Pilpres 2019
Dahnil Anzar Harap Padi Tak Dipersulit saat Kampanye, Lukman Edy: Mau Diuntungkan Ya Jadi Petahana
Dahnil Anzar berharap peraturan KPU bersifat konsisten, demi menghindari Prabowo-Sandiaga dipersulit saat berkampanye.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Muhammad Zulfikar
Sementara sosok Prabowo Subianto lebih dikenal masyarakat dibandingkan Sandiaga.
"Saya turun kemarin di Yogyakarta dan Pak Prabowo dapat salam dari mereka," ucap Sandiaga dilansir kanal TV One pada Senin (15/10/2018).
Sandiaga mengatakan, ia bersama tim menerima kritikan Andi Arief dengan tangan terbuka.
"Masukan Andi Arief kita terima secara terbuka dan bersahabat," ungkapnya.
• Pengusaha Takut Sumbang Prabowo di Pilpres 2019, Timses Jokowi Ungkap Hal Ini
• Jadi Tersangka Kasus Korupsi, Rumah Bupati Bekasi Terpantau Sepi
Sementara itu, Partai Demokrat memastikan tetap solid mendukung Prabowo-Sandiaga terlepas dari kritik terbuka yang disampaikan Andi Arief.
Di balik kritik Andi Arief kepada Prabowo, pakar komunikasi politik Karim Suryadi mengungkapkan pandangannya.
Karim Suryadi melihat secara keseluruhan strategi kampanye ada kegamangan di antara tim sukses Prabowo-Sandiaga dan Jokowi-Ma'ruf.
"Apa yang dimaksud kegamangan? Sampai hari ini kita belum melihat peta besar jalannya Pilpres seperti strategi nasional tim kampanye untuk menjelaskan inilah kondisi Indonesia pascapemilu esok," tutur dia.
Karim Suryadi menegaskan, saat ini belum ada kegiatan kampanye di antara dua kubu tersebut.
Menurutnya, kegiatan kampanye masih relatif sepi.
Sehingga, dalam hal ini yang diuntungkan adalah kubu Jokowi.
"Dia tampil sebagai kepala pemerintahan, membuka kegiatan A dan melakukan kegiatan B. Sementara di kubu Prabowo, hanya Sandiaga Uno yang melakukan seperti hujan yang jatuh tidak beraturan," ucapnya.
"Kadang di Cirebon, di Jember dan kadang di mana," sambungnya.