Lulusan Prodi Magister Manajemen Keuangan Mikro Terpadu Siap Berdayakan Masyarakat Kecil
Arief mengatakan, Prodi Magister Manajemen Keuangan Mikro Terpadu ini yang pertama di Indonesia dan baru ada di Unpad
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Universitas Padjajaran telah memiliki program studi baru yaitu Program Magister Manajemen Keuangan Mikro Terpadu.
Dibuka sejak empat tahun lalu, Prodi ini telah menciptakan sekitar 35 orang lulusan terbaik yang memiliki Gelar Master (MM.IMM) dari Unpad serta dilengkapi sertifikat internasional IMM dari Universitas Leiden, Belanda.
Ketua Prodi Magister Manajemen Keuangan Mikro Terpadu, Arief Helmi mengatakan bahwa dibukanya Prodi Magister Manajemen Keuangan Mikro Terpadu ini sesuai dengan concern Universitas Padjajaran terhadap pengembangan usaha kecil sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini dilakukan melalui institusi keuangan mikro.
Dijelaskan, keuangan mikro memberikan akses UMKM terhadap permodalan. Prodi ini dirintis melalui relasi Unpad dengan Universitas Leiden Belanda.
"Mereka memiliki perhatian terhadap pembangunan masyarakat di negara berkembang, salah satunya Indonesia,” kata Arief Helmi ketika dihubungi wartawan, Selasa (18/9/2018).
Dalam hal ini, Universitas Leiden memiliki lembaga research. Ilmu yang mereka berikan dalam Prodi ini yaitu ilmu antropologi, sosiologi, dan ekonomi, untuk dapat mengembangkan masyarakat menjadi sejahtera dan bebas dari kemiskinan.
• Angkatan Laut Jepang Pererat Hubungan Navy to Navy Bersama TNI AL
“Sebenarnya kalau di Bandung dimasukkan ke Fakultas Ekonomi, tapi dari Leidennya masuknya ke Antropoligi. Kemudian, kalau di Ekonomi lebih pada pembiayaannya yaitu tentang permodalan, di Antropologi itu lebih pada kemampuan masyarakat sendiri atau pemberdayaan masarakat dengan cara mereka masing-masing untuk dapat menghimpun kekuatan ekonomi,” kata Arief.
Arief mengatakan, Prodi Magister Manajemen Keuangan Mikro Terpadu ini yang pertama di Indonesia dan baru ada di Unpad.
Saat ini, mereka yang telah lulus sudah bekerja di bidang Perbankan dan juga Pemerintahan.
“Kalau lulusan yang bekerja di Pemda ada dari pemda Jabar, Riau, bahkan Papua. Pemda mempunyai tugas menggerakan masyarakat jadi diharapkan membekali pegawai dinas pengembangan masyarakat di wilayah masing-masing secara lebih terarah,” kata Arief.
Diakui bahwa Prodi ini memang belum popular. Namun, beberapa pendapat dari Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia menyatakan bahwa Prodi ini sangat unik dan relevan dengan kebutuhan.
Perbankan dalam menyampaikan kredit kepada UMKM seperti KUR memerlukan personel yang memahami UMKM. Selain itu, kader-kader penggerak pembangunan masyarakat akan lebih memiliki bekal dengan berkuliah di prodi ini.
“Jadi mereka sudah ada ilmunya jika ingin memberikan kontribusi ke masyarakat. Harapannya program ini lebih dikenal dan mungkin bisa menjadi salah satu pilihan bagi fresh graduate yang punya passion terhadap kesejahteraan sosial atau mungkin di Pemda atau Kementerian atau juga di Perbankan,” kata Arief.
