kepada pemborong ruko, di Jalan Taman Galaxy Raya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi. 

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Pemborong renovasi salah satu ruko di Jalan Taman Galaxy Raya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi menjadi korban pungutan liar (pungli).

Pungli dilakukan empat pria yang mengaku anggota ormas.

Mereka meminta uang dengan alasan yang tidak jelas dan mengancam mengobrak-abrik ruko bila tidak diberikan uang sebesar Rp 5 juta.

TribunJakarta.com merangkum sejumlah fakta yang dihimpun di lapangan.

1. Minta Uang Rp 5 Juta

Pada Selasa, (11/9/2018), empat orang mengaku dari ormas datang, meminta uang sebesar Rp 5 juta, namun sang pemborong tidak mengabulkan permintaan tersebut.

"Mereka minta Rp 5 juta buat lima ormas katanya, saya minta ke atasan saya, lalu atasan saya bilang dia tidak sanggup memberikan uang sebesar itu, akhirnya diberikan Rp 500 ribu," kata
Lukman Hakim, karyawan yang bekerja dengan pemborong, Jumat (14/9/2018).

Lukman menambahkan, atasannya sempat meminta keterangan tertulis terkait pungutan uang Rp 5 juta tersebut.

Namun salah satu dari mereka merasa kesal dan sempat menendang kaleng cat.

2. Ancam obrak-abrik Ruko

Mereka mengancam akan mengobrak-abrik ruko yang tengah direnovasi jika uang yang diminta tidak dipenuhi.

Lalu hari ini, Jumat (14/9), empat orang yang mengaku dari ormas itu datang kembali ke ruko tersebut untuk menagih uang sisa yang diminta.

"Tadi datang lagi mereka berempat juga orangnya sama, atasan saya enggak mau kasi uang lagi karena kemarin sudah dikasi Rp 500 ribu, tapi mereka tetep minta Rp 4,5 juta lagi," kata Lukman

Sempat terjadi adu mulut antara pemborong dan empat orang yang mengaku perwakilan dari ormas tersebut.

Bahkan aksi mereka sempat terekam CCTV ruko.

"Atasan saya sempat rekam empat orang itukan, malah tadi sempet mau direbut ponsel atasan saya, akhirnya mereka kabur, karena merasa cape sendiri ngeladeninnya," kata Lukman.

Pemborong renovasi ruko dikabarkan telah melaporkan kejadian tersebut.

Selain khawatir direkam, kata Lukman, keempat pria yang mengaku dari perwakilan ormas itu kabur setelah pemborong menelepon polisi.

"Tadi sempet atasan saya telepon polisi, mereka juga langsung kabur setelah tahu atasan saya telepon Polisi," katanya.

Sementara itu, pihak kepolisian dari Polres Metro Bekasi Kota sejuah ini belum bisa dikonfirmasi perihal peristiwa empat orang yang mengaku perwakilan ormas dan meminta sejumlah uang kepada pemborong renovasi ruko.

3. Preman Cari-cari Kesalahan

Aksi premanisme berkedok organisasi masyarakat menyasar ruko di kompleks Galaxy, Jalan Taman Galaxy Raya, Bekasi Selatan.

Salah satu pemilik ruko yang tengah direnovasi kedatangan empat pria mengaku perwakilan ormas.

Mereka meminta uang Rp 5 juta. Ketika permintaan tersebut tidak dikabulkan, empat orang yang mengaku dari ormas itu datang kembali dan mengancam merusaknya.

Lukman Hakim, karyawan yang bekerja dengan pemborong renovasi ruko tersebut mengaku, keempat pria yang meminta uang itu berdalih aktivitas renovasi tidak sesuai dengan aturan mereka.

"Mengaku dari ormas dan minta uang katanya. Kita banyak kesalahan ngebangun di daerah mereka dan tidak mengikuti aturan mereka. Mereka punya peraturan terus yang tidak diterapin sama kita," kata Lukman kepada wartawan pada Jumat (14/9/2018).

Dia menambahkan, gerombolan preman berkedok ormas itu sempat mencari-cari kesalahan terkait renovasi di ruko tersebut.

"Kayak puing di depan bekas puing kita, kata dia ngalangin gitu. Padahal puing itu ada di depan ruko kita, terus katanya kita enggak pasang spanduk pemberitahuan. Intinya orang-orang itu minta uang, entah uang keamanan entah apa," jelas Lukman.

Tak hanya itu, ketika sang pemimpin proyek renovasi tidak memberikan uang yang diminta, mereka sempat mengancam hingga menendang kaleng cat.

"Kebetulan tukang bangunan lagi ngecat di depan jadi catnya tumpah kemana-mana," ungkap Lukman.

Empat orang pria yang mengaku perwakilan ormas itu datang ke ruko pada Selasa (11/9) dan Jumat (14/9).

Pada hari pertama mereka datang, pimpinan pemborong renovasi ruko sempat memberikan uang Rp 500 ribu.

Tenyata uang itu tidak cukup, mereka kembali lagi untuk kedua kalinya untuk meminta jatah uang sisa Rp 4,5 juta dari total Rp 5 juta yang diminta.

"Enggak dikasih sama atasan saya, sempet cekcok tapi mereka akhirnya kabur setelah atasan saya merekam mereka sama sebelumnya telah telepon polisi," jelas dia .

4. Kesaksian Pemilik Distro

Preman berkedok ormas yang menarik pungutan liar telah meresahkan pelaku usaha di kawasan ruko kompleks Galaxy, Jalan Taman Galaxy Raya, Kota Bekasi.

Rian Iskandar, pemilik distro pakaian di kawasan tersebut mengaku resah dengan kehadiran oknum preman mengaku perwakilan ormas.

"Setiap ada pembangunan (pekerjaan konstruksi) mereka pasti ada saja dan pasti mereka mengaku dari ormas. Itu yang bikin kita kurang senang," ungkap Rian saat dijumpai wartawan pada Jumat (14/9/2018).

Alasan mereka meminta jatah uang karena mereka pemilik wilayah. Sehingga setiap pelaku dipaksa membayar.

"Alasanya mereka minta uang jatah karena ini daerah mereka, kalian bisnis di sini dan harus bayar ke mereka. Ini kaya zaman upeti," ucap Rian.

Lebih menjengkelkan lagi, oknum preman itu mematok harga yang harus dibayar, jumlahnya pun tidak kecil, tapi sampai jutaan rupiah.

Coach Teco Konfirmasi Rohit Chand Segera Gabung Latihan Persija Jakarta

Media Asing Sebut Konspirasi Uang di Era SBY, Demokrat Bakal Gugat, AHY: Politik Fitnah Tak Berujung

Ditembak Suami di Tanjung Priok, Begini Kondisi Yunita Usai Dirawat di RSUD Koja

"Mereka bahkan mengintimidasi. Tukang-tukang kita yang lagi kerja disetop dan terakhir tadi di sini kaleng cat ditendang, ditumpahin," jelas dia.

Dia berharap polisi menindak tegas pungli yang dilancarkan para preman kepada para pelaku usaha di komplek Galaxy. Keberadaan mereka hanya meresahkan.

"Secepatnya harus ditindak oleh kepolisian karena ini udah meresahkan masyarakat khusunya buat kita yang usah," pinta Rian. (TribunJakarta.com)

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved