TERPOPULER Satu Keluarga Tewas di Bekasi: Jejak Sepatu Berdarah Hingga Telepon Bahas Mobil dan Uang
Sederet fakta telanjang terungkap di balik tewasnya satu keluarga di Bekasi. Ada jejak darah, pintu gerbang terbuka dini hari hingga mobil raib.
Penulis: Y Gustaman | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Indarto belum berani menyatakan kasus ini bermotif ekonomi.
"Sementara ini semua motif sedang kita kaji, kita habis ini akan konsolidasi. Tapi sementara ini kita melihat kecenderungannya bukan ekonomi kecenderungannya ya. Tapi semua motif masih kita buka peluangnya," ungkap Indarto.
Polisi akan melakukan olah tempat kejadian perkara lanjutan bersama ke keluarga untuk mencari tahu barang berharga yang raib. Tapi sementara tidak ada barang berharga yang hilang, tegas Indarto.
Jenazah para korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk diautopsi di hari yang sama setelah ditemukan. Puluhan kerabat dan keluarga korban sudah berkumpul di depan Ruang Postmortem RS Polri.
Polisi menduga pelaku menghabisi satu keluarga karena dendam.
"Kalau pembunuhan sadis, dari pengalaman dan hasil yang ditangani kepolisian yang dibunuh bukan satu orang itu ada latar belakang dendam," kata Karopenmas Div Humas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo.
Polisi masih menyelidiki motif pelaku dan baru menyimpulkan setelah kami melihat fakta hukum. Karena kasus per kasus tidak bisa dibandingkan apple to apple
"Setiap kasus punya karakter sendiri, enggak bisa sama. Secara umum oke, kalau secara global ya bisa dibilang 'diduga'. Tapi kasus pembunuhan sadis dan lebih dari satu orang, mayoritas karena dendam," ucap dia.
Luka fatal di kepala dan leher
Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati, Kombes Edy Purnomo, mengatakan timnya belum menyimpulkan hasil pemeriksaan korban pembunuhan keluarga Diperum.
Meski ada temuan luka bekas benda tumpul di dada korban dewasa, luka paling fatal justru ditemukan di leher dan kepala.
"Luka ada di leher semua. Memang ada yang di dada tapi tidak terlalu fatal. Tapi umumnya yang fatal sekali ada di leher dan di kepala," kata Edy pada Selasa.
Edy menyampaikan korban diduga dibunuh beberapa jam sebelum mayat mereka ditemukan warga, berdasarkan kondisi kaku dan tanda-tanda kematian.
Dikuburkan satu liang
Jenazah Diperum dan anggota keluarganya akan dimakamkan di satu liang lahat.
Kris Damanik, anggota keluarga korban, menjelaskan jenazah Diperum, Maya, dan dua anak mereka Sarah dan Arya akan dimakamkan di Kampung Nenggolan, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Kamis (15/11/2018).
"Untuk penguburan akan dilaksanakan besok, biasanya dalam adat batak dikuburkan masing-masing satu. Tapi ada rencana mau dibuatkan satu kuburan besar untuk keluarga ini," ucap Arya kepada awak media pada Rabu (14/11/2018).
"Tapi belum pasti, masih akan dibicarakan dulu sama keluarga lain," tambah dia.
Dalam kesempatan ini, ia meminta pihak kepolisian segera menangkap para pelaku yang telah menghabisi nyawa keempat anggota keluarganya.
"Teriris hati saya, sakit rasanya harus berpisah dengan mereka. Sekarang enggak ada lagi keceriaan dari keluarga ini seperti dulu," ujar Arya di Gereja Persekutuan Oikoumene Umat Kristen (POUK) Lahai Roi, Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Jenazah para korban dibawa menuju Bandara Soekarno-Hatta untuk diterbangkan ke Bandara Kualanamu menggunakan tiga mobil ambulans berkelir putih dari Gereja Persekutuan Oikoumene Umat Kristen sejak Rabu pagi.
Muasal Toko Sanjaya
Selama ini warga kerap berbelanja di Toko Sanjaya milik keluarga Diperum, karena barang-barang yang dijual di sana lengkap.
Bersama sang istri, Diperum merinstis toko kelontongnya sejak 2014. Sanjaya singkatan nama kedua anaknya: Sarah dan Arya Nainggolan. Hal itu dilihat dari unggahan Diperum Nainggolan di akun Facebooknya pada 16 Juni 2018 lalu,.
Ia membagikan kenangan empat tahun silam saat baru merintis toko Sanjaya.
Dalam unggahannya ada foto kedua anaknya berada di dalam toko, sambil menuliskan keterangan, "Usaha baru Toko SANJAYA (Sarah Arya Nainggolan) selalu & pasti Jaya hahahahahahhah sebab TUHAN adalah Penolongku, Amin,…."
Ketua RT Agus Sani mengatakan usaha keluarga Diperum terbilang cukup sukses. Apalagi toko tersebut juga terbilang lengkap sehingga banyak pembeli datang untuk membeli kebutuhan pokok seperti sembako, atau kebutuhan lainnya.
"Cukup lengkap ya, karena dia agen juga hitungannya, banyak barangnya. Sudah begitu buka sampai malam, kayak minimarket," kata Agus Sani, Rabu (14/11/2018).
Lina Salim, tetangga yang tinggal persisi di depan kediaman sekaligus toko milik korban, mengatakan suami istri bersama-sama merintis usaha tersebut.
"Mereka sama-sama jaga toko itu, setiap hari buka dari pagi sampai malam. Saya juga sering belanja ke toko itu," jelas Lina.
Lina mengenal keluarga Diperum tidak punya masalah baik segi bisnis atau hubungan dengan tetangga sekitar.
"Enggak ada, saya kenal mereka baik-baik aja. Di tokonya memang banyak orang datang berbelanja, kadang ada yang duduk-duduk pelanggan dekat tokonya sambil ngobrol baik aja sama pamilik toko," ungkap Lina.
Jejak sepatu berdarah
Sebuah foto tersebar memperlihatkan kondisi di dalam rumah korban satu keluarga dibunuh.
Terlihat ada darah di lantai, sementara perabotan rumah berantakan.
Di atas darah yang menempel di lantai ada jejak sepatu. Jejak yang sama terlihat di sekitarnya.
• Jejak Catatan Peminjaman Buku Dua Anak yang Jadi Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi
• Tahun 2019 Honor RT dan RW di Kabupaten Bekasi Naik
Jejak sepatu ini diharapkan bisa menjadi petunjuk polisi mengungkap kasus ini.
Hasil olah tempat kejadian perkara, sejumlah barang bukti polisi amankan di antaranya gunting, bantal berlumur darah, pakaian korban, hingga boneka dengan bercak darah. (TribunJakarta.com/Tribunnews.com/Warta Kota)