Gempa di Donggala
Ada Oknum Anarkis dan Memprovokasi di Gempa Palu, Istri Pasha Ungu: Tolonglah Manusiawi Sedikit
Adelia Wilhelmina, istri Pasha Ungu tanggapo soal oknum anarkis dan kabar provokasi di gempa dan tsunami di Palu.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM - Adelia Wilhelmina mengungkapkan kegeramannya soal oknum anarkis dan kabar yang memprovokasi di tengah bencana Gempa dan Tsunami Palu.
Istri Pasha Ungu itu mengatakan, terjadinya bencana tersebut membuat para warga menjadi korban semua.
Meski demikian, Adelia mempertanyakan, kenapa ada pihak yang malah anarkis dan membuat kabar yang memprovokasi.
"Kita dapat cobaan tapi ini kehendak Allah," tuturnya.
Bahkan, Adelia mengungkapkan terdapat kabar yang mengatakan, Pemerintah Kota Palu tak bergerak.
Kabar itu membuat Adelia tampak geram.
Ia pun menegaskan, ia sebagai istri Pasha Ungu mendampingi dan melihat semua jika semua pihak pemerintahan bekerja.
Untuk itu, Adelia menyatakan agar para pihak tersebut memiliki rasa manusiawi.
"Tolonglah manusiawi sedikit semuanya," ucapnya.
Tak hanya itu, Adelia juga menerangkan kondisi terkini gempa dan tsunami di Palu.

Mantan pramugari itu menyatakan, masyarakat di Kota Palu alami kelaparan dan kehausan.
"Disini semua lapar dan kehausan, kita juga sama," bebernya.
Adelia menghimbau agar semua pihak sabar menghadapi cobaan atas peristiwa ini.
"Insya Allah semuanya kita diberi kemudahan," imbuhnya.
Bahkan, Adelia juga mengutarakan pengorbanannya demi mendampingi suami di Kota Palu.
"Saya juga ninggalin anak-anak di Bogor. Saya bertahan disini karena kita semua tak lari," jelasnya.
• Ratna Sarumpaet Bohong, Fahri Hamzah Sebut Teori Konspirasi Dibolehkan dan Singgung Dusta Kekuasaan
• Fahri Hamzah Bereaksi Ketika Tsamara Amany Kritik Prabowo Cs Klaim Jadi Korban Ratna Sarumpaet
Sementara itu, di lain kesempatan, Adelia membongkar kondisi keadaan Kota Palu tak kondusif pasca gempa dan tsunami.
Adelia mengungkapkan hal tersebut melalui laman Instagramnya pada Selasa (2/10/2018).
Dalam instastorynya, Adelia mengatakan keadaan di Kota Palu mulai tak kondusif.\
Follow Juga:
Tak sedikit masyarakat mudah marah-marah diduga karena mulai kelaparan dan kehausan.
Adelia menyatakan, Pemkot Palu telah berusaha semaksimal mungkin untuk sama-sama berjuang dan juga korban.
Ia berharap agar masyarakat bisa meredam dan tak berbuat rusuh.

Menurut Adelia, peristiwa yang terjadi di Kota Palu merupakan ujian dari Allah SWT.
"Semuanya kita pasrahkan, yakin Allah menolong kita semua," paparnya.
• Jadi Pihak Pertama yang Sebar Kasus Ratna Sarumpaet, Fadli Zon Diminta Mahfud MD Bertanggungjawab
• Pilot Abdul Rozak Selamat dari Gempa Palu: Punya Firasat Musibah Akan Besar hingga Lari ke Bandara
Adelia menegaskan, pada Selasa (10/2/2018) telah ada penerbangan dengan pesawat kecil dari Kota Palu dan jumlahnya sudah mulai banyak.
Pasha Ungu pun meminta Adelia untuk pulang meninggalkan Kota Palu.

Meski demikian, Adelia berat hati untuk pergi tanpa suaminya.
"Tapi berat hati. Hati ini bilang enggak. Kasian suamiku," bebernya.
BPPT Kerahkan Kapal Riset
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan operasi Survey Bakti Teknologi dan Bakti Sosial, dimulai Rabu (3/10/2018) ini hingga 10 hari ke depan.
Dalam operasi ini, BPPT akan melakukan upaya riset batimetri dan juga pengiriman bantuan terhadap korban bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan (Balai Teksurla) BPPT, Dr. M. Ilyas mengatakan, operasi kali ini akan mengerahkan KM Baruna Jaya 1 milik BPPT.
Kapal tersebut merupakan kapal riset yang memiliki teknologi untuk mendeteksi gambaran morfologi laut Palu dan sekitarnya.
"Kapal ini baru diinstal, ini yang tercanggih di Indonesia. Ini 11.000 meter kedalaman laut dapat dicover, bisa memetakan dasar laut dan bisa mendeteksi objek-objek di dasar laut, misalnya kapal tenggelam. Ini punya alat yang bisa untuk melihat gambaran morfologi laut di palu dan lokasi sekitarnya," kata Ilyas di Pelabuhan JICT 2 Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu malam ini.
Adapun kapal tersebut memiliki total 69 personel. Dengan segala teknologi yang dimiliki kapal tersebut, 12 peneliti yang termasuk ke dalam jumlah itu akan melakukan survey batimetri di lima titik gempa di Palu, tak terkecuali bagian yang terdampak likuifaksi.
"Berangkat dari Jakarta akan singgah dulu di Balikpapan karena ada beberapa peneliti dari Balikpapan. Kemudian akan menuju ke Palu.
• Ditanam Microchip di Leher, Anjing Ini Punya Kartu Identitas dan Bisa Dilacak Jika Hilang
• Update BNPB: Sementara 1.424 Korban Meninggal Akibat Gempa dan Tsunami di Sulteng
Selama perjalanan kami akan survey untuk batimetri dan kemudian menyerahkan bantuan di Palu kemudian kita melanjutkan survey. 10 hari kegiatan risetnya," kata Ilyas.
Selain itu, bekerjasama dengan Artha Graha Peduli, BPPT juga menyalurkan bantuan berupa air bersih, obat-obatan dan peralatan medis, sepeda, dan tentunya makanan serta minuman untuk disumbangkan ke korban gempa Palu.
Pemberangkatan dari Pelabuhan JICT 2 Tanjung Priok malam ini dilepaskan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan.
Luhut mengatakan, hasil dari penelitian yang dilakukan BPPT akan dimanfaatkan ke depannya untuk pencegahan bencana gempa.
Maka dari itu, Luhut berharap agar perjalanan KM Baruna Jaya 1 mengarungi lautan menuju ke Palu bisa berjalan lancar.
"Nah hasil penelitian kapal ini kita manfaatkan juga, apa sih nanti apa yang akan dibuat di sana. Sebagai negara maritim terbesar di dunia, negara kepulauan, kita sangat langka melakukan penelitian di laut, padahal kita masuk negara ring of fire. Jadi saya mendoakan berharap hasilnya ini akan memperkaya kita untuk menghindari korban lebih banyak lagi ke depannya," ujar Luhut yang juga hadir sebelum keberangkatan kapal.