Bahas Politik Uang, Mahfud MD Ungkit Masa Lalunya saat Nyaleg Hingga Kedekatannya dengan Gus Dur
Mahfud MD bicara soal politik uang. Ia bercerita soal pengalamannya saat maju menjadi caleg tahun 2004.
Penulis: Mohamad Afkar Sarvika | Editor: Muhammad Zulfikar
Bahkan transport dan penginapan jg ditanggung.
Mungkin, krn saat itu sy temannya Gus Dur," tulis Mahfud MD di akun Twitternya.

Tak berhenti di situ, tanggapan Mahfud MD itu pun dibalas akun Twitter @nandisyukri.
Akun tersebut seolah ingin menegaskan bahwa Mahfud MD tak mengeluarkan uang saat menjadi caleg.
• CPNS 2018 Besok Dibuka: Begini Cara Selfie, Alur Pendaftaran dan Waktu yang Pas Akses sscn.bkn.go.id
"Berarti caleg2 daerah itu keluar uang, pak Prof tdk keluar uang, tapi uang tetap dikeluarkan. Prof Mahfud jadi anggota legislatif sebagian karena di"traktir" oleh tandemnya," begitu cuit akun @nandisyukri.
Mahfud MD kembali memberikan penjelasan dengan membalas cuitan tersebut.
Menurut Mahfud MD, caleg yang menjadi tandem hanya sekedar mengeluarkan biaya politik atau political cost.
Namun, kata Mahfud, bukan berarti political cost itu politik uang atau money politik.
Dijelaskannya bahwa, money politik berarti memberikan suap kepada para pemilih.

"Ho’oh. Tp caleg2 tandem itu kan mengeluarkan political cost (biaya politik) sj, bkn money politic ( politik uang).
Kalau money politic biasanya berupa uang suap kpd para pemilih dan petugas2 pemilu.
Kalau biaya politik kan biasa utk membuat panggung, pengeras suara, umbul2, dsb," cuit Mahfud MD membalas cuitan akun @nandisyukri.
Tanggapi fenomena PNS jadi pengurus parpol
Mahfud MD mengomentari fenomena Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang menjadi pengurus partai politik.
Mahfud MD mengaku salut dengan tindakan Dahnil Simanjutak yang memutuskan mundur sebagai PNS.