Bukan Prabowo, Inilah Sosok Prajurit Kopassus Pertama di Puncak Everest
Prabowo Subianto menaklukkan puncak Everest yang disampaikan Mardani Ali Sera mendapat sorotan, karena keliru membaca data.
Apalagi, ia tahu lokasi untuk menancapkan bendera sudah tak jauh.

"Saya bukan pengecut, mati pun saya rela!" teriak Muji saat itu sambil berlari ke atas.
Bayangan kematian sempat melintas di hadapan Muji ketika tak sengaja menginjak beberapa mayat pendaki yang mencoba naik ke puncak.
"Saya menangis. Tapi begitu teringat tugas negara, saya maju lagi sambil tetap berdoa," kisahnya.
Sedikit demi sedikit, Muji mulai mendekati titik tripod tempat bendera ditancapkan.
"Mendadak pinggang saya nyeri karena kurang minum. Tapi syukurlah, saya masih punya kekuatan menancapkan bendera," cerita Muji yang langsung menangis terharu.
Posisinya saat itu hanya satu meter sebelum tripod.
Kenekatan Muji berikutnya, membuka masker oksigen, kacamata, dan sarung tangan serta mengenakan baret merah.
Tindakan itu sebetulnya amat berbahaya karena oksigen amat tipis dan suhu yang jauh di bawah titik beku.
"Saya ingin punya bukti dokumentasi gambar jelas. Jangan sampai sudah mempertaruhkan nyawa, nanti buktinya disangsikan. Pokoknya, saya ingin tampang saya jelas saat difoto atau direkam video," ucap dia.
Menurut Muji, ia terpilih sebagai anggota tim karena kondisi fisiknya prima.
Bujangan asal Malang ini juga kerap menjuarai lomba lari maraton, nasional maupun internasional.
"Sebagai anak petani di desa, naik turun gunung sudah biasa saya lakukan waktu kecil. Bahkan saya berangkat ke sekolah dengan berlari," kenang Muji yang bercita-cita mengulang pendakian dari jalur Utara.
Makan Leci Hangat
Sedianya, Sertu Misirin-lah yang direncanakan mengibarkan bendera.