TERPOPULER: Maia Disebut Mirip Meriam Bellina Hingga Penjelasan UAS Soal Hukum Suntik Rubella
Berita terpopuler di TribunJakarta.com Kemarin, Sabtu (15/9/2018) Maia Estianty Disebut Mirip Meriam Bellina Hingga Penjelasan UAS.
TRIBUNJAKARTA.COM - Artis Maia Estianty tampak mengunggah foto jaman dahulu ketika ia berusia 18 tahun.
Maia yang lahir di Surabaya, 27 Januari 1976 kini dikenal berparas cantik meski tak muda lagi.
Tak hanya itu, mantan istri Ahmad Dhani ini juga memiliki karier gemilang hingga kini.
Maia Estianty kini kerap menjadi juru di ajang pencarian bakat dan bintang iklan.
Dalam foto yang diunggah pada Sabtu (15/9/2018), tampak Maia Estianty saat masih muda dan berambut pendek.
Ia dipotret dengan membawa barbel atau dumbell plastik, mengenakan busana hitam dan bando.
Dalam captionnya, Maia mengatakan, foto tersebut diambil saat di tahun 1994.
Maia mengungkapkan lupa pastinya foto tersebut diambil apakah saat kelas 3 SMA atau sudah masuk kuliah di Universitas Indonesia.
Meski demikian, Maia mengatakan ucapan terima kasih kepada @happymemories85 udah mentag foto tersebut.
"Tahun 94, antara SMA kelas 3 atau baru masuk kuliah di UI, lupa tepatnya kapan...
Terimakasih @happymemories85 udah nge tag foto ini," tulisnya dalam caption.
Kontan, unggahannya itu dikomentari warganet.
Banyak yang memuji kecantikan artis satu ini.
Tak sedikit pula yang menyebut Maia Estianty mirip aktris tahun 1980-an, Meriam Berlina.
@fellyshelly: Kirain meriam belina bund
@vareshya: Kirip mariam belina
@chycho9953: Meriam belina
@danistaire: Perasaan mirip @bellinamer gak sih?
Sebelumnya, Maia Estianty sempat membagikan resep bahagianya kepada publik.
Ia membagikan hal tersebut melalui laman Instgaramnya pada Selasa (31/7/2018).
"Untuk bisa menciptakan bahagia, kita dapat memulai dengan berhenti memaksa semua orang untuk menyukai kita," tulis Maia Estianty dalam keterangan foto saat ia berada di Jepang.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa kritik dari orang lain akan terus menghampiri.
Maka dari itu ia menyarankan untuk melepaskan orang-orang yang kerap menyakiti.
"Omongan dan tuntutan orang nggak akan pernah ada habisnya. Lepaskan mereka yg menyakiti, dan fokus thd mereka yg terbukti tulus menyayangimu," jelas Maia Estianty.
Iapun meminta warganet mencamkan lagu miliknya jika ada orang yang datang untuk mengusik.
"Yang dengki atau iri kepadamu, camkan seperti lagu saya “EMANG GUA PIKIRIN” (emoji tertawa). Jangan lupa tetap bersyukur," tutup Maia Estianty.
Fahri Hamzah Beri Peringatan ke Romahurmuziy
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan, M Romahurmuziy mengklaim 18 gubernur telah menyatakan dukungan kepada Joko Widodo di Pilpres 2019.
Tak hanya itu Romahurmuziy juga memberikan sindiran.
Romahurmuziy memandang dukungan 18 gubernur itu akan menambah perolehan suara untuk pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Bukan cuma itu Romahurmuziy percaya suara yang diperoleh Jokowi akan jauh lebih tinggi dari Pilpres 2014 silam.
"Sudah 18 Gubernur mendukung #Jokowi2Periode ... sementara di sebelah belum satupun. Insya Allah ini akan menambah signifikan kemenangan pak @jokowi dibandingkan 2014 lalu," tulis Romahurmuziy pada Jumat (14/9/2018).
Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah lantas menanggapi pernyataan penuh percaya diri Romahurmuziy.
Fahri Hamzah memberikan peringatan kepada Romahurmuziy atau yang kerap disapa Romi itu.
Ia mengatakan rakyat bisa marah apabila gubernur di wilayah mereka menyelewangkan suara.
Hal tersebut disampaikan Fahri Hamzah melalui media sosial Twitter, pada Sabtu (15/8/2018).
Pasalnya menurut Fahri Hamzah demokrasi adalah retail.
"waspada bro, demokrasi itu Retail...." tulis Fahri Hamzah.
Peringatan yang diberikan Fahri Hamzah itu dicuit sekitar satu jam yang lalu.
Dikutip TribunJakarta.com dari berbagai sumber, 18 gubernur yang diklaim Romahurmuziy mendukung Jokowi di Pilpres 2019 tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, Gubernur Riau Asyadjuliandi, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji, Gubernur Kalimatan Tengah Sugianto Sabran.
Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Bali I Wayan Koster, Gubernur NTT Viktor Laiskodat.
Gubernur NTB TGB, Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba, Gubernur Papua Lukas Enembe, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan.
Penjelasan Ustaz Abdul Somad soal Hukum Suntik Rubella
Ustaz Abdul somad menerangkan soal hukum suntik vaksin imunisasi measleass dan rubella (MR).
Ustaz Abdul Somad mendapat pertanyaan soal hukum suntik vaksin rubella yang belum mendapat sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI)
"bagaimana hukum suntik rubela yang belum mendapat sertifikasi halal MUI ?" begitu bunyi pertanyaan yang diajukan pada Ustaz Abdul Somad di akun Youtube Dakwah Islam.
"sampai sekarang majelis ulama Indonesia tidak mengeluarkan sertifikat halal, itu yang disampaikan Sekejen MUI KH Tengku Zulkarnain," kata Ustaz Abdul Somad atau akrab disapa UAS.
Maka, lanjut Ustaz Abdul Somad, bila ada yang memakainya menggunakan karena kondisi darurat.
"oleh karena itu kalau ada yang memakai itu alasannya darurat, karena bila tidak disuntik anaknya sakit cacat, mati," tambah UAS.
UAS atau Ustaz Abdul Somad mengibaratkan ada dua pilihan yang mesti dipilih dalam kondisi mendesak.
Mati atau makan babi ?
"kita kalau dipilih mati atau makan babi ? makan babi. tak boleh pilih mati. kalau masuk hutan, pilihan cuma dua tak boleh, terus dimakan babi, ambil kecap terus dia colek-colek itu babi," terang UAS.
"jadi kalau bapak ibui anak takut cacat dipilihnya hukum darurat itu," lanjutnya.
Setelah menerangkan hukum dari suntik rubella, Ustaz Abdul Somad membagikan pengalamannya sejak kecil yang ternyata tak pernah diimunisasi.
"Ustaz Somad ? saya tanya emak saya, saya ini orang kampung. mak waktu kecil aku ada disuntik ? ndak, kau dari kecil tak pernah disuntik,. asal dokter datang kularikan kau ke hutan. sampai sekarang saya hidup, tak ada sakit," cerita Ustaz Abdul Somad.
Rupanya pengalaman sejak kecil Ustaz Abdul Somad yang tak pernah disuntik terus berlanjut hingga di usianya sekarang.
Ustaz Abdul Somad bahkan menceritakan saat dirinya mendapat tawaran untuk pergi menunaikan ibadah umroh.
"pernah ada travel ngajak umroh, mau suntik. kalau kalian mau berangkat, berangkat, tapi saya tak mau disuntik. kalau ta dapat visa saya tak berangkat, tapi sampai hari H mereka dapat visa, saya berangkat," katanya.
SIMAK VIDEONYA:
Diketahui bersama bahwa hingga kini MUI belum mengeluarkan sertifikasi halal untuk vaksin rubella.
Melansir Kompas.com, Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas mengatakan belum ada permintaan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk melakukan uji halal vaksin imunisasi MR ke Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika MUI. (LPPOM).
"Semestinya jauh-jauh hari ada pengajuan surat pada MUI terutama LPPOM untuk diperiksa vaksin ini tapi suratnya enggak pernah masuk. Bagaimana menindaklanjuti?" ujarnya di Kantor MUI, Jakarta, Senin (6/8/2017).
Akibat belum adanya pengajuan, MUI mengatakan vaksin imunisasi MR belum bisa dipastikan halal.
Oleh karena itu, MUI mendorong agar Kemenkes segara melayangkan surat permintaan pengkajian.
MUI, kata Anwar, sudah menyurati Kemenkes.
Surat itu ditindaklanjuti oleh Menkes yang datang ke kantor MUI.
Kedua belah pihak sepakat agar vaksin imunisasi MR diteliti dan diperiksa.
Namun, hingga Senin (6/8/2018), MUI mengaku belum mendapatkan surat permintaan pengkajian dari Kemenkes.
"MUI nunggu. Kalau masuk hari ini, kami selesaikan secepatnya. Tetapi mana suratnya?" kata dia. (TribunJakarta.com/TribunBogor)