Jelang Satu Tahun Kepemimpinan Anies Baswedan, Ramai Tagar #AniesTakIngkarJanji

tagar #AniesTakIngkarJanji menduduki trending topic nomor satu Twitter sore ini, Selasa (9/10/2018).

Editor: Ilusi Insiroh
TRIBUNJAKARTA.COM/PEBBY ADE LIANA
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Monas, Jakarta Pusat, Senin (1/10/2018). 

"Beliau aktif juga baca lihat, memang ibu aktif gitu," tambahnya.

Anies Baswedan mengatakan kerap meminta sang ibu untuk tidak memperdulikan komentar miring soal dirinya di media sosial.

"Jadi saya 'sudah lah mama jangan lihat lihat itu'," ucap Anies Baswedan.

Saat Aliyah Rasyid melihat komentar tak enak soal putranya, menurut Anies Baswedan ibunya itu pasti langsung bertanya.

"Karena kalau beliau lihat sesutau suka tanya ke saya, 'ini apa maksudnya?'," kata Anis Baswedan.

Setahun Pimpin Jakarta, Anies Baswedan Akui Masih Banyak PR

Anies Baswedan Sebut Raperda Pesisir Terkait Reklamasi Masih Tahap Penyelesaian

Anies Baswedan mengatakan ia langsung menjelaskan kepada sang ibu maksud dari komentar tak enak itu.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu juga mengungkapkan setelah melewati masa kampanye keluarganya sudah bersikap biasa saja saat menangapi komentar tak sedap dari masyarakat.

"Saya jelasin, keluarga sih alhamdulilah udah lewat masa kampye sudah biasa," ucap Anies Baswedan.

Hentikan Reklamasi

Janji Anies Baswedan untuk menghentikan proyek reklamasi Teluk Jakarta telah ditepati.

Anies mengumumkan penghentian proyek Reklamasi Teluk Jakarta itu di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (26/9/2018).

"Bisa saya umumkan hari ini bahwa kegiatan reklamasi telah dihentikan," ujar Anies saat konferensi pers di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (26/9/2018).

Anies menyampaikan, Badan Koordinasi Pengelolaan Reklamasi Pantai Utara Jakarta dibentuk melalui Peraturan Gubernur Nomor 58 Tahun 2018 pada 4 Juni.

Setelah itu, badan tersebut bekerja memverifikasi seluruh kegiatan reklamasi di Pantai Utara Jakarta, termasuk izin-izinnya.

Hasil verifikasi menunjukkan, para pengembang yang mengantongi izin reklamasi tidak melaksanakan kewajiban mereka.

Namun, Anies tidak merinci kewajiban-kewajiban apa saja yang tidak dilaksanakan para pengembang.

"Apa yang terjadi? 13 pulau yang sudah mendapatkan izin untuk dilakukan reklamasi, setelah kita lakukan verifikasi, maka gubernur secara resmi mencabut seluruh izin pulau-pulau reklamasi tersebut," kata Anies.

Keputusan yang diambil Anies itu tentunya mengingatkan khalayak pada tanggapan gubernur DKI Jakarta sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Yakni soal rincian keuntungan yang telah Ahok paparkan mengenai reklamasi Teluk Jakarta pada saat Pilkada 2017.

Saat itu, Ahok dengan lantang menyuarakan keuntungan hingga triliun rupiah guna pembangunan DKI Jakarta ke depannya akibat reklamasi tersebut.

Bahkan Ahok telah membuat perandaian dalam 10 tahun DKI Jakarta akan bisa meraup Rp 158 Triliun dari reklamasi Teluk Jakarta.

"Tanah yang mereka jual, setiap rupiah yang mereka jual, 15% dari penjualan mereka NGOP dipakai buat pembangunan. Sehingga kita akan mendapatkan dalam 10 tahun Rp 158 Triliun uang dari reklamasi.

Jadi mau apa lagi ? Manfaat untuk rakyat dari reklamasi ini," ujar Ahok dilansir dari tayangan Aiman, Senin (9/10/2018).

Kembali menambahkan penjelasan Ahok, Aiman selaku pembawa acara pun mengulasnya lebih lanjut.

Ia menyatakan bahwa Ahok pernah memberikan rincian lebih lanjut mengenai keuntungan satu pulau yang bisa didapat dari reklamasi Teluk Jakarta.

"Ahok sempat menyampaikan soal kontribusi tambahan. Bisa menambah pembangunan DKI Rp 100 triliun lebih tanpa APBN. Contohnya kontribusi pulau G oleh salah satu perusahaan, membuat rusun dan membuat ratusan miliar tanpa APBN. Bukankah ini sebuah keuntungan ?," tanya Aiman kepada Anies.

Mendengar penjelasan dan pertanyaan Aiman mengenai tanggapan Ahok terdahulu, Anies pun memberikan jawabannya.

Bagi Anies, ia hanya ingin negeri ini diatur pada tata aturan yang benar, bukan pakai cara-cara yang melenceng dari SOP.

"Negeri ini mau diatur pakai tata SOP (aturan) atau pakai koboy-koboyan ? Artinya (koboy-koboyan) begini, pokoknya Anda bayar saja yang penting uangnya gede," imbuh Anies kepada Aiman.

Lebih lanjut lagi, Anies pun mengungkap bahwa sebenarnya perlu ada aturan sebelum menyetujui reklamasi Teluk Jakarta.

Sebab menurut Anies, negeri ini dibangun melalui proses panjang yang harus dijaga serta dipikirkan baik-baik mengenai untung ruginya.

Untung rugi yang dimaksud pun difungsikan guna kepentingan rakyat.

"Bayangkan, tempat yang akan dibangun untuk kegiatan apa ? Pemerintah sudah mengatur belum ? Kalau belum diatur ya diatur dulu. Negeri ini dibangun lewat perjuangan," pungkas Anies Baswedan.

Anies juga turut menyoroti dampak apabila reklamasi Teluk Jakarta ini terus dibangun.

Jakarta yang nyatanya berada di daerah pesisir tidak akan bisa menikmati manfaat dari laut itu sendiri sebab lautnya telah dibangun pulau.

"Jakarta hari ini kita tidak merasa seperti berada di pesisir pantai. Bukan hanya karena bayar. Tapi karena di pagar semua," ungkapnya.

Anies pun meminta kepada semua pihak agar tidak melihat segala sesuatunya itu dari segi materi.

Keuntungan yang banyak pasti menguntungkan, pernyataan itu nyatanya tidak secara penuh dipercaya oleh Anies.

Sebab menurut Anies, masih banyak hal-hal yang harus dipikirkan untuk kemudian dipertimbangkan dalam kasus Reklamasi tersebut.

Dan hal-hal itu lebih dari sekedar soal keuntungan bertriliun-trilun rupiah.

"Saya tidak ingin kita cepat menganggap bahwa kalau ada uang yang banyak artinya itu baik. Bandingkan, kalau Anda ingin memberi kontribusi Rp 100 triliun per satu pulau, ini charity atau komersial ? Ya berarti Anda harus berpikir mau untung berapa ?" jelasnya.

Sedangkan, mengenai perbandingan anggapan soal reklamasi antara Anies dan Ahok, orang nomor satu di Jakarta itu pun memberikan komentarnya.

Anies berujar bahwa ia tidak pernah terlibat untuk tujuan bisnis.

"Apakah mau negeri ini dijual murah ? Silahkan Anda kerjakan di depan ibukota. Dari awal saya katakan, saya tidak terlibat dalam hitungan bisnis," ucapnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved