Kisah Seto, The Jakmania yang Jatuh Cinta Pada Persija Sejak 2003
Demi menyaksikan pertandingan Persija, tak jarang ia pun harus merogoh kocek dalam demi mengawal ketika Macan Kemayoran bermain di luar Kota
Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - 9 Desember 2018 mendatang, tim sepak bola Ibu Kota Persija Jakarta akan menjalani laga penentu untuk memastikan gelar juara Liga 1 2018.
Di laga penentu tersebut, tim ibu kota Persija Jakarta akan menghadapi kesebelasan Mitra Kukar yang berasal dari Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Pertandingan tersebut diprediksi akan berjalan sengit, mengingat tim Mitra Kukar pun tengah berjuang keluar dari zona degradasi Liga I.
Tiga hari menjelang pertandingan tersebut digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), suporter Persija Jakarta alias The Jakmania pun mulai berbondong-bondong membeli tiket.
Satu diantaranya adalah Seto Dwi Anggoro (24), Jakmania yang sudah menunggu 17 tahun lamanya untuk kembali melihat tim kesayangannya meraih gelar juara liga sejak terakhir tahun 2001 silam.
Pada TribunJakarta.com, Seto menuturkan dirinya sudah dari jauh hari memesan tiket pertandingan tersebut seharga Rp 155 ribu.
"Sudah dapat tiketnya, beli yang harga Rp 155 ribu," kata Seto pada TribunJakarta.com di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (6/12/2018).
Seto menuturkan, ia sangat menantikan tim kesayangannya bisa berada di podium tertinggi Liga I usai terakhir melihat Persija Jakarta juara Liga Indonesia tahun 2001.
Tahun 2003 ketika Seto masih duduk dibangku kelas III Sekolah Dasar, ia pun mulai 'jatuh cinta' dengan tim berjuluk Macan Kemayoran tersebut.
"Sejak tahun 2003, kala itu saya masih SD kelas III, itu pun menyaksikan Persija lewat televisi," kata Seto.
Lima tahun berselang, Seto pun menginjak usia 14 tahun dan duduk dibangku kelas II Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Duduk dibangku kelas II Sekolah Menengah Pertama, kecintaan Seto pun semakin menjadi-jadi terhadap Persija Jakarta.
Buntutnya, ia pun memutuskan untuk menyaksikan laga Persija Jakarta melawan PSIS Semarang untuk pertama kalinya secara langsung di Stadion Lebak Bulus, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
"Pertama kali nonton langsung itu tahun 2008 seingat saya, itu Persija lawan PSIS Semarang di Stadion Lebak Bulus," ucap Seto.
Bermodalkan nekat, ia pun berangkat dari rumahnya berdua dengan temannya dari kawasan Parung, Bogor, untuk menyaksikan laga Persija melawan PSIS Semarang.
Sejak saat itu, kecintaannya terhadap Persija pun sudah tak terbendung lagi dan terus menyaksikan setiap pertandingan Persija ketika dirinya masuk ke Sekolah Menengah Atas (SMA), Universitas, dan hingga saat ini.
Demi menyaksikan pertandingan Persija, tak jarang ia pun harus merogoh kocek dalam demi mengawal ketika Macan Kemayoran bermain di luar Kota.
Bahkan, ia pun datang langsung ke Stadion I Wayan Dipta di Bali, ketika Persija berhasil menekuk Bali United dengan skor 1 -2.
• Gubernur Anies Siapkan Nobar Persija Jakarta Vs Mitra Kukar di Setiiap Kantor Camat dan Lurah
• Sandi Sute Ingin Terus Main di Persija Jakarta
"Terakhir ikut Persija away kemarin di Bali, Persija menang 1-2 dan semakin meyakinkan saya kalau Persija bisa juara tahun ini," ujarnya bersemangat.
Tak hanya ketika bertanding di Bali, ia pun menuturkan sudah beberapa kali bepergian keluar kota untuk menyaksikan pertandingan tim kesayangannya.
"Bukan baru kemarin saja sih, ke Solo, Cilegon, Malang, dan kota lainnya juga pernah. Jakmania gak akan pernah membiarkan Persija berjuang sendiri," tegas Seto.
Menanggapi pernyataan mantan pemain Timnas Indonesia, Rochy Putiray soal pengaturan Persija akan juara tahun ini, ia pun tidak memperdulikannya.
Menurutnya, apabila yang bersangkutan menyebut Persija akan juara karena 'settingan', maka Rochy Putiray pun harus memberikan data dan fakta terkait ucapannya.
"Kalau yang bicara settingan, coba berikan data dan faktanya, jangan asal ucap sembarangan," jelas Seto.
Seto menuturkan, dirinya hanya berharap tim kesayangannya bisa meraih gelar juara Liga I 2018, yang telah ia nanti selama 17 tahun lamanya.
Apabila Persija juara, ia pun menginginkan tren positif tersebut bisa terus terjaga hingga ke kancah Asia.
"Cuma mau lihat Persija juara, 17 tahun harus menunggu ini saat yang paling tepat. Persija kebanggan ibu kota," imbuhnya.
Ia pun menuturkan ingin melihat Persija Jakarta memiliki Stadion sendiri, usai Stadion Lebak Bulus yang kini telah digusur menjadi Depo MRT Jakarta.
"Stadion juga sangat penting, sedih lihat tim ibu kota gak punya Stadion sendiri. Semoga janji Gubernur Anies Baswedan segera terealisasi," papar Seto.