Di Balik Senyum dan Sapanya, Pramugari Punya Tanggung Jawab Besar hingga Bertaruh Nyawa

Di balik senyum dan sapanya, pramugari punya tanggung jawab besar hingga bertaruh nyawa. Simak penjelasannya!

Editor: Kurniawati Hasjanah
TRIBUNNEWS.COM
Pramugari di pesawat Kepresidenan RI jenis Boeing Business Jet 2 (BBJ2) saat mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), Blangbintang, Aceh Besar, Rabu (16/4/2014). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Saat Anda bepergian dengan pesawat terbang, ada begitu banyak pihak yang sebenarnya terlibat dan turut membantu kelancaran penerbangan Anda.

Mulai dari petugas di bandara hingga awak kabin, mereka punya tugas untuk melayani penumpang dan memberikan pengalaman perjalanan yang menyenangkan.

Di antara kru pesawat, ada awak kabin atau pramugari yang pasti akan berdiri menyambut Anda dengan senyum dan sapanya saat kali pertama Anda masuk ke dalam kabin pesawat.

"Selamat datang, kursi nomor berapa?" atau "Saya bantu simpan tasnya di bagasi atas ya" akan jadi hal yang selalu Anda dengar dari mereka.

Pramugari juga sering menjadi profesi idaman, sebab seperti yang biasa diketahui, pramugari selalu berpenampilan rapi dan cantik.

Apalagi kabarnya gaji pramugari juga cukup besar.

Namun tahukah Anda bahwa menjadi seorang pramugari berarti mempertaruhkan nyawa mereka setiap penerbangan?

Ya, pramugari adalah kru pesawat yang menyimpan tanggung jawab luar biasa besar di balik seragam kebanggaan mereka dan sapa yang selalu mereka lontarkan.

Lion Air JT610 Jatuh, Ini 3 Hal yang Bisa Selamatkan Nyawa Saat Kecelakaan Pesawat Terjadi

TERPOPULER- Mantan Pilot Ungkap Situasi Kokpit Semrawut Saat Lion Air JT610 Jatuh, Ini Analisanya

Selain pilot, pramugari yang berhadapan langsung dengan penumpang harus mengutamakan keselamatan penumpang lebih dulu baru dirinya sendiri.

Hal itu disampaikan oleh Konsultan Pendidikan dan Karier Penerbangan di Pendidikan Staff Penerbangan dan Pramugari (PSPP) Pusat, Ayu Anggraeni.

"Dalam tugasnya, pramugari mengutamakan keamanan dan keselamatan para penumpangnya terlebih dulu, terutama saat keadaan darurat yang sama sekali tidak diinginkan sekalipun," kata Ayu seperti dilansir dari Kompas.com.

Itu sebabnya pramugari selalu memperagakan cara menyelamatkan diri jika pesawat dalam kondisi darurat.

Lion Air JT610 Jatuh, Ini Sejarah Terciptanya Kotak Hitam untuk Menguak Kecelakaan Pesawat

Kisah Dian Sorowea Penyanyi Karna Su Sayang: Setiap Hari Naik Ojek dan Tidak Ingin Jadi Penyanyi

Mereka berharap, penumpang paham dan bisa menyelamatkan diri saat terjadi kecelakaan.

Prosedur penyelamatan akan dilakukan oleh pramugari atau pramugara saat pilot mengonfirmasi adanya keadaan darurat emergency.

Pramugari akan memberikan instruksi penyelamatan kepada penumpang sebagaimana sudah didemonstrasikan sebelum penerbangan dilakukan.

"Setelah terkonfirmasi keadaan emergency dari pilot. Standarnya FA (flight attendant) bertugas memberikan instruksi arahan untuk keselamatan ke penumpang disesuaikan dengan keadaan emergency-nya," ujar Ayu.

Selain memprioritaskan keselamatan penumpang, seorang awak kabin juga bertanggung jawab memberikan pelayanan terbaik kepada penumpang selama di dalam pesawat untuk memberikan kesan perjalanan udara yang menyenangkan.

Padahal, berbagai kemungkinan buruk terkait keselamatan penerbangan mungkin saja terjadi.

Perubahan tekanan, cuaca ekstrem, kelalaian manusia (awak maupun penumpang), kerusakan teknis pesawat, semuanya mengancam keselamatan siapa saja yang ada di sebuah penerbangan.

Namun, seorang pramugari harus mampu menenangkan penumpang dan membantu mereka untuk dapat selamat dari keadaan terburuk.

Meskipun, dirinya sendiri juga sama-sama berada dalam bahaya. Hal-hal tersebut kiranya dapat menggambarkan profesi menjadi seorang awak kabin.

Pekerjaan yang selama ini banyak dipandang menyenangkan, ternyata menyimpan tanggung jawab yang tinggi, hingga bertaruh nyawa.

Perjalanan panjang pun harus mereka tempuh sebelum akhirnya mendapatkan lisensi atau ijin mengudara dari Kementerian di bawah Dinas Perhubungan dan Transportasi Udara.

"Seorang FA melewati tahapan training simulasi di training center lalu melakukan training terbang langsung didampingi oleh FA senior, sampai melaksanakan tes-tes dari mulai materi, psikologi dan kesehatan," ucap Ayu.

Nah kalau Anda selama ini masih mengira menjadi pramugari hanya perlu modal fisik sempurna, Anda jelas salah.

Jika boleh mengutip ucapan salah seorang pramugari Lion Air, Stefani, "saat kami siap terbang, semua yang kami cintai telah kami tinggalkan di ujung landasan".

Sudah terbayang betapa besar tanggung jawab pekerjaan mereka? (Intisari/Aulia Dian Permata)

Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved