Asian Para Games 2018

Kelakar 3 Pecatur Tunanetra Saat Tahu Medalinya Bisa Berbunyi

“Ini emasnya kali yang ada di dalem, kalau emas kita bongkar saja” timpal Hendi yang diikuti gelak tawa para awak media.

Tribunnews.com/Abdul Majid
Pecatur tunanetra Indonesia, Hendi Wirawan (kanan) danPecatur Edy Suryanto saat mendapatakan medali emas pada pertandingan catur individual standart kelas B1 (buta total) di Cempaka Putih Sport Hall, Jakarta, Rabu (10/10/2018). 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA – Setelah rampung prosesi pengalungan medali, pecatur tunanetra Indonesia, Hendi Wirawan, Edy Suryanto dan Carsidi langsung diarahkan menuju ke mixed zone atau area wawancara.

Mereka datang dituntun oleh  seorang volunteer. Medali emas yang mereka dapatkan pun terlihat melingkar di lehernya, dan tak lupa mereka masing –masing memegang boneka Momo: maskot Asian Para Games 2018.

Tiga pecatur tunanetra yang baru saja meraih medali emas di nomor team standard B1 (buta total) itu langsung duduk rapih. Para awak media yang telah menunggunya pun langsung sibuk menyiapkan peralatannya.

Tepuk tangan dari awak media, volunteer serta para penonton sebagai tanda apresiasi membuat ketiga pecatur ini menujukkan ekspresi keceriannya.

Pertanyaan demi pertanyaan mulai dari masalah teknik pertandingan, perjuangan hingga masa lalu pun bisa mereka jawab. Namun, dalam sesi tersebut ada momen unik yang membuat mereka saling berkelakar.

“Mas Casidi, bagaimana penilaiannya mengenai medali Asian Para Games yang ada huruf braillenya?,” tanya pewarta.

“Oh memang ada ya,” Caisidi pun mulai meraba-raba medalinya.

“Lah iya ini ada huruf braillenya ini,” ucap Casidi yang merasa heran dengan raut wajah kegirangannya.

Edy Suryanto yang duduk di tengah sedangakan Hendi Wirawan disebelah kanannya pun juga melakukan hal yang sama, meraba medali.

“Iya ini ada bacaannya Asian Para Games 2018,” celetuk Edy.

Sedangkan Hendi Wirawan mulai menggoyangkan medali emasnya lantaran sebelumnya diberitahu kalau medali tersebut juga bisa berbunyi.

“Ada suaranya juga ya,” kata Hendi.

Edy dan Carsidi pun melakukan hal yang sama, dan membuat suasana sesi wawancara menjadi lebih cair karena kelakar ketiga pecatur tersebut.

“Ini dalemnya apa ya ko bisa bunyi,” tanya Edy sambil menggoyangkan medalinya.

“Ini emasnya kali yang ada di dalem, kalau emas kita bongkar saja” timpal Hendi yang diikuti gelak tawa para awak media.

Belum tuntas, Carsidi yang masih fokus meraba-raba medali giliran menimpalkan.

“Ini emasnya ada kali 100 gram ya,” timpal Carsidi sembari terus meraba-raba medalinya.

Seperti diketahui, medali Asian Para Games memang sengaja didesain seramah mungkin untuk para penyandang disabilitas terutama tunanetra. 

Dengan memegang medali tersebut, mereka bisa mengetahui dengan cara meraba dan mendegarkan saat digoyangkan.

Carsidi pun menilai bahwa medali itu merupakan medali yang sangat bagus dan ramah bagi atlet tunanetra.

BNPB Sebut Gunung Salak Tidak Meletus, Tetap Normal dan Aman

Asian Para Games Sepi Penonton, Atlet Peparda Sebut Perjuangan Penyandang Disabilitas Masih Panjang

Guru SMA Negeri 87 Minta Maaf kepada Presiden atas Dugaan Doktrin Murid Anti-Jokowi

“Kalau medali yang lain saya punya, cuma baru ini yang ada braille nya. Saya bangga karena ada perhatian buat orang seperti kita, bisa baca sendiri, semoga penghargaan bisa lebih lagi buat kita,” pungkas Carsidi. (Tribunnews.com/Abdul Majid)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved