Polemik Ratna Sarumpaet
Kasus Ratna Sarumpaet Ramai Diperbincangkan, Tagar #SaveRioDewanto Trending di Twitter
Kasus dugaan penganiayaan Ratna Sarumpaet kini ramai diperbincangkan, bahkan tagar #SaveRioDewanto jadi trendig di Twitter.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Y Gustaman
TRIBUNJAKARTA.COM - Kasus dugaan penganiayaan aktivis hak asasi manusia Ratna Sarumpaet ramai diperbincangkan.
Kabar tersebut merebak setelah foto wajah ibunda Atiqah Hasiholan dalam kondisi babak belur beredar di media sosial.
Menurut informasi Ratna Sarumpaet dianiaya sejumlah orang.
Di foto tersebut tampak mata Ratna Sarumpaet membengkak dan memerah.
Ratna Sarumpaet berada di sebuah ruangan rumah sakit, ia mengenakan piyama berwarna putih.
Kejadian ini membuat berbagai pihak angkat bicara, tak terkecuali warga net.
Alih-alih memperbicangkan kasus yang menimpa Ratna Sarumpaet, warga net malah memberikan dukungan kepada aktor Rio Dewanto, yang merupakan menantu Ratna.
Rio Dewanto resmi menjadi menantu Ratna Sarumpaet sejak menikah dengan Atiqah Hasiholan pada 24 Agustus 2013.
• Bandingkan Era SBY dan Jokowi Saat Gempa dan Tsunami, Fahri Hamzah Desak Jusuf Kalla Ambil Kendali
• Kasus Ratna Sarumpaet Jadi Sorotan, Mahfud MD Desak Fadli Zon untuk Bertanggungjawab
Kala itu, pernikahan mereka digelar secara tertutup.
Hingga kemudian, Atiqah membagikan potret hari bahagianya di akun Instagram @atiqahhasiholan.
Berdasarkan pantauan TribunJakarta.com, kini tagar #SaveRioDewanto menjadi trending di Twitter.
Follow Juga:
Berdasarkan penelusuran TribunJakarta.com, terdapat tiga tagar di media sosial yang menyangkut peristiwa tersebut.
Tiga tagar tersebut #wajahmuplastik, #saveriodewanto dan #saveratnasarumpaet.

Pantauan TribunJakarta.com pada Rabu (3/10/2018) pukul 13.00 WIB, tagar #WajahmuPlastik telah dicuitkan sekitar 7 ribu kali, #saveratnasarumpaet sekitar 5 ribu kali dan #saveriodewanto.
Berikut sejumlah cuitan tagar tersebut dirangkum TribunJakarta.com.
Tanggapan Prabowo
Penganiayaan yang diduga dialami aktivis Ratna Sarumpaet menjadi perbincangan di kalangan masyarakat.
Atas kejadian itu, Ketum Gerindra Prabowo Subianto langsung memberikan keterangan di kediamannya di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (2/10/2018) malam.
Prabowo mengatakan dalam berdemokrasi sikap politik apapun jika tidak menggunakan kekerasan diperbolehkan Undang-Undang Dasar (UUD).
Namun dalam kasus Ratna Sarumpaet, tindakan tersebut menurutnya sangat diluar batas karena terjadi pada perempuan yang telah berusia sekiranya 70 tahun.
Dalam kasus Ratna Sarumpaet juga, tidak ada barang, uang atau pun harta yang dicuri..
"Tidak ada barang, uang, yang diambil, lalu apalagi jika bukan proses intimidasi," ucap Prabowo pada awak media.
• Polisi Kembali Tangkap Satu Tahanan Kabur Polres Kepulauan Seribu, Enam Orang Masih Diburu
• Kisah Paspampres Pengawal Kaesang Pangarep: Mengikuti Sembunyi-sembunyi, Ketahuan dan Dapat Teguran
Prabowo mengaku tidak menanyakan secara detail kepada Ratna Sarumpaet mengenai perkataan penganiaya.
Namun, Prabowo mengatakan pelaku sempat mengancam Ratna untuk tidak lagi bersuara dan melaporkan peristiwa tersebut.
"Saya tidak tanya secara detail, tapi ada kata-kata ancaman untuk tidak bersuara lagi dan jangan melapor kemanapun," papar Prabowo.
Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Agung Budi Maryoto memberikan laporan kepada Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian melalui keterangan rilisnya.
Agung memberikan hasil laporan perihal hasil pendalaman tentang adanya informasi dugaan penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet.
Namun ternyata ia tidak menemukan adanya laporan polisi terkait penganiayaan atas nama yang bersangkutan.
"Hasil pengecekan di Polrestabes Bandung dan 28 Polsek Jajaran dari tanggal 21 September sampai dengan 2 Oktober 2018, tidak ada Laporan Polisi penganiayaan atas nama korban Ratna Sarumpaet," ujar Agung, dalam keterangannya, Selasa (2/10/2018).
Nama Ratna Sarumpaet Tak Ada di Manifes 23 Rumah Sakit
Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Agung Budi Maryoto memberikan laporan kepada Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian terkait informasi dugaan penganiayaan terhadap salah satu juru kampanye Prabowo Sandiaga Uno, Ratna Sarumpaet.
Hasilnya, Kapolda tidak menemukan adanya laporan polisi terkait penganiayaan atas nama yang bersangkutan.
"Hasil pengecekan di Polrestabes Bandung dan 28 Polsek Jajaran dari tanggal 21 September sampai dengan 2 Oktober 2018, tidak ada Laporan Polisi penganiayaan atas nama korban Ratna Sarumpaet," ujar Agung.
Selain itu, Agung menegaskan pihaknya juga sudah mengecek sekira 23 rumah sakit di Bandung, terkait hal tersebut.
Namun, hasilnya disebut nihil atau tidak ada nama Ratna Sarumpaet sebagai pasien yang terdaftar.
"Adapun rumah sakit yang sudah dilakukan pengecekan hasilnya nihil," kata dia.
Rumah sakit yang telah dilakukan pengecekan oleh pihak Polda Jabar antara lain :
1. Rs Hasan sadikin
2. Rs. Muhammadiyah
3. Rsud Ujung berung
4. Rs. Hermina Arcamanik
5. Rs. Hermina Pasteur
6. Rs. Halmahera
7. Rs. Sariningsih
8. Rs. Dr. Salamun
9. Rs. Adven
10.Rs. Boromeus
11. Rs. Santosa gardujati
12. Rs. Kebon jati
13. Rs. Rajawali
14. Rs. Santoyusup
15. Rs. Al islam
16. Rs. Santosa jl kopo
17. Rs. Melinda 1
18. Rs. Ibu & Anak antap
19. Rs. Limijati
20. Poliklinik BMS
21. Rs. Rotinsulu.
22. Puskesmas Nihil.
23. Rs. Melinda 2
Agung juga mengatakan tidak ada nama Ratna Sarumpaet dalam manifes penumpang pesawat di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat pada tanggal 21 September 2018 atau pada saat kejadian ibunda dari artis Atiqah Hasiholan tersebut dianiaya.
"Kami telah melaksanakan lidik dan koordinasi dengan pihak Bandara Husein Sastranegara Bandung," ujar Agung.
Jenderal bintang dua ini melakukan pengecekan terhadap sejumlah pihak, diantaranya Dan Sat Pom AU Mayor Pom Made Oka (Pengecekan Pos Induk, Pos 1, Pos 2, Pos 3 dan Pos 4), Koordinator AVSEC Agus Hidayat (Angkasa Pura), Urip Rahardjo (Office In Charge), seluruh sopir taksi dan sopir rental bandara, tukang parkir dan porter bandara.
Serta melakukan pengecekan terhadap semua manifest kedatangan penerbangan Garuda, Citilink, Nam Air, Xpres Air dan Air Asia.
Dari hasil pengecekan tersebut, ternyata diketahui bahwa nama yang bersangkutan tidak terdaftar dalam manifest kedatangan maupun keberangkatan.
"Dengan hasil tidak ada nama Ratna Sarumpaet dalam manifest keberangkatan dan kedatangan," pungkasnya.