Peluit Sempat Bersarang di Paru-paru hingga Napas Bunyi Terompet, Begini Kondisi Asep Yaya Sekarang
Tepat hari ini Asep Yaya bisa bernapas lega tanpa mengeluarkan suara peluit terompet lagi.
Penulis: Erlina Fury Santika | Editor: Erik Sinaga
Dua bulan berselang, ia tak kunjung sembuh, peluit bersarang di paru-paru Asep Yaya.
Akhirnya Subandi memutuskan membuat BPJS dan membawa anaknya ke RS Cahya Kawaluyaan.
"Anak kami dirujuk ke dokter anak dan THT sebelum dirujuk ke RSHS (Rumah Sakit Hasan Sadikin) Bandung. Tapi, kami belum bawa dia ke RSHS karena lokasinya jauh dan enggak punya biaya saya," ucap Subandi.
Sehari-harinya Subandi bekerja menjaring ikan di Waduk Saguling.
Terkait masalah pengobatan Asep Yaya, Subandi sudah melaporkan kendalanya kepada kepala desa.
Kepala desa memberinya yang sebesar Rp 200 ribu agar digunakan untuk biaya pengobatan.
Namun, jumlah yang tersebut, kata Subandi, belum cukup untuk biaya pengobatan anaknya.
Sebab, ia harus menyewa mobil untuk ke Bandung.
"Tapi masih kurang jika harus nyewa mobil dan enggak ada yang sanggup," katanya.
Nasib Asep Yaya juga sangat malang. Selain, peluit di paru-parunya belum bisa dikeluarkan, Asep juga mengalami perundungan (bullying).
Follow:
Asep Yaya diolok-olok di sekolahnya, SDN Jalupang Girimukti.
Bocah yang duduk di bangku kelas 5 SD itu malu karena sering mendapat perundungan.
Oleh karen aitu, Asep Yaya tidak ingin sekolah dan sering membolos.
"Anak saya sekolah jadinya hanya satu atau dua kali dalam seminggu karena dia minder," ucap Subandi.