Kabar Artis
Putrinya Putuskan 'Hijrah' dan Jadi Relawan Bencana di Palu, Ayah Awkarin Ungkap Kebahagiaannya
Awkarin memutuskan untuk 'hijrah' menjadi pribadi yang baru. Hal itu mendapat dukungan dari orang tuanya.
Penulis: Erlina Fury Santika | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM - Selebgram Karin Novilda atau yang akrab disapa Awkarin memutuskan untuk 'berhenti' dari Instagram.
Hal itu ia ungkapkan melalui video di kanal YouTubenya, Karin Novilda.
Pada video yang berjudul I Quit Instagram, Awkarin banyak mengisahkan perubahan yang ia alami selama ini.
Awalnya ia mengisahkan bagaimana kisah keluarganya, yang ia sebut berasal dari keluarga yang sederhana.
Sang ayah yang merupakan dokter spesialis mata dan ibunya seorang dokter gigi tak membuat dirinya serta merta dimanja keduanya.
Justru ia didik menjadi pekerja keras demi mendapatkan keinginannya.
"Semua yang aku punya sekarang ini tentunya itu karena kehendak Tuhan dan didikan mereka. Aku berterima kasih banget," ujarnya dikutip dari kanal YouTubenya, Awkarin, Senin (22/10/2018) malam.
Setelah menceritakan latar belakang keluarga, ia membeberkan bahwa dirinya sempat mengidap mental illness atau gangguan kesehatan mental.
Hal itu ia rasakan saat masih duduk di bangku sekolah.
Ia bahkan mengaku dirinya mencoba bunuh diri beberapa kali, terlebih saat mantan kekasihnya meninggal dunia dan ia dituduh yang menjadi penyebab utamanya.
Saat itu, ia mengaku teman-temannya di managemen lamanya justru meninggalkannya.
• Awkarin Beberkan Kisah Masa Lalunya, Young Lex Beri Komentar
• Vakum dari Instagram, Awkarin Muncul Bantu Korban Gempa Palu dan Donggala
• Unggah Foto Liburan di Yogyakarta, Netizen Khawatirkan Awkarin Tertusuk Duri
"Mereka nggak ada angin nggak ada hujan tiba-tiba ninggalin aku. Mereka tahu kebenarannya seperti apa, mereka malah saksi dari semua kejadiannya."
"Karena mereka juga ditunjuk jadi penyebab kematiannya, mereka tiba-tiba ngeblok aku, padahal nggak punya masalah sebelumnya," ujarnya menerangkan bagaimana kronologi dirinya dituduh menjadi penyebab kematian mantan kekasihnya.
Setelah melalui masa-masa kelam itu, gadis berusia 20 tahun ini memutuskan untuk 'hijrah' ke pribadi yang baru.
Selain berkaca pada pengalaman itu, yang membuat dirinya 'hijrah' adalah saat sadar bahwa selama ini media sosial turut mengontrol dirinya.
Hal itu karena ia merasa senang ketika mendapat likes dan komentar pujian di Instagram.
Namun ternyata, ia tersadar justru itu itulah racun untuk dirinya sendiri.
Sebab ketika tidak mendapatkan engagement media sosial yang sesuai ekspektasinya, dirinya jadi mudah sedih bahkan depresi.
Akhirnya, perempuan kelahiran Jakarta ini pelan-pelan meninggalkan media sosial, terlebih Instagram, yang sudah membesarkan namanya.
Awkarin mengaku, justru ia menemukan kedamaian saat meninggalkan media sosial dan berinteraksi langsung dengan sekitarnya, terlebih saat ia menjadi relawan bencana gempa di Palu, Sulawesi Tengah beberapa waktu lalu.
"It felt so good, socializing tanpa handphone, (sangat merasa baik saat bersosialisasi tanpa gawai)," ujarnya sambil tersenyum.
"Aku baru sadar banget kalau ternyata media sosial se-toxic itu. Alhamdulillah aku udah kembali pulih, aku udah jadi Karin yang bahagia lagi walau tanpa media sosial," tambahnya.
Proses 'hijrah' Awkarin bermula saat menjadi relawan gempa Palu.
Ia pun bertekad dan mengajak masyarakat untuk turut membantu saudara-saudara yang masih membutuhkan bantuan.
Follow:
Awkarin mengaku sudah tak peduli akan opini orang lain yang menyebut aksinya itu adalah pencitraan semata.
Ia hanya ingin memanfaatkan dirinya untuk orang-orang yang membutuhkan bantuan.
"Bilang kalau gue ke Palu buat pencitraan, atau buat image branding, terserah. Saya benar-benar nggak peduli sama apa yang kalian omongin. Tapi yang tahu niatku, aku tulus dunia akhiratku, cuma aku dan Allah SWT (yang tahu)."
"Aku influencer yang punya power yang besar untuk membuat orang tergerak hatinya untuk ikut juga berdonasi mereka yang membutuhkan. Bukan hanya di Palu, Donggala dan Sigi, tapi dimanapun mereka membutuhkan."
"Aku ingin mereka melihat kondisi di sana seperti apa. Aku ingin mereka ngerasain juga apa yang mereka (korban gempa) rasain."
"Aku juga merasa bertanggung jawab atas semua donasi yang kalian kirimkan kepada kami, ATeam Management."
"Terakhir saya ingin melancarkan niat saya sebagai orang yang baru, untuk menjadi orang yang lebih baik lagi, peduli kepada mereka yang membutuhkan," tandasnya.
Ternyata video klarifikasi yang berdurasi 44 menit itu ditonton oleh sang ayah.
Hal itu diketahui melalui tangkapan layar WhatsApp yang diunggah di fitur story akun Instagram Awkarin, @awkarin.
Ayahnya menyebut dirinya dan ibunda Awkarin bangga akan apa yang diucapkan putrinya itu.
"Papa mama bangga liat YouTube kamu rin.. Lakukan apa yg menurut kamu baik yaa," tulis sang ayah pada Senin (22/10/2018) malam.
Ayahnya pun memberi wejangan untuk Awkarin, agar tetap meminta perlindungan kepada Tuhan.
"Jgn lupa minta petunjuk & perlindungan Allah. Dalam setiap langkah kamu," tulisnya lagi.
Atas pesan ayahnya itu, Awkarin merasa sangat disayangi.
"cinta & kasih seorang ayah tak akan terganti oleh lelaki manapun," tulisnya pada keterangan foto tersebut.

Jadi relawan di Palu
Setelah memberikan video klarifikasi itu, Awkarin juga membagikan kegiatannya saat menjadi relawan di Palu.
Sempat 'berhenti' dari Instagram, Awkarin justru membagikan momen di Palu di story Instagramnya pada Selasa (23/10/2018) siang.

Selama perjalanan Awkarin menjelaskan jika dirinya termasuk relawan dari SekolahRelawan.com dan KitaBisa.com.
Awkarin pun menunjukkan dirinya berada di mobil bak terbuka sambil mendengarkan penjelasan dari relawan SekolahRelawan.com mengenai kondisi Palu saat terjadi bencana.
Kemudian video story tersebut memperlihatkan kondisi sekitar pantai yang terkena dampak dari tsunami.
Awkarin pun menceritakan jika dirinya sempat merasakan bau mayat saat perjalanan menuju posko.
"Percakapan kecil antara saya dan salah satu relawan profesional, 'ini bau ikan ya pak? emang gini ya pantainya kentel banget bau ikannya?"
"Iya nggak ikan juga sih mbak Karin.. nyampur. Ini campur bau mayat," tulis pada insta story Awkarin.

Lebih lanjut Awkarin juga membagikan gambar runtuhan bangunan yang hampir rata dengan tanah.
"Pak Presiden, aku harap pak presiden masih terus akan membantu saudara kita ya pak disini. Mereka masih sangat membutuhkan bantuan pak, mereka benar-benar kehilangan semua harta yang mereka punya pak. Bissmillahirrahmanirrahim. #PaluDonggalaSigiBAngkit @jokowi,"
"Dan semoga bantuan di meratakan keseluruh kabupaten Donggala dan Sigi juga pak. Karena mereka terlantar dikarenakan semua bantuan difokuskan ke Palu,"

Pada insta story selanjutnya, Awkarin membagikan potret bangunan masjid yang masih berdiri di pinggir pantai usai diguncang gempa.
Iapun tak kuasa hingga menyebut nama Tuhan.


Nampak posko tersebut hanya beralaskan busa tipis tanpa bantal.
Awkarin sempat membagikan menu sarapan saat menjadi relawan, yakni makanan dengan lauk telur dan krupuk.

Pada akhir-akhir cerita Awkarin menjadi relawan di Palu, banyak momen Awkarin bersama penduduk Palu.



Bahkan ada pula penggemar yang memberikan Awkarin sebuah boneka dan surat manis untuk dirinya.


(TribunJakarta.com Erlina F Santika/Tribunnews.com Siti Nurjannah Wulandari)
Video bisa disaksikan di sini: