Gempa di Donggala

Masa Tanggap Darurat Selesai, Begini Penanganan Infrastruktur, Kesehatan, dan Pendidikan di Sulteng

Setelah masa tanggap darurat di Sulawesi Tengah selesai, kini fokus tim gabungan membenahi sektor infrastruktur, kesehatan dan pendidikan.

Penulis: Nawir Arsyad Akbar | Editor: Y Gustaman
TribunJakarta.com/Nawir Arsyad Akbar
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho terkait pembaruan informasi gempa dan tsunami di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah, di Graha BNPB, Jakarta Timur, Jumat (26/10/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nawir Arsyad Akbar

TRIBUNJAKARTA.COM, MATRAMAN - Setelah masa tanggap darurat di Sulawesi Tengah selesai, kini fokus tim gabungan membenahi sektor infrastruktur, kesehatan dan pendidikan.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan untuk bidang infrastruktur di wilayah terdampak bencana hingga saat ini masih pada tahap pembersihan kota yang sudah mencapai 70 persen.

"Pemulihan sistem air minum akan selesai pada bulan Desmber 2018. Namun, konektifitas jaln di beberapa daerah masih terputus, dan pembangunan hunian sementara akan selesai dua bulan mendatang," ujar Sutopo, Jumat (26/10/2018).

Sutopo menjelaskan saat ini berdasarkan hasil rapat terkahir, sebanyak 23.413 kepala keluarga membutuhkan huntara.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan membangun 1.400 unit barak, sehingga 14.400 kepala keluarga dapat dipenuhi.

"Ada 9.013 kepala keluarga sisanya akan dibangunkan huntara dengan bantauan atau partisipasi masyarakat dan puhak swasta," ujar Sutopo.

Di bidang kesehatan, rumah sakit dan puskesmas di wilayah terdampak bencana di Sulawesi Tengah sudah dapat berfungsi, dengan tenaga medis yang sudah dapat melayani masyarakat.

Kementerian Kesehatan juga masih melakukan pendampingan kesehatan, bagi para pengungsi yang hingga saat ini mencapai 214.925 orang yang tersebar di 122 titik.

Sedangkan perkembangan di bidang pendidikan, Sutopo menjelaskan bahwa saat ini proses belajar-mengajar dilakukan di 1.467 tenda ruang kelas darurat.

"Tenda yang sudah 1.043, masih kekurangan 424 tenda. Saat ini proses belajar-mengajar sudah berjalan 40 persen," ujar Sutopo.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved