Pilpres 2019

Singgung Indonesia Sedang Sakit, Basis Data Pesimisme Prabowo Digugat Jubir PSI

Jubir PSI menyindir dan mempertanyakan data yang dipakai capres Prabowo Subianto sehingga kerap melontarkan narasi-narasi pesimisme tentang bangsa ini

Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Y Gustaman
TRIBUNJAKARTA.COM/NAWIR ARSYAD AKBAR
Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto menghadiri rapat kerja nasional (Rakernas) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) 2018, di Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (11/10/2018). 

Penelusuran TribunJakarta.com, Prabowo mengutip pernyataan Indonesia akan bubar pada tahun 2030 dari Novel karya Peter W Singer dan August Cole yang berjudul Ghost Fleet: A Novel of the Next World War.

Tsamara Amany menegaskan seorang pemimpi seharunya mencerminkan rasa optimisme.

"Bahkan bukan data tapi novel fiksi dan lainnya sebagainya jadi pemimpin kita itu harus membangun optimisme," ucap Tsamara Amany.

Ia juga menyinggung Prabowo yang lebih jarang turut ke lapangan dibanding dengan Jokowi.

"Pak Jokowi lebih banyak turun dibanding dengan Pak Prabowo," ucap Tsamara Amany.

"Setiap minggu Pak Jokowi turun, kalau Pak Prabowo jarang sekali," tambahnya.

Tsamara Amany Disemprot Fahri Hamzah

Tsamara Amany menyindir kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo-Sandiaga.

Kubu Prabowo-Sandi mengaku menjadi korban atas kebohongan Ratna Sarumpaet.

Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Koalisi Adil Makmur, Dahnil Anzar Simanjutak.

"Kami semua korban dari kasus ini," tegas Dahnil Anzar saat menjadi narasumber di TV One pada Kamis (4/10/2018).

Tsamara Amany lantas menyindir soal kubu Prabowo-Sandi yang seolah-olah menjadikan diri mereka korban.

 Unggah Video Asian Games Momen Persatuan Bangsa, Tsamara Amany: Kita Sama-sama Mencintai Indonesia

 Nagita Slavina dan Rafathar Dekat Sama Baby Ansara, Raffi Ahmad Blak-Blakan Ngaku Sedih

Menurut Tsamara Amany status sebagai korban sengaja dibuat setelah mereka dengan sengaja menyebarkan kabar bohong soal Ratna Sarumpaet menjadi korban pengeroyokan di media sosial.

"Mereka mencoba membangun narasi bahwa mereka korban hoax setelah mereka ramai-ramai menyebarkan hoax itu melalui media sosial," tulis Tsamara Amany.

Wanita 23 tahun itu menganggap tokoh-tokoh di kubu tersebut hanya asyik mencuit, tanpa mencari informasi mengenai kebenaran kabar kasus Ratna Sarumpaet.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved