Lion Air JT610 Jatuh
KR Baruna Jaya I Jadi Kapal Andalan Cari Black Box Lion Air PK-LQP, Intip Keunggulannnya
KR Baruna Jaya I yang dimiliki BPPT menjadi kapal andalan untuk cari black box Lion Air PK-LQP, intip sederet keunggulannya.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM - Kapal Riset (KR) Baruna Jaya I yang dimiliki Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) diperbantukan untuk mencari black box Lion Air PK-LQP kode penerbangan Lion Air JT610 yang jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Diketahui, sinyal black box Lion Air PK-LQP sempat terdeteksi di kedalaman 32 meter oleh Tim Sar Gabungan.
Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya Muhammad Syaugi menyatakan, ping locator mendeteksi bunyi atau sinyal dari black box tersebut saat ia dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menaiki salah satu kapal di lokasi pencarian.
Bunyi yang ditangkap itu berasal dari kedalaman 32 meter dan berada 400 meter arah barat laut dari koordinat hilang kontaknya pesawat Lion Air PK-LQP kode penerbangan Lion Air JT610 rute Jakarta-Pangkalpinang.
"Itu adalah bagian black box mungkin yang satunya tertutup dengan pasir dan sebagainya. Tapi yang jelas suara itu ada, sifatnya semakin dekat semakin kencang," ucap Hadi di lansir dari Kompas.com.
Guna mencari penemuan black box tersebut, KR Baruna Jaya I diturunkan dan dijadikan sebagai kapal andalan yang dilengkapi 4 alat canggih.
Kepala Balai Teknologi Survey Kelautan BPPT Ikhsan Budi Wahyono mengemukakan, Baruna Jaya I mendapatkan anggaran untuk revitalisasi peralatan pada tahun lalu.
"Yang kita kerahkan di Utara Kerawang, kita turunkan 4 peralatan yang secara teknis melakukan survey pemetaan hingga 11 ribu meter," tuturnya dikutip dari Kompas Tv pada Kamis (11/1/2018).
Ikhsan menyatakan, beberapa keunggulan yang dimiliki KR Baruna Jaya I.
Menurutnya, proses kerja alat di KR Baruna Jaya I yakni menggunakan sistem sonar dan akustik yang berarti mengandalkan suara.
"Jadi suara akan diistilahkan di-ping gitu, akustik itu akan sampai di dasar laut dan dasar laut itu akan memacarkan akustik tadi. Di dalam kapal ada penerima akustik tersebut," tegasnya.
Ikhsan menjelaskan, gambaran yang didapatkan KR Baruna Jaya I bisa lebih detail sehingga bisa menggambarkan topografi dasar laut.
"Nah seandainya dasar laut dikatakanlah ada benda atau bodi pesawat itu bisa terdektesi. Dalam artian terdapat perbedaan tinggi dari dasar dengan badan pesawat," paparnya.
Menurutnya, dengan teknologi canggih yang dimiliki KR Baruna Jaya I maka tim pencari bisa membedakan apakah gundukan yang ada di dalam laut tersebut hanya sekadar sedimentasi semata atau bangkai kapal.
"Karena sistem sonar itu bisa membedakan antara sedimen yang lunak dengan material yang keras," tegasnya.
• Operasi SAR Lion Air PK-LQP Hari Ini Fokus Pada Pencarian Black Box
• TERPOPULER- Diah Penumpang Lion Air JT610 Denpasar-Jakarta: Bau Gosong dan Lampu Seat Belt tak Padam
KR Baruna Jaya I memiliki teknologi untuk bisa melihat keadaan di kedalaman laut tertentu menggunakan teknologi RUV.
"Jika seandainya konfirm itu benar (red: badan pesawat) maka disampaikan ke tim penyelam Basarnas," ungkapnya.
"Di peralatan kami juga dilengkapi underwater positioning, jadi posisi dari RUV-nya bisa ketahuan secara koordinat," sambungnya.
Follow Juga:
Tak hanya itu, KR Baruna Jaya I juga punya alat untuk mendeteksi logam.
Alat pendeteksi logam tersebut bekerja sesuai prinsip medan magnet.
"Antara logam dan sedimen berbeda, nah medan magnet ini yang akan detect," tegasnya.
• TERPOPULER- Mantan Pilot Ungkap Situasi Kokpit Semrawut Saat Lion Air JT610 Jatuh, Ini Analisanya
• TERPOPULER- PSI Sindir Isu Jenazah saat Debat Soal SARA, Timses Prabowo Geram: Kami Kecewa!
Ia menyatakan, alat tersebut bisa membedakan apakah benda itu kayu, logam atau lainnya.
Empat alat canggih yang dimiliki KR Baruna Jaya I tidak berdiri sendiri, mereka kesemuanya bersinergi.
"Karena ini kan kita mencari satu benda yang harus ditemukan dan diangkat," paparnya.
"Hal ini berbeda ketika kita hanya mendeteksi pipa di laut. Ini kan kita lagi membantu SAR mencari bodi dan kita harapkan black boxnya bisa mudah didapatkan," lanjutnya.
(TribunJakarta.com/Kurniawati Hasjanah)