Pileg 2019

Berkenalan dengan Permaswari Wardani, Caleg PSI yang Kampanye Lewat Komik Hasil Karyanya

Para calon legislatif mulai berkampanye di daerah pemilihannya menjelang pemilu serentak 2019.

TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma
Permaswari Wardani Caleg DPRD DKI Jakarta dari Partai Solidaritas Indonesia menunjukan komik hasil karyanya sebagai modalnya untuk berkampanye di Pemilu 2019. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma

TRIBUNJAKARTA.COM, CILANDAK – Para calon legislatif mulai berkampanye di daerah pemilihannya menjelang pemilu serentak 2019.

Tak terkecuali dengan Permaswari Wardani, Caleg DPRD DKI Jakarta asal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk daerah pemilihan (Dapil) Jakarta Selatan yang meliputi wilayah Cilandak, Kebayoran, Pesanggarahan, dan Setiabudi pada Pemilu 2019.

Setelah berkomunikasi melalui media sosial dengan Imas sapaan akrabnya, TribunJakarta.com pun berkesempatan mewawancarai eksklusif wanita kelahiran 24 Oktober 1980 ini di sebuah cafe yang ada di Mall Cilandak Town Square, Cilandak, Jakarta Selatan, pada Sabtu 20 Oktober 2018.

Imas yang merupakan lulusan Ilmu Arsitek Universitas Trisakti tahun 2004 ini, namanya mulai menjadi perbincangan hangat dikalangan masyarakat, karena cara berkampanye yang cukup bisa dikatakan unik.

Melalui akun media sosial twitternya @imascorgan dan akun instagram pribadinya @imascorgan, Imas mencoba memperkenalkan dirinya yang maju menjadi caleg dengan komik hasil karyanya sendiri.

Bahkan, postingan komik miliknya pun mendapat respon positif dari sejumlah tokoh dan publik figur, mulai Mantan Ketua MK Mahfud MD, hingga penyanyi sekaligus dokter Tompi dan Komposer ternama Indonesia Addie MS yang yang meretweet postingan komiknya.

Kepada TribunJakarta.com, Imas menuturkan dirinya ingin menghapus kesan seorang caleg yang kerap kali dianggap sebagai “uang berjalan” oleh masyarakat ketika masa kampanye sedang berlangsung.

Hal ini dikarenakan, Imas mengalami sendiri dimana ketika dirinya blusukan ke rumah-rumah warga dan membagikan komiknya sembari mengenalkan profilenya, banyak warga yang mempertanyakan kehadiran Imas tanpa membawa bingkisan berupa uang atau pun sembako.

“Jadi ketika aku kasih komik aku dan memperkenalkan diri, ada dari mereka yang langsung kaya nyari amplop di dalam komiknya, bahkan ada yang bilang katanya kalau mau memperkenalkan diri harus bawa sembako dan sebagainya,” ujar Imas.

Imas menuturkan, dirinya maju sebagai caleg tanpa modal yang cukup kuat, dan hanya memiliki dana yang terbatas di dalam tabungannya, sehingga ia pun berkampanye seorang diri dengan cara door to door.

Namun, Imas pun memilki alasan yang kuat, kenapa dirinya tidak berkampanye dengan cara yang diharapkan oleh warga yang ia temui, yang mengharapkan bingkisan ketika seorang caleg datang ke wilayahnya.

Menurutnya, jika seorang caleg memiliki modal yang besar dan tanpa segan menghamburkan dana untuk masyarakat, hal tersebut bisa memicu tindakan koruptif dari caleg tersebut apabila terpilih nantinya.

“Jadi ketika kampanye dia sudah menghabiskan banyak dana, apabila terpilih pasti dia mau balik modal dong, apalagi jika calegnya sampai minjam dana, atau pun menjual dan menggadaikan rumahnya, pasti ketika terpilih caleg tersebut ingin menyelamatkan rumahnya, nah ini yang bisa memicu tindakan koruptif,” papar Imas.

Oleh sebab itu,Imas lebih memilih berkampanye dengan dana minim dan sekreatif mungkin, guna menghapus kesan kampanye politik yang berhamburan uang.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved