Gempa di Donggala
14 Negara Bantu Korban Gempa dan Tsunami, Dikawal TNI Hingga KPK Buka Kantor di Sulteng
"Ada yang menyumpang water treatment dari Jepang, pesawat dari India, lalu ada dari Malaysia, Korea Selatan, dan negara lainnya," ujar Wiranto.
Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Y Gustaman
TRIBUNJAKARTA.COM - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto, menyebut sudah 18 negara menawarkan bantuan ke Indonesia dalam penanganan gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah.
"Sebanyak 18 negara menyampaikan keinginan membantu tapi pagi ini sudah terdaftar 14 negara yang sudah membantu ini-ini," ujar Wiranto di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Wiranto menjelaskan, negara-negara sahabat itu memberikan bantuan untuk korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala dengan mengerahkan pesawat, tenda, rumah sakit lapangan, alat penyedia air minum, alat fogging, dan lain-lainnya.
"Ada yang menyumpang water treatment dari Jepang, pesawat dari India, lalu ada dari Malaysia, Korea Selatan, dan negara lainnya," Wiranto menambahkan.
Bantuan pesawat sudah ada yang datang dari Singapura, di mana jenis pesawat yang dibutuhkan yaitu C130 agar bisa mendarat di Bandara Mutiara SIS Al Jufri, Palu.
"Singapura dua pesawat, Malaysia, Korea, India juga, dan Amerika juga bisa untuk bantu pesawat angkut C130 dan ini saya kira sangat membantu," beber Wiranto.
Dalam menerima bantuan dari dunia internasional, kata Wiranto, Presiden Joko Widodo meminta jajarannya dapat pertanggungjawabkan secara baik dan menggunakannya tepat sasaran.
"Ini akan terus bergulir (bantuan) tidak sampai tanggap darurat tapi sampai rekonstruksi, Presiden mengarahkan bantuan diterima dengan baik dimanage dengan baik dipertanggungjawabkan dengan baik, dan ini buah dari proses lawatan-lawatan presiden," ujar Wiranto.
Inggris sumbang Rp 38 miliar

Presiden Jokowi secara terbuka menerima bantuan dari dunia internasional. Salah satunya dari Britania Raya.
Kedutaan Besar Inggris memberikan bantuan sebesar Rp 38 Miliar, dalam upaya membantu penanganan korban pasca gempa di Sulawesi Tengah.
Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Kedubes Inggris Faye Belnis saat dikonfirmasi pada Selasa (2/10/2018).
"Presiden Jokowi menyetujui Pemerintah Inggris membantu kemanusiaan untuk saudara-saudara di Sulawesi Tengah," kata Faye.
Selain bantuan tersebut, 5 ahli tanggap darurat juga didatangkan Inggris ke Indonesia.
"Ahli dalam aksi kemanusiaan dan tanggap darurat. Mereka (5 ahli) akan mengkoordinasikan bantuan dengan pemerintah Indonesia. Mereka tiba malam ini," tutur dia.
Diketahui pula, Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik, mengumumkan bantuan tersebut di akun media sosialnya, pada Senin malam (1/10/2018).
"Menyusul pesan Presiden @jokowi yg mengizinkan bantuan internasional utk saudara2 kita di #sulteng, Menteri Inggris @pennymordaunt @DFID_UK menyetujui bantuan kemanusiaan senilai Rp 38 milyar. Tim dari London akan segera datang utk koordinasikan #UKaid
#PrayforPalu," demikian tertulis diakun Moazzam Malik.
Untuk diketahui, pada Senin sore kemarin (1/10/2018), Wakil Menteri Luar Negeri RI AM. Fachir mengumpulkan sejumlah duta besar dan perwakilan negara-negara sahabat di Kantor Kemenlu RI, Pejambon, Jakarta Pusat.
Respons Donald Trump
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan belasungkawa terdalam kepada Indonesia atas gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.
Melansir dari US News, Senin (1/10/2018), di depan jurnalis pada konferensi pers di Gedung Putih, Trump mengatakan sudah mengirim first reponders, militer, dan tim lainnya untuk menangani dampak dari bencana.
"Mereka terkena tsunami besar, banyak orang tidak pernah melihatnya. Tapi penduduk di dunia bagian lain kerap mengalaminya," ucapnya.
Mengutip salah satu temannya yang meneliti bencana alam, pria berusia 72 tahun itu mengatakan tsunami merupakan bencana paling buruk di antara bencana alam lainnya.
"Kalian menyaksikan tornado, badai, dan bencana alam lainnya yang berbeda. Tapi dia bilang, tsunami adalah yang terburuk," kata Trump.
Dia menyatakan akan menghubungi Presiden Joko Widodo, yang dipujinya sebagai pemimpin hebat.
"Kami akan mengubungi pemimpin negara, yang memang pemimpin hebat," ujarnya.
TNI janji kawal

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memastikan pasukannya akan melakukan pengawalan ketat terhadap kendaraan yang membawa logistik bantuan untuk korban gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Hadi mengatakan, anggota TNI akan melakukan pengawalan secara maksimal terhadap bantuan yang akan disalurkan kepada para korban.
Hal ini mengingat, informasi yang beredar di media sosial, beberapa video menunjukan adanya pencegatan dari orang-orang terhadap kendaraan yang membawa logistik.
"Menjaga distribusi untk jalan darat dari Parigi kami kawal sampai masuk, sampai aman, kemudian dari selatan dari Mamuju juga kami kawal pasukan," kata Hadi Tjahjanto di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (2/10/2018).
Pengamanan bantuan logistik untuk korban, kata Hadi, untuk memastikan semua bantuan dari seluruh pihak bisa tersalurkan kepada target yang tepat.
"Sehingga, distribusi bisa masuk ke korban hingga aman," kata Hadi.
Demi terjaganya keamanan dan distribusi logistik tepat sasaran, Hadi mengatakan personil TNI akan ditambah sebanyak 3 Batalyon.
Personil tambahan ini juga dimaksutkan untuk menjaga titik sentral guna menggenjot ekonomi di Palu dan Donggala yang sempat lumpuh paska gempa bumi dan tsunami.
"Pagi tadi di luar TNI yang sudah ada di sana sebelumnya yang sudah ada di sana 850 untuk tenaga kesehatan, namun pagi ini datang kurang lebih yang sudah ke sana rencananya 3 batalion. Sudah ada 500 yang kami kirim tadi pagi," kata Hadi.
KPK bakal berkantor di Palu

Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang, mengatakan lembaganya berencana bakal berkantor di Palu demi memantau dana bantuan bencana gempa bumi dari Uni Eropa.
Hal tersebut, kata Saut, setelah menimbang besarnya jumlah bantuan yang akan digelontorkan oleh Uni Eropa.
"Kalau angkanya cukup besar dan tidak efisien nanti kan negara luar melihatnya seperti apa," kata Saut di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (1/10/2018).
Selain itu, Saut menambahkan, cara tersebut merupakan tindakan pencegahan supaya dana bantuan tepat sasaran.
"Mungkin bisa jadi tidak diambil, tapi miss management, itu yang lebih bahaya lagi. Kok kita nggak bisa bikin kalkulasi yang sederhana," tuturnya.
"Kalau nanti orang bentuknya barang pasti lain, kalau uang pasti lain, nah itu siapa pendistribusiannya seperti apa, harus ada asas keadilannya," imbuh Saut.
Namun, Saut menerangkan, sejauh ini KPK belum membentuk tim yang akan menindaklanjuti.
"Tapi sudah ada diskusi-diskusi tentang itu," katanya.
Seperti dikutip dari BBC pada Senin (1/10/2018), Uni Eropa mengumumkan akan memberikan bantuan sebesar 1,5 juta euro (sekitar Rp 25,5 miliar) untuk Indonesia dalam penanganan korban gempa dan tsunami di Kota Palu dan Kabupaten Donggala.