Pembunuhan di Papua

31 Pekerja Jembatan Diduga Dibunuh KKB, Fahri Hamzah: Menyerang Secara Brutal

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengaku sangat berduka dan terpukul dengan kejadian tewasnya 31 pekerja pembangunan jalan di Kali Yigi-Kali Aurak,Papua

Editor: ade mayasanto
TRIBUNJAKARTA.COM/ YUSUF BACHTIAR
Fahri Hamzah usai mengisi acara bertajuk Ngopi Bareng Fahri di Mega City Hypermall, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jumat malam, (13/7/2018). 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengaku sangat berduka dan terpukul dengan kejadian tewasnya 31 pekerja pembangunan jalan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua karena dibunuh oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

"Saya terus terang baru menerima gambar-gambar dan keterangan sementara dari kejadian bahwa ada kelompok bersenjata yang menyerang secara brutal dan melakukan pembantaian," uja Fahri, Selasa, (4/12/2018).

Fahri mengatakan kejadian tersebut lebih tepat dikatakan sebagai pembantaian. Sebab, mereka yang dibunuh adalah sipil tanpa senjata yang sedang membangun infrastruktur untuk kepentingan rakyat di Papua.

"Membangun jembatan yang dapat memperlancar pergerakan masyarakat, transportasi umum. Lalu dalam keadaan mereka bekerja sekelompok orang bersenjata lengkap melakukan pembantaian," tututrnya.

Fahri mangatakan bahwa pembantaian tersebut merupakan pukulan bagi bangsa Indonesia. Pemerintah harus segera merespon kejadian tersebut secara tepat.

"Jadi pertama ini adalah pukulan kepada kita yang luar biasa," pungkasnya.

Sebelumnya Pembunuhan sangat sadis diduga dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB) di wilayah Nduga, Papua, terhadap 31 pekerja pembangunan jalan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Minggu (2/12/2018).

Sebanyak 31 orang yang bekerja perusahaan milik BUMN PT Istaka Karya, yang saat ini bekerja untuk membuka isolasi di wilayah pegunungan tengah itu, sampai saat ini jenazahnya belum bisa diambil.

Sebab, lokasinya jauh dari ibukota Nduga dan Kabupaten Jayawijaya yang terdekat dari wilayah pembangunan jembatan.

Informasi yang diterima dari berbagai sumber, para pekerja pembangunan jembatan itu diduga dibunuh lantaran mengambil foto pada saat perayaan HUT Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/ OPM) oleh KKB tak jauh dari lokasi kejadian.

TNI-Polri belum pastikan terkait adanya informasi 31 pekerja pekerja pembangunan jembatan oleh kelompok kriminal bersenjata di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.

Hal itu disampaikan langsung Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen M Iqbal di Breakingnews KompasTV, Selasa (4/12/2018).

Iqbal menyebut saat ini pihaknya tengah melakukan upaya untuk mendekat ke lokasi kejadian.

Sebab menurutnya, sejauh ini informasi yang berkembang tentang insiden tersebut belum bisa dikatakan akurat.

Sehingga, lanjut dia, pihaknya dibantu TNI masih mencoba untuk datang ke lokasi kejadian.

"Mari kita sepakat bahwa ktia sedang melakukan upaya mendekat ke lokasi karena narasi yang berkembang belum dikatakan akurat, sehingga tim kami dibackup TNI datang ke lokasi," ujar M Iqbal.

Meski pihaknya belum memastkan jumlah korban pada insiden penembakan oleh KKB itu, namun upaya penegakkan hukum ia pastikan akan dilakukan.

Polri Sebut Masih Informasi Pembunuhan 31 Pekerja di Papua Masih Dicek Tim Gabungan TNI-Polri

Ajaran Sesat Sensen Komara di Garut, Salat Menghadap ke Arah Matahari Terbit

M Iqbal memastikan negara hadir di tengah-tengah masyarakat untuk melakukan upaya penegakan hukum.

"Kami lakukan upaya penegakan hukum, kami akan kejar dan tangkap, proses hukum pada kelompok krimnal bersenjata ini.

Memang diduga terjadi penembakan yang mengakibatkan ada beberapa yang meninggal dunia bahkan ada yang menyebut korban mencapai 31 orang.

Kami belum pastikan itu, yang jelas TNI Polri akan ke lokasi untuk memastikan negara hadir di tengah masyarakat untuk melakukan upaya penegakan hukum," urainya.

Instruksi Presiden Jokowi

Presiden Joko Widodo telah mendapat kabar soal penembakan 31 pekerja jembatan di Kabupaten Nduga, Papua.

Presiden Jokowi memerintahkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk mengecek kejadian tersebut.

"Saya perintahkan tadi pagi ke Panglima dan Kapolri untuk dilihat dulu, karena ini masih simpang siur. Karena diduga itu. Karena sinyal di sana enggak ada. Apa betul kejadian seperti itu," kata Jokowi kepada wartawan di Gedung Bidakara, Jakarta, Selasa (4/12/2018).

Jokowi mengatakan, dirinya pernah mengunjungi kawasan Kabupaten Nduga, Papua.

Wilayah itu memang masuk dalam zona merah alias berbahaya.

Antisipasi Pohon Tumbang saat Musim Hujan, Tim Penebas Pohon Tangerang Beraksi

Video Megahnya Lukisan Basoeki Abdullah pada Tiang MRT di Jalan Rumah Sakit Fatmawati

Jokowi juga menyadari bahwa pembangunan di tanah Papua memang ada kesulitan.

Termasuk karena adanya gangguan dari kelompok bersenjata.

"Kita menyadari pembangunan di tanah Papua itu memang medannya sangat sulit. Dan juga masih dapat gangguan seperti itu," katanya.

Meski demikian, Jokowi menegaskan pembangunan di Papua terus berlanjut.

Pembangunan Papua tidak akan terhenti karena kasus ini.

"Pembangunan ditambah di Papua, tetap berlanjut," katanya.

Kondisi lokasi kejadian

Polres Jayawijaya dijadikan media center untuk mengakses informasi tentang kasus pembunuhan 31 pekerja pembangunan jembatan oleh kelompok kriminal bersenjata di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua pada Selasa (4/12/2018) lalu.

Diketahui lokasi kejadian adalah lebih dekat dari Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, daripada Distrik Kenyam, ibu kota Nduga.

31 Pekerja Dibunuh di Papua, Begini Tanggapan Fahri Hamzah

Sumiati Antre 2 Jam di Bank DKI Kecamatan Tanjung Priok KJP

Jarak lokasi kejadian dengan Wamena sekitar 96 kilometer atau sekitar 8 jam jika menggunakan kendaraan.

Kondisi jalan sebagian beraspal sekitar 47 kilometer dan sisanya bebatuan menanjak. Suhu udara di daerah itu mencapai 6 derajat Celcius.

Hingga saat ini sama sekali tak ada akses telekomunikasi atau jaringan telepon seluler. Adapun radio SSB hanya dimiliki pihak tertentu, yakni pelayanan gereja.

Wakapolres Jayawijaya, Kompol A Tampubolon mengungkapkan, sejauh ini pihaknya masih menunggu perkembangan terbaru soal pembunuhan 31 orang pekerja PT Istaka Karya yang tengah membangun jembatan.

“Tim sudah bergerak ke sana. Kita berharap mereka sudah tiba dan memberikan informasi. Tapi. Lokasi kejadian sangat sulit untuk kita mendapat akses telekomunikasi,” ungkapnya ketika dikonfirmasi melalui telepon seluler, Selasa (4/12/2018).

Dia berharap, tak ada sesuatu yang mengerikan terjadi di sana.

“Semoga ya. Kita berdoa. Kita semua menunggu informasinya dari anggota yang telah berangkat ke sana, radio SSB kita selalu stay,” jelasnya.

31 Pekerja Dibunuh di Papua, Begini Tanggapan Fahri Hamzah

Rasakan Sederet Manfaat Ini Jika Kamu Rutin Minum Teh Ginseng

Tampubolon menambahkan, Polres Jayawijaya saat ini telah digunakan sebagai media center untuk mengakses informasi, termasuk lokasi kerja sementara tim DVI.

“Sampai sejauh ini kami intens berkomunikasi dengan rekan-rekan pekerja yang menantikan informasi nasib para korban. Kalau dari pihak keluarga belum ada yang datang. Masih seputar kerabat korban dari PT Istaka Karya dan PPK Satker PJN IV PU Binamarga,” katanya.

“Lalu kita sudah membuat tenda. Apabila hal yang terburuk terjadi. Ini sifatnya hanya sementara. Kalau benar jumlahnya demikian, tentu kita perlu lokasi yang luas,” ujarnya. (TribunJakarta/Kompas.com).

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved