Liga Indonesia
Persib Kena Sanksi: Mario Gomez Ancam Tidak Mau Main, Persib Bukan Tim 'Terkotor', Liga Dilanjutkan
Pelatih Persib, Mario Gomez gusar dengan keputusan terbaru Komdis PSSI yang menjatuhkan banyak hukuman berat, dihukum laga kandang di Kalimantan
Penulis: Erik Sinaga 2 | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM, BANDUNG- Persib Bandung tidak senang terhadap keputusan PSSI yang memberikan sanksi kepada tim berjuluk Maung Bandung itu.
Sanksi itu kepada para pemain, ofisial, Panpel Persib dan klub kebanggaan Bandung itu dihukum harus menjalani laga kandang di Kalimantan tanpa penonton.
Mario Gomez Berang
Pelatih Persib Bandung, Roberto Mario Carlos Gomez gusar dengan keputusan terbaru Komisi Disiplin (Komdis) PSSI yang menjatuhkan banyak hukuman berat buat timnya.
Komdis PSSI menjatuhkan vonis banyak sanksi yang diumumkan Selasa (2/10/2018) siang, baik untuk ofisial, pemain, sampai panpel Persib.
Semua sanksi itu adalah buntut dari panasnya lanjutan Liga 1 2018 pekan ke-23 kontra Persija Jakarta, di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Minggu (23/9/2018).
"Pertama, saya belum mau bicara sebelum ini resmi. Saya ingin berbicara dulu dengan manajemen di ruang rapat, apakah ini sudah resmi. Jika ini sudah resmi, baru saya mau bicara," kata Mario Gomez kepada wartawan.
"Jika ini sudah ditetapkan, saya ingin lebih dulu bicara dengan manajemen, Ezechiel (N'Douassel), dengan semua pemain. Karena bagi saya jika ini betul maka benar-benar gila," ujarnya menambahkan.
Klub berjulukan Maung Bandung itu dihukum menjalani laga kandang usiran di luar Pulau Jawa pada sisa Liga 1 2018 hingga pertengahan musim depan.
Sementara itu, Ezechiel N'Douassel dihukum larangan bertanding sebanyak lima kali.
Lalu, Jonathan Bauman dapat larangan main untuk dua pertandingan dan Bojan Malisic tak bisa main pada empat pertandingan karena sanksi.
Sedangkan Ardi Idrus mendapat teguran keras.
Panpel Persib juga tak luput berupa hukuman berupa larangan ikut serta kegiatan klub selama dua tahun kepada ketua panpel.
Ada juga denda Rp 100 juta, serta kewajiban memerangi & melarang rasisme serta tulisan provokasi serta slogan yang menghina pada spanduk, poster, baju dan atribut lainnya dengan cara apa pun.
"Tentu saja, ini berlebihan. Saya tidak mau bermain jika seperti ini. Kami lebih baik tidak usah bermain," tuturnya Mario Gomez dengan nada kecewa.
Persib Bukan Tim Terkotor
Kendati pun Persib terbukti melakukan tindakan yang mencederai sportivitas dalam laga konta Persija tersebut, ternyata hal itu tak serta mereta membuatnya tercatat sebagai tim yang "kotor".
Klub yang juga dijuluki Pangeran Biru tersebut nyatanya tak masuk ke dalam jajaran tim-tim yang punya catatan hitam terkait sportivitas pada dua edisi Liga 1 terakhir, termasuk hingga pekan ke-23 musim ini.
Sebagaimana dicatat oleh Labbola, tak ada nama Persib dari lima tim yang bermasalah dengan fair play di atas lapangan.
Berikut top 5 tim yang mengoleksi hukuman kartu terbanyak di Liga 1 2017 dan Liga 1 2018 (hingga pekan ke-23):
- Borneo FC: Tim asal Kalimantan Timur ini menempati posisi pertama. Tercatat, dalam satu pertandingan, Borneo FC melakukan rata-rata pelanggaran 18.6 kali. Tak hanya itu, mereka juga telah mengoleksi 145 kartu kuning--termasuk kartu kuning kedua--dan sembilan kartu merah.
- Madura United: Setingkat di bawah Pesut Etam, Madura United masuk ke dalam jajaran lantaran tercatat melakukan 19.8 pelanggaran dalam satu pertandingan. Mereka juga mengoleksi 143 kartu kuning dan sembilan kartu merah.
- PSM Makassar: 127 kartu kuning dan delapan kartu merah telah dikoleksi PSM dalam dua edisi Liga 1. Tiap pertandingan, rata-rata mereka juga melakukan 18.7 kali pelanggaran.
- Persela Lamongan: 115 kartu kuning serta tiga kartu merah cukup bagi Persela masuk ke dalam jajaran top lima tim yang bermasalah dengan sportivitas di atas lapangan.
- Mitra Kukar: Beda tipis dari Persela, Mitra Kukar berada di peringkat ke lima lantaran telah mengoleksi 112 kartu kuning dan lima kartu merah. Per pertandingan, mereka juga tecatat melakukan rata-rata pelanggaran sebanyak 16.1 kali.
PSSI Cabut Status Penghentian Liga
PSSI telah resmi mencabut status penghentian sementara Liga 1 2018 pada Senin (1/10/2018).
Keputusan ini diambil PSSI dengan merujuk kepada sidang Komisi Disiplin dan Surat Permohonan dari Forum Silaturahmi Klub Liga 1 2018.
Dua keputusan resmi pun diambil PSSI.
Pertama, mereka mencabut status penghentian sementara Liga 1 2018.
Lalu yang kedua, PSSI meminta PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi untuk dapat kembali menjalankan Liga 1 2018 terhitung per 5 Oktober 2018.
• 9 Sanksi PSSI kepada Persib Bandung: Laga Kandang Sampai Akhir Musim di Kalimantan Tanpa Bobotoh
• Up Date Liga 1: PSSI Setuju Pertandingan Berhenti Jika Ada Lagu Rasis, Kompetisi Digelar 5 Oktober
• Sanksi Denda hingga Partai Usiran di Kalimantan, Persib Bandung Dikabarkan Bakal Ajukan Banding
Sebelumnya, PSSI terpaksa memberhentikan Liga 1 karena kasus kematian satu suporter sebelum laga Persib Bandung versus tamunya Persija pada 23 September 2018.
Haringga Sirilia (23) yang merupakan pendukung Persija meninggal dunia setelah dikeroyok oleh oknum suporter tuan rumah di arena Stadion Gelora Bandung Lautan Api.
Atas kasus ini, PSSI memutuskan memberhentikan Liga 1 pada 25 September 2018, untuk menghormati Haringga sembari melakukan banyak perbaikan.
Salah satu yang dilakukan PSSI selama kompetisi berhenti adalah membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) untuk kasus Haringga.
TPF dibentuk untuk memberi masukan kepada Komisi Disiplin PSSI yang berhak memberi sanksi kepada pihak yang dianggap bersalah.
Namun, hingga saat ini, PSSI belum menginformasikan perkembangan terbaru tentang kasus Haringga Sirila.
Setelah kompetisi kembali bergulir, kemungkinan Liga 1 akan menjalani jadwal pekan ke-25. (Bolasport)