Lion Air JT610 Jatuh
Cerita Prajurit TNI AL yang Menyelam dengan Metode Melingkar Temukan Black Box CVR Lion Air PK-LQP
Dipimpin Katim Kapten Laut (T) Iwan Churniawan, Serda Satria bersama tiga orang penyelam lainnya dari Dislambair melakukan penyelaman sejak pukul 8.26
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG KARAWANG - Seorang petugas dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) TNI AL Koarmada 1, Serda Satria Margono Susanto, menjadi orang pertama yang mengangkat black box rekaman suara kokpit atau cockpit voice recorder (CVR) Lion Air PK-LQP dari dasar laut Tanjung Karawang.
Tepat pukul 8.48 WIB Senin (14/1/2019) pagi ini, Serda Satria melakukan penyelaman di titik pencarian CVR, yakni pada koordinat 05 48 46,503 S - 107 07 36,728 T.
Dipimpin Katim Kapten Laut (T) Iwan Churniawan, Serda Satria bersama tiga orang penyelam lainnya dari Dislambair melakukan penyelaman sejak pukul 8.26 WIB hari ini.
Mereka menyelam dengan metode melingkar, di mana satu orang berada di titik yang sudah ditentukan sementara tiga orang lainnya mengitari.
Metode itu dilakukan selama 20 menit, di mana Satria lah yang pertama kali menemukan keberadaan CVR di lumpur sedalam 20 sentimeter di dasar laut dengan kedalaman 35 meter.
"Pencarian 20 menitan. Kendalanya ya jarak pandang saja. Arusnya juga cukup deras," kata Satria di atas KRI Spica.
• Black Box CVR Lion Air PK-LQP Ditemukan Pada Penyelaman Pertama Hari Ini
Awalnya, Satria tak menduga bahwa barang yang sempat ia temukan adalah black box CVR. Ia menduga apa yang ia temukan hanyalah puing-puing pesawat biasa.
Namun, sesuai instruksi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan arahan pimpinan, Satria pun akhirnya mengangkat benda berwarna oranye yang ia temukan.
"Kemarin dari KNKT diberitahu warnanya oranye. Nah setiap warna oranye ya kami angkat aja. Ternyata itu CVR. Pertama kali diangkat belum tau kalau itu CVR, hanya tahunya puing pesawat saja," kata Satria.
Satria mengaku tak memiliki persiapan khusus dalam penyelaman pagi tadi. Yang ia lakukan sejatinya hanya beristirahat cukup dan mendengarkan instruksi komandan, serta informasi dari KNKT.
"Banyak istirahat cukup terus ikuti instruksi. Sampe CVR ketemu kami latihan fisik terus pemanasan alat setiap pagi," kata Satria.
Kapten Iwan menjelaskan, jumlah penyelam dari Dislambair yang ikut di atas KRI Spica berjumlah total 25 penyelam.
Mereka ikut di atas kapal bernomor lambung 934 itu sejak pencarian lanjutan dilakukan Selasa (8/1/2019) lalu.
Adapun fokus pencarian pada titik koordinat yang telah disebutkan di atas sudah ditentukan sejak 3 hari lalu.