Kisah Siti Badriah Bersembunyi di Kapal Sayur Demi Pulang ke Indonesia

Siti Badriah menjadi orator saat aksi protes hukuman mati terhadap Tuti Tursilawati, Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Majalengka.

KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Massa dari Migrant Care menggelar aksi unjuk rasa pasca-eksekusi mati pekerja migran asal Majalengka, Jawa Barat, Tuti Tursilawati di depan Gedung Kedutaan Besar Kerajaan Arab Saudi, Jakarta, Jumat (2/11/2018). Pemerintah Arab Saudi melakukan eksekusi mati terhadap Tuti di Kota Taif, tanpa notifikasi atau pemberitahuan resmi kepada perwakilan Pemerintah Indonesia, baik pihak KBRI di Riyadh maupun KJRI di Jeddah. 

Mereka bahkan mengancam akan memberikan sanksi berat jika Siti tak menyelesaikan kontrak.
Padahal, dokumen-dokumen pribadi Siti, termasuk paspor disimpan pihak agen.

"Saya coba kabur. Lalu saya hubungi KBRI untuk minta pertolongan. Namun, KBRI tidak menjemput juga," kata dia.

Ia kemudian pergi menemui calo pekerja migran. Ia dan sejumlah rekannya mencoba pulang ke Indonesia meski tak memiliki dokumen yang lengkap.

"Akhirnya saya dan teman-teman yang juga ingin pulang diberikan jalan keluar oleh calo dengan menyusup dalam kapal sayur," ujar dia.

"Karena perjalanan kami tidak resmi kami bukannya duduk di dalam kapal, tetapi saya harus tengkurap dan ditutup sayur-sayuran agar tidak ketahuan oleh petugas imigrasi," kata dia.

Siti mengaku sulit bergerak di bawah tumpukan sayur.

"Baru ketika sampai tengah laut, saya baru boleh duduk. Perjalanannya sekitar 6 jam dan masih harus melanjutkan perjalanan ke rumah," ucap Siti.

Beruntung, Siti dapat kembali ke Tanah Air dengan selamat.

Menurut dia, masih banyak pekerja migran di luar sana yang mengalami nasib malang.

Dieksekusi Mati di Arab Saudi, Begini Sosok Tuti Tursilawati di Mata Ibunda

Perjuangan Ibunda Tuti Tursilawati TKW yang Dieksekusi Mati di Arab: Rela Sujud di Kaki Anak Korban

TKI Dieksekusi Mati: Kesedihan Keluarga Tuti Tursilawati Hingga Pertemuan Terakhir Sang Ibu

Ia berharap, aksi-aksi yang ia dan rekan komunitasnya lakukan ini dapat mengetuk hati pemerintah untuk meningkatkan perlindungan kepada pahlawan-pahlawan devisa negara ini. "Kami hanya bisa berjuang. Semoga didengar," kata Siti.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved