Melihat Aktivitas 2 Anggota Bali Nine Jadi Instruktur Sablon dan Kerajinan Perak di Lapas Kerobokan
Kalapas Kerobokan, Tonny Nainggolan berbicara mengenai keseharian dua terpidana kasus jaringan narkoba "Bali Nine" di lapas.
TRIBUNJAKARTA.COM, DENPASAR - Kalapas Kerobokan, Tonny Nainggolan berbicara mengenai keseharian dua terpidana kasus jaringan narkoba "Bali Nine" di lapas.
Mereka ternyata aktif berkreativitas selama menjalani hukuman yakni di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kerobokan Kelas II A Denpasar, Bali.
Tonny mengatakan saat ini Matthew Norman tengah menjadi tutor atau instruktur bagi warga binaan (sebutan narapidana) lain dalam kreativitas sablon baju.
Berkat keahliannya tersebut, banyak warga binaan lain yang dilatih sehingga mereka menjadi bisa dalam kegiatan sablon.
Sementara itu, warga binaan lain, Si Yi Can yang juga menjalani hukuman di Lapas Kerobokan memilih berkreativitas dari segi yang berbeda.
Si Yi Can kini sudah aktif di kerajinan perak dan juga sudah menjadi instruktur.
Saat ini ia Si Yi Can sudah banya memproduksi kerajinan khas. Pihak Lapas Kerobokan sudah memasilitasinya dengan mengadakan vendor untuknya.
"Vendornya juga sangat-sangat care dengan karya-karyanya tersebut," jelas Tony.
Dengan adanya Kreativitas yang dijalani kedua warga binaan tersebut, Tonny yakin, ketika mereka bebas akan bisa hidup lebih baik.
"Dari pribadi mereka sendiri, kami yakin yang bersangkutan tidak akan mengulanginya lagi seperti apa yang dilakukan sebelumnya," kata dia.
Matthew Norman dan Si Yi Can sudah menjalani hukuman selama 14 tahun di Lapas Kerobokan dengan hukuman selama seumur hidup.
Sementara itu, satu dari sembilan terpidana kasus jaringan narkoba "Bali Nine" yakni Renae Lawrence secara resmi akan bebas dari Rutan Kelas II B Bangli pada Rabu, (21/11/2018) esok.
Dan dua orang lain dari jaringan tersebut yakni Matthew Norman dan Si Yi Can masih menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas II A Kerobokan, Denpasar, Bali.
Terkait dengan bebasnya salah satu narapidana tersebut, Kepala Lapas Kerobokan, Tonny Nainggolan mengungkapkan bahwa berdasarkan pengamatannya kedua terpidana itu tidak menunjukkan adanya hal-hal yang negatif.
Baginya, keduanya selalu berkoordinasi dengan petugas lapas dan selalu mengikuti program khusus terkait remisi perubahan.
Tonny menjelaskan bahwa selama dirinya bertugas di Lapas Kerobokan, ia sudah dua kali mengajukan remisi kepada narapidana tersebut dan nantinya akan diusulkan kembali.
"Mereka ini kan sudah 14 tahun menjalani pidananya dengan hukuman seumur hidup."
"Nah manakala remisi perubahannya sudah turun mungkin bisa langsung bebas atau mungkin hanya menjalani beberapa saat lagi dia sudah akan bebas," terang Tonny saat ditemui awak media di Lapas Kerobokan, Selasa, (20/11/2018) pagi.
Dengan melihat perilaku yang selama ditujukkan warga binaan tersebut, Tonny mengaku bahwa mereka sangat layak untuk mendapatkan remisi.
• Polisi Minta Kampus di Jakarta Selatan Satu Visi untuk Berantas Narkoba
• Jika Terbukti Konsumsi Narkoba, Mahasiswa Stikom Interstudi Akan Dikeluarkan
Tony menjelaskan bahwa layaknya mereka mendapatkan remisi dapat dilihat dari dua hal yakni melalui pembinaan kepribadian dan pembinaan kemandirian
Pembinaan kepribadian dilakukan dengan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing dan selama ini dilihat selalu rutin dan taat dalam menjalankan ibadah agamanya.
Sementara untuk pembinaan kemandirian, dijelaskan oleh Tony bahwa sepanjang ingatannya Matthew Norman dan Si Yi Can tidak pernah membuat ulah di Lapas Kerobokan. (I Wayan Sui Suadnyana)