Jadi Korban KDRT, Wanita Pengemudi Ojol Kasih Pesan Begini: Ingat Tuhan dan Senyum Anak-anak

Wa Ode Siti Zuhroh Badiah (32) membawa dua anaknya saat menjadi pengemudi ojol yang viral. Ia korban KDRT dan kasih pesan begini kepada para perempuan

Penulis: Bima Putra | Editor: Y Gustaman
TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA
Wa Ode Siti Zuhroh Badiah dan dua anaknya saat berada di rumah, Limo, Depok, (28/9/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, LIMO - Perjuangan Wa Ode Siti Zuhroh Badiah (32) membawa dua anaknya saat mengojek viral. Ia pun berbagi pesan kepada para perempuan korban KDRT.

Pesan itu tak lepas dari pengalamannya hidup sebagi orangtua tunggal karena diawali sebagai korban KDRT. Ia sadar dan merasakan berat menjadi korban KDRT di lingkungan masyarakat patriarki yang memandang rendah perempuan.

Wa Ode sempat berniat bunuh diri karena tak kuasa menghidupi dua anaknya Azzhara Yuriko Akhmad (4) dan Keisha Zanneta Faiza (1).

"Pesan saya ingat sama Allah, ingat sama anak-anak, ingat sama senyum mereka. Biar mereka bahagia dan enggak kelaparan terus. Karena banyak orang yang sudah menghujat dan mencaci," pesan Wa Ode saat ditemui TribunJakartaa.com di kediamannya di Limo, Depok, Jumat (28/9/2018).

Wa Ode menyayangkan budaya patriarki yang memandang istri harus selalu menuruti suami tanpa boleh melawan saat suami berbuat salah.

Budaya tersebut membuat perempuan korban KDRT dianggap aib sehingga harus dijauhi dan tak perlu ditolong agar tak merusak nama baik keluarga dan lingkungan.

Wa Ode mencontohkan dirinya mendapat cap buruk sebagai istri karena mengusir suaminya Akhmad Fauji (33) dan ingin bercerai.

Dia menilai masyarakat acapkali melihat seseorang hanya dari satu sisi, tanpa mau mengerti atau sekadar bertanya alasan pilihan yang diambil perempuan korban KDRT.

"Tolong juga untuk lingkungan sekitar jangan suka menghujat, bisa menghargai orang lain. Mereka butuh rangkulan. Kadang saya lebih respect sama orang lain yang enggak saudara," harap dia.

Akhmad, suami Wa Ode, bekerja sebagai petugas keamanan sebuih universitas di Ciputat, Tangerang Selatan. Ia diduga melakukan KDRT terhadap istrinya.

Sikap suaminya itu berubah total sejak mereka resmi menjadi pasangan suami istri pada November 2011.

Akhmad diduga memaksa Wa Ode bekerja keras hingga mengalami dua kali keguguran lalu menikmati hasil jerih payah istrinya.

"Saya sempat dua kali keguguran pas kerja jadi call center sama dth admin. Waktu kerja sering capek dan stres, gerak sedikit pendarahan. Tapi pas saya dirawat itu suami malah bilang 'Pokoknya nih ya,abis dari sini lo kerja lagi'. Sekarang masih belum cerai karena enggak ada biaya," tutur Wa Ode.

Wa Ode menduga Akhmad pernah membahayakan nyawanya karena menghantam kepalanya dengan benda tumpul seperti batu.

Dugaan KDRT itu berawal saat Wa Ode meminta uang makan kepada Akhmad yang sedang menjalankan tugasnya sebagai security satu kampus di Ciputat.

Karena Akhmad menolak memberikan uang, Wa Ode meminta kembali sepeda motor jenis sport yang uang cicilannya diduga merupakan miliknya.

"Waktu itu saya nyaris mati karena kepala saya dipukul pakai benda seperti batu gitu, saya enggak lihat persisnya karena waktu itu dia hantam dari belakang. Saya hampir pingsan dan sakitnya kerasa sampai dua minggu," ujarnya.

Saat masih tinggal satu atap, Akhmad diduga melakukan pelecehan seksual dan kekerasan verbal kepada dua putrinya.

Wa Ode menduga Akhmad memiliki nafsu seksual saat mencium Keisha karena perbuatannya berbeda dari kebanyakan ungkapan cinta orangtua kepada anak.

Menurutnya, Akhmad kerap memandang rendah Azzhara karena alasan warna kulitnya tak secantik Keisha yang kini masih meminum ASI.

"Cara dia mencium Keisha itu beda, enggak seperti orangtua ke anak, ada nafsunya begitu. Memang perlukan dia ke Keisha beda dengan kakaknya karena masalah warna kulit. Dulu suami memang pernah minum obat penenang dan enggak boleh sampai stres," kata Wa Ode.

Perihal kekerasan terhadap anak, Wa Ode menyebut kejadian berawal saat Azzhara berusia satu tahun dan baru belajar berbicara.

Kala itu Azzhara berada di teras rumah dan menunggu kedatangan ayahnya yang baru pulang kerja untuk sekedar bermain bersama.

"Azzhara pernah diri depan pintu pas suami pulang. Si kakak nanya 'Ayah sudah makan belum, sudah mandi belum?' Terus suami malah jawab 'ngapain nanya kayak orang gila'. Anak saya sedih dengar ayahnya ngomong seperti itu," ucapnya.

Setelah mendengar ucapan ayahnya, Wa Ode menyebut Azzhara segera masuk ke dalam dan hanya duduk dengan tatapan kosong untuk beberapa saat.

Wa Ode menjelaskan Azzhara kini trauma hingga kerap menjerit setiap melihat atau ditanya apakah ingin bertemu ayahnya kembali.

Hingga kini, Wa Ode mengaku belum melaporkan kasusnya ke polisi karena percaya bahwa penanganan kasus dan visum nantinya membutuhkan biaya besar.

Sementara rata-rata penghasilan menjadi pengemudi ojek online pengantar barang dalam satu hari hanya berkisar di angka Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu RT rupiah.

"Saya belum lapor polisi karena untuk penanganan dan visumnya pasti butuh biaya mahal. Saya buat makan saja susah apalagi, kalau nanti bikin laporan harus keluar uang. Selain makan saya juga harus bayar bensin, listrik, sama biaya servis motor," akunya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved