TOPIK
Lion Air JT610 Jatuh
-
Namun, pihak Lion Air tidak memberikan izin untuk masuk dan mengikuti upacara tabur bunga di Tanjung Karawang.
-
sebagian ahli waris dari korban kecelakaan itu mengaku masih belum mendapat kompensasi dari Lion Air.
-
Pihak KNKT juga menyebut, pilot tersebut memiliki kualifikasi sebagai pilot Boeing 737 Max 8.
-
"Isi rekaman CVR (Cockpit Voice Recorder) tidak sama dengan yang beredar di media," kata Sorjanto Tjahjono
-
Kombes Pol Edy Purnomo menerangkan,pihaknya masih kesulitan melakukan identifikasi terhadap tujuh kilogram tulang diduga korban pesawat nahas Lion Air
-
Selanjutnya, ke-26 jenazah ini akan langsung diserahkan kepada pihak Lion Air yang nantinya akan langsung mengirimkannya kepada pihak keluarga.
-
Meski demikian, puluhan anggota keluarga korban tersebut menolak segera angkat kaki lantaran menganggap hak dan tuntutan mereka belum dipenuhi
-
Kepala Instalasi Kedokteran Forensik Kombes Pol Edy Purnomo menjelaskan, membutuhkan waktu paling cepat tiga minggu untuk melakukan identifikasi
-
Selain Kepala Instalasi RS Polri Kramat Jati, ada tiga orang lainnya yang kemungkinan akan menghubungi pihak keluarga bila proses identifikasi rampung
-
Kemudian, faktor kedua yaitu umur bagian tubuh tersebut yang telah terendam lebih dari dua bulan di dasar laut.
-
Kombes Pol Edy Purnomo menyebut, memerlukan waktu paling cepat tiga minggu untuk proses identifikasi bagian tubuh diduga penumpang Lion Air PK-LQP
-
RS Polri Kramat Jati menerima empat kantong jenazah berisi tulang belulang yang diduga merupakan korban jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP.
-
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bakal sibuk membersihkan dan mengunduh data dari dalam 'kotak hitam' itu.
-
Data yang ada di dalam black box CVR Lion Air PK-LQP bakal diproses untuk diunduh dalam waktu lebih kurang 5 hari.
-
Kapushidrosal Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro mengatakan, hasil penemuan bagian tubuh korban akan diserahkan ke pihak Lion Air.
-
Penemuan kotak hitam CVR Lion Air PK-LQP kode penerbangan JT610 itu terjadi saat penyelaman hari ini baru dilakukan sekali, tepatnya pukul 8.28 WIB,
-
Pangkoarmada Yudo berangkat dari Dermaga Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara menumpang KRI Todak-631 untuk menuju ke tengah perairan.
-
Dipimpin Katim Kapten Laut (T) Iwan Churniawan, Serda Satria bersama tiga orang penyelam lainnya dari Dislambair melakukan penyelaman sejak pukul 8.26
-
KNKT kembali memulai pencarian terhadap blackbox rekaman suara kokpit atau cockpit voice recorder (CVR) pesawat udara Lion Air PK-LQP
-
Kerjasama berupa pengerahan KRI Spica-943 milik Pushidrosal yang memiliki serangkaian peralatan mutakhir untuk menyisir lautan mencari CVR.
-
Magnetometer nantinya akan dioperasikan dengan remotely operated vehicle (ROV) atau robot bawah laut yang bisa bergerak dalam jangkauan tertentu.
-
Daya tahan baterai black box rekaman suara kokpit atau cockpit voice recorder (CVR) Lion Air PK-LQP disebut sisa 15 hari lagi.
-
KNKT kembali memulai pencarian terhadap blackbox rekaman suara kokpit atau cockpit voice recorder (CVR) pesawat udara Lion Air PK-LQP
-
Perwakilan keluarga korban berangkat dengan menumpang kapal cepat Princess 66 dari Dermaga 22 Marina Ancol, Pademangan, Jakarta Utara.
-
mereka menyewa kapal cepat Princess 66 untuk berangkat dari Dermaga 22 Marina Ancol menuju ke lokasi jatuhnya pesawat di perairan Tanjung Karawang.
-
"Proses evakuasi atau pengangkatan tersebut akan dilakukan sesuai prosedur," ujar Danang.
-
Lion Air Group menganggarkan dana sebesar Rp 38 miliar, untuk pencarian korban kecelakan pesawat Lion Air PK-LQP dan kotak hitam CVR.
-
"Oleh sebab itu, kami selaku keluarga korban pesawat Lion Air JT-610 memohon perkenan Bapak Presiden untuk dapat memfasilitasi tuntutan kami," katanya
-
Pihak Lion Air mengatakan keluarga korban kecelakaan Lion Air PK-LQP berhak melakukan gugatan terhadap pihak manapun terkait kecelakaan itu.
-
Kasus pesawat Lion Air PK-LQP kode penerbangan JT610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu, semakin panjang