Pilpres 2019

Prabowo Sebut 99 Persen Rakyat Indonesia Hidup Pas-pasan, Ali Ngabalin Ungkap Fakta Sesungguhnya

Prabowo sebut 99 persen rakyat Indonesia hidup pas-pasan, Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden Ali Ngabalin ungkap fakta sesungguhnya

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Youtube/Kompas TV
Ali Ngabalin 

TRIBUNJAKARTA.COM - Jubir Pasangan Prabowo-Sandiaga, Alex Datuk Yahya mengomentari pernyataan Prabowo yang menyebut 99 persen rakyat Indonesia hidup pas-pasan.

Pernyataan itu disampaikan Prabowo saat menghadiri Deklarasi Emak-emak Binangkit relawan Prabowo-Sandi di Pendopo Inna Heritage Hotel Denpasar, Bali, Jumat (19/10/2018).

Saat berdialog dengan ratusan emak-emak pendukungnya, Prabowo memaparkan berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.

Menurut Prabowo, setelah 73 tahun Indonesia merdeka masih banyak rakyat yang hidup kelaparan serta sulit mendapatkan pekerjaan.

"Kita melihat sekarang adalah keadaan yang saya sebut keadaan paradoks, keadaan yang janggal setelah 73 tahun merdeka yang kaya semakin sedikit dan segelintir orang saja dan ini bukan saya karang, ini adalah data fakta yang diakui oleh bank dunia oleh lembaga lembaga internasional," tutur Prabowo dilansir dari Kompas.com.

"Bahwa yang menikmati kekayaan di Indonesia adalah kurang dari 1 persen bangsa Indonesia dan yang 99 persen mengalami hidup pas-pasan bahkan bisa dikatakan sangat sulit," sambungnya.

Pernyataan Prabowo Subianto kala itu menjadi perhatian publik saat ini.

Jubir Prabowo, Alex pun turut menanggapinya ketika menjadi narasumber di Sapa Indonesia Malam, Kompas TV pada Minggu (21/10/2018).

"Prabowo sebut 99 persen rakyat pas-pasan hidupnya, artinya 2 juta 500 ribu orang kira-kira yang kaya di negeri ini, betul Pak Alex?" tutur host Sapa Indonesia Malam.

Berulah hingga Buat Warga Desa Ngamuk, Belasan Motor Anak Indekos Diceburkan ke Selokan

Artis Titi Qardasih Meninggal, Sempat Dianggap Ratu Modelling dan Punya Kebiasaan Jalan Maju Mundur

"Jadi salah satu fenomena yang saya perhatikan Cawapres Sandiaga selalu ke pasar berkeliling ke Indonesia untuk kampanye dan menyerap aspirasi masyarakat," ucapnya.

Alasan di balik pemilihan pasar sebagai tempat kunjungan Sandiaga, Alex menyatakan karena tempat tersebut sebagai denyut kegiatan ekonomi masyarakat terutama kelas menengah ke bawah.

"Disitu dia melihat dan menyerap secara langsung,adanya kecemasan, kekhawatiran dan ketidaksetujuan dengan kondisi yang ada," tuturnya.

Alex menegaskan,berbagai isu ekonomi muncul ketika Sandiaga melakukan kunjungan seperti ketidakstabilan harga, adanya ketidakmampuan daya beli masyarakat dan harga bahan pokok yang meninggi.

Follow Juga:

"Dari situ, adalah kewajiban Prabowo dan Sandiaga Uno untuk menyuarakan ini, suara dari masyarakat bukan angka kualitatif, ini jadi jembatan suara rakyat," tuturnya.

Menanggapi pernyataan dari Alex, Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin menyebutkan jika kondisi ekonomi makro Indonesia itu stabil.

Ivan Gunawan Ketahuan Pajang Foto Ayu Ting Ting di Rumahnya, Ruben Onsu Emosi: Ini Cewek Gak Beres!

Panik Karena Rumah dan Mobilnya Dicoret-coret, Reaksi Billy Syahputra ke Sopir Jadi Sorotan

"Dilihat dari pertumbuhan ekonomi, penurunan angka kemiskinan, inflasi dan pengangguran yang rendah. Artinya harga yang datar dan stabil memberikan isyarat penting ekonomi bagi bangsa dan negara," ucapnya.

Ali Ngabalin kembali menegaskan posisinya menjadi narasumber tersebut bukanlah sebagai juru bicara atau tim kampanye Jokowi melainkan sebagai wakil pemerintahan.

"Saya dari kantor staf kepresidenan, jadi juru bicara pemerintah. Karena itu, apa yang dicapaikan pemerintah harus disampaikan menurut narasi dan diksi yang ada," tuturnya.

Ali Ngabalin menuturkan, isu ekonomi yang membawa nama emak-emak merupakan hal bagus.

Namun, Ali menegaskan ia tak akan mengomentari ranah tersebut.

"Tapi saya akan mengatakan, apa yang dilakukan pemerintah saat ini memberikan harapan kepada masa depan kehidupan ekonomi berbangsa dan bernegara," jelasnya.

Ali mengungkapkan, beberapa cara yang dilakukan pemerintahan Indonesia terkait emak-emak dan bagaimana dampak pembangunan infrastruktur bagi mereka.

"Kalau orang yang tidak pernah ke Jayapura atau tak berasal dari sana, maka dia bisa punya pertanyaan seperti adinda (red: host) tadi," tuturnya.

Ali mengungkapkan, ketika seseorang berada dari Distrik Arso, Kabupaten Keerom, Papua setelah memetik hasil perkebunan maka ia harus menghabiskan beberapa hari perjalanan menuju kota Jayapura agar bisa menjual barangnya tersebut.

"Ada orang dari Arso setelah memetik hasil perkebunannya maka emak-emak itu dengan sirih dan kelapanya harus melewati 4 - 5 hari untuk masuk ke Kota Jayapura. Kenapa? karena infrastruktur, jalan," tuturnya.

Meski demikian, kondisi tersebut diklaim Ali Ngabalin sudah tidak ada lagi.

Polemik Dana Hibah Bantar Gebang, Pemprov DKI Tunaikan Kewajiban Rp 194 Miliar, Ini Rinciannya

Cerita Sandiaga Uno Tentang Musisi Legendaris Gombloh, Bukan Hanya Soal Memuji Karya-karyanya

Kini, masyarakat hanya membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk masuk ke Kota Jayapura.

"Hari ini mulai dari Sorong, Aimas 1, Aimas 2 atau Manokwari, mereka hanya butuhkan waktu sekitar satu sampai dua jam, barang mereka bisa terjual di Kota Jayapura," ungkapnya.

Ali menegaskan, keadaan tersebut mengartikan jika pemerintah memperhatikan infrastruktur terkait kondisi jalan yang memudahkan masyarakat alias emak-emak untuk menjual barangnya seperti sirih.

Ali pun menerangkan, jika Jokowi hanya memperhatikan lumbung suara wilayah di Indonesia maka Papua tak termasuk didalamnya.

"Kalau untuk kepentingan suara dan politik maka Jokowi hanya memperhatikan di Pulau Sumatera dan Jawa karena suara di Papua itu separuhnya Tanjung Priuk aja lebih banyak karena pakai sistem noken," bebernya.

Selain itu, Ali Ngabalin mengajak agar Alex berpergian ke Miangas, di Provinsi Sulawesi Utara.

"Kapan waktu datang ke Miangas. Dahulu waktu saya menjadi ketua pokja pertahanan DPR RI, kami butuh 6 hari 6 malam naik kapal ke Miangas. Sekarang dari Manado, hanya butuh 45 menit. Kita naik Lion Air dan mendarat di Miangas," imbuhnya.

Adanya perbedaan jarak tempuh antara kondisi dahulu dan saat ini, Ali berkata, hal tersebut terjadi karena adanya bandara yang telah dibangun di Mianggas dan Pulau Rote.

"Itu saya bilang kenapa ekonomi makro kita sangat kuat. Urusan pemilu itu belakangan," paparnya.

Simak Videonya:

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved