Liga 1 2018

Jelang Dua Laga Terakhir Persija Jakarta: Usia 90 Tahun, Dibuatkan Stadion Hingga Curhat Sang Bos

Persija Jakarta berulang tahun ke-90. Banyak suka duka Macan Kemayoran alami, seperti curhat sang bos Gede Widiade dan harapan si kapten Ismed Sofyan.

Penulis: Yogi Gustaman | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Wahyu Septiana
Suguhan koreo yang ditampilkan The Jakmania di laga Persija Jakarta vs Persela Lamongan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (20/11/2018) 

Pengusaha asal Surabaya itu mengakui mengelola klub sebesar Persija Jakarta tak semudah apa yang diperkirakan.

Pertama kali menjabat Gede mengakui Persija Jakarta merupakan tim yang miskin dan tidak punya apa-apa.

“Kalau dukanya biasa, diusir biasa karena tim miskin, diusir, difitnah, dicaci maki gitu ya sering,” kata Gede Widiade di Kantor Persija, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (28/11/2018).

“Jadi seolah-olah apa yang dikerjakan Persija, apa yang dikerjakan oleh The Jakmania selalu minus. Tapi itu merupakan tantangan,” Gede menambahkan.

Skuat Macan Kemayoran tidak mempunyai pemasukan dan tidak memiliki sarana fasilitas yang baik untuk para pemainnya.

Direktur Utama Persija Jakarta, Gede Widiade, memberikan sambutan di perayaan ulang tahun ke-90 Persija Jakarta di kantor klub, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (28/11/2018).
Direktur Utama Persija Jakarta, Gede Widiade, memberikan sambutan di perayaan ulang tahun ke-90 Persija Jakarta di kantor klub, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (28/11/2018). (TribunJakarta.com/Wahyu Septiana)

Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi Gede Widiade agar bisa mengubah stigma buruk Persija Jakarta menjadi lebih baik lagi ke depannya.

“Kami mungkin tidak akan dihina seperti ini kalau punya stadion, tapi karena kami memang tidak mempunyai semuanya jadi kami harus mawas diri bahwa kami tidak punya lapangan latihan, lapangan untuk bermain, kantor tidak punya, mess tidak punya, alat transportasi tidak punya, uang kami tidak punya. Jadi kami harus berupaya,” papar Gede.

Lebih lanjut, Gede mengakui kerap mendapatkan celotehan tak menyenangkan dari para suporter karena kondisi Persija Jakarta yang tak mempunyai apa-apa.

“Di luar yang tadi saya katakan tidak punya, kami hanya punya satu, punya pride, punya kebanggaan, punya kesatuan, persatuan antara Persija badan usaha dengan suporternya The Jak Mania,” ucap Gede menambahkan.

Sedikit demi sedikit Gede Widiade berhasil membangun Persija Jakarta menjadi sebuah klub yang profesional dan memiliki manajemen tim yang bagus dalam mengarungi kompetisi sepak bola di Indonesia.

Dukungan yang baik dari The Jakmania kepada manajemen Persija membuat Persija Jakarta saat ini bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya.

“Jadi sekali lagi saya katakan, kami bisa hidup bukan karena yang lain-lain, tapi hanya karena The Jak Mania,” sambung Gede.

“Kalau sukanya di Persija itu banyak saudara dan saya juga semakin mengerti sifat manusia,” ucap Gede.

Anies Menjawab Soal Stadion

Soal stadion, Persija Jakarta mendapat kabar bagus di hari ulang tahun ke-90.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved