Mau Pagi atau Sore, Perlintasan Kereta di Dekat Stasiun Citayam Kerap Macet
Kemacetan di perlintasan rel kereta di dekat Stasiun Citayam dikeluhkan warga karena tak hanya terjadi saat palang pintu kereta tertutup.
Penulis: Bima Putra | Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPAYUNG - Kemacetan di perlintasan rel kereta di dekat Stasiun Citayam dikeluhkan warga karena tak hanya terjadi saat palang pintu kereta tertutup.
Lebar jalan yang hanya mampu dilintasi dua mobil, angkot yang ngetem dan berputar balik di area depan Stasiun Citayam disebut menjadi biang kerok kemacetan.
Rachman (19), warga Kelurahan Bojong Pondok Terong mengatakan hampir tidak ada perbedaan arus lalu lintas saat palang pintu kereta tertutup ataupun terbuka.
"Di sini mah macetnya bukan karena nunggu kereta lewat, tapi karena angkot yang ngetem dan putar balik. Jadi mau palang pintu kebuka atau enggak sama saja, tetap macet," kata Rachman, Jumat (12/10/2018).
Menurutnya kemacetan yang juga tak hanya terjadi di pagi dan sore hari yang merupakan jam sibuk, tapi juga pada siang hari.
Dari arah Depok, kemacetan mulai terjadi sekira tujuh meter sebelum pengendara melewati Stasiun Citayam, sedangkan dari arah Bogor mulai tampak setelah pengendara melintasi perlintasan rel.
"Pagi sama sore lebih parah, sebelum lewat stasiun saja sudah macet. Dari angkot ngetem, orang keluar masuk pentipan motor, ojek parkir, lengkaplah pokoknya," ujarnya.
Wahyudi (38), warga Kelurahan Pabuaran juga mengeluhkan kemacetan yang dirasa kian memburuk setiap tahunnya.
Dia menyebut kemacetan semakin memburuk saat kendaraan besar seperti truk melintas di wilayah perbatasan antara Bogor dan Depok.
"Kalau ada truk lewat itu semakin parah, truk pasir material yang enggak besar banget aja pasti nambah bikin macet. Melihat dari jauh saja malas, apalagi ngerasain macetnya langsung," tutur Wahyudi.
Personel Sat Lantas ataupun Dishub yang kerap tidak hadir di sekitar area juga berdampak pada tak terkontrolnya emosi pengendara hingga saling salib antarpengendara terjadi.
Sejumlah pengendara motor memilih menaiki trotoar bersaing dengan pejalan kaki yang baru turun dari Stasiun Citayam.
"Hampir enggak pernah ada polisi atau Dishub, makannya enggak ada yang ngelarang angkot putar balik, motor naik trotoar. Kacau lah kalau motor udah saling salib, pengeng dengar bunyi klakson," lanjutnya.
Pantauan TribunJakarta.com, pengendara sepeda motor yang melintas depan Stasiun Citayam ke perlintasan kereta api hanya mampu memacu kendaraannya di bawah kecepatan 12 kilometer per jam.
Meski jarak dari palang perlintasan kereta api hingga melewati Stasiun Citayam hanya sekira 100 meter.
Tapi karena padatnya arus lalu lintas, butuh waktu sekira 10 menit untuk dapat melewati Stasiun Citayam.