Pilpres 2019

Tentang Gus Dur dengan Jokowi, Yenny Wahid: Dua duanya Berpikir Sederhana Namun Kaya dalam Karya

Yenny kemudian menyebutkan ciri ciri pemimpin yang diharapkan pihaknya untuk memimpin Indonesia.

Editor: Muhammad Zulfikar
BBC/TribunJateng.com
Yenny Wahid dan lukisan Gus Dur 

TRIBUNJAKARTA,COM, JAKARTA - Keluarga Abdurrahman Wahid atau karib disapa Gus Dur yang diwakili Yenny Wahid akhirnya menyatakan sikap resmi memberikan dukungan kepada pasangan calon nomor 1 Joko Widodo Maruf Amin di Pilpres 2019.

Sebelum menyatakan sikap, Yenny sempat bercerita tentang perjuangan ayah dan ibunya yang sempat berjualan es lilin.

"Ayah saya Gus Dur hidup tidak bergelimang harta. Beliau bahkan sempat membantu ibunya dengan naik turun truk pengangkut beras, diteruskan hingga dewasa sampai akhirnya bertemu dengan gadis Sinta (Sinta Nuriyah)," ujar Yenny.

"Mereka meniti kehidupan apa adanya, penuh perjuangan, berjualan es lilin pun pernah dilakoni, hidup kami tanpa kemewahan namun sarat penghargaan diri. Bapak selalu menempa kami dengan semangat membumi yang diwujudkan dalam hasrat mengabdi," tambah Yenny.

Yenny kemudian membagikan kisah masa kecilnya sewaktu berangkat sekolah dari kawasan terpencil di Ciganjur, Jakarta Selatan menuju kampusnya di Grogol, Jakarta Barat menggunakan bus.

"Bahkan saya harus menenteng sepatu saya di dalam plastik karena jalan berlumpur," lanjutnya.

Berdasarkan cerita kesederhanaan keluarganya tersebut, Yenny kemudian menyebutkan ciri ciri pemimpin yang diharapkan pihaknya untuk memimpin Indonesia.

"Gus Dur adalah sosok yang mampu memimpin bangsa ini, mampu mencukup hak dasar semua masyarakat Indonesia tanpa membeda bedakan agama, keyakinan, warna kulit, ras, gender maupun status sosial masyarakat yang dipimpinnya," tegas Yenny.

Maruf Amin Terus Mengucap Syukur dan Tebar Senyum saat Dapat Dukungan Gusdurian

Alex Noerdin Diperiksa Selama 6 Jam oleh Penyidik Kejagung, Dicecar 50 Pertanyaan

Dukungan Gusdurian di Pilpres 2019 Ditentukan Berdasarkan Nomor Urut, Bukan Nama Paslon

"Karena bangsa ini sedang susah kami merindukan pemimpin yang mau mendengarkan hati nurani rakyat, tidak berjarak dengan masyrakat, tidak canggung memeluk warga dan bersama mereka berbaur serta bebagi aroma keringat," ujar Yenny.

Sebelum menyatakan akan mendukung siapa di Pilpres 2019, Yenny juga menegaskan Indonesia membutuhkan sosok pemimpin seperti Gus Dur yang mampu mencukupi kebutuhan masyarakat yang selama ini tidak disapa, menghadirkan layakan pendidikan, dan kesehatan serta konektivitas bagi mereka yang tak pernah terjamah. Yenny juga menyamakan sosok Gus Dur dan Jokowi.

"Dua duanya berpikir sederhana namun kaya dalam karya, dengan mengucap Bismillahirahmannirahim kami mendukung pasangan nomor 1 (Jokowi Ma'ruf Amin) untuk kembali memimpin Indonesia," pungkasnya.

Pernyataan sikap tersebut dihadiri oleh 9 organisasi pembentuk Konsorsium Kader Gus Dur yaitu Barikade Gus Dur (Barisan Kader Gus Dur), Gatara (Gerakan Kebangkitan Nusantara), Forum Kiai Kampung Nusantara (FKKNU), Garis Politik Al Mawardi (GP Al Mawardi), Komunitas Santri Pojokan (KSP), Jaringan Perempuan NKRI (JPN), Millenial Political Movement, Forum Profesional Peduli Bangsa, dan Satuan Mahasiswa Nusantara.

Sementara itu Istri mendiang Presiden ke 4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid mengaku akan bersikap netral di Pilpres 2019 mendatang.

Sinta Nuriyah pernah menerima capres Joko Widodo dan capres Prabowo Subianto serta cawapres Sandiaga Salahuddin Uno di rumahnya beberapa waktu lalu.

"Saya sudah menyatakan bahwa saya akan berikhtiar. Ibu saya akan netral di tengah, karena beliau adalah ibu bangsa. Beliau akan mengayomi semuanya. Walaupun terhadap pilihan politik putrinya pun, beliau akan tetap bersikap netral," jelas Yenny.

Yenny menegaskan kendati ibunya memilih netral, dia sendiri mempunyai pilihan ke kubu siapa akan merapat. Pilihan ini disebutnya bagian dari ikhtiar dalam menyalurkan aspirasi politik para kader Gusdurian.

Yenny akan mengumumkan pilihan politiknya apakah merapat ke kubu Prabowo Sandi atau Jokowi Ma'ruf dalam dua hari ke depan. Sikap politik ini, kata Yenny, merupakan sikap pribadi dan bukan mewakili Gusdurian.

"Ini sikap saya. Sikap saya pribadi. Kalau ada yang mau ikut dari jaringan kader Gus Dur, monggo. Kalau enggak mau ikut ya enggak apa apa," jelasnya.

Sinta juga berpesan agar Pilpres 2019 dijadikan ajang untuk mempererat tali persaudaraan antara anak bangsa dan bukan dijadikan ajang saling menghujat fitnah, dan melontarkan kata kata kebencian.

"Karena itu pesta rakyat itu harus kita lakukan secara santun damai secara adil jujur dan dilakukan secara kesatria. Itu yang saya harapkan, karena ini demi keutuhan bangsa dan negara RI. Itu pesan politik saya," kata Sinta.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved