Begini Komentar Djoko Santoso Terhadap Sikap Prabowo kepada Wartawan hingga Pidato Soal Negara Punah
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dikenal sebagai sosok yang keras berhadapan dengan awak media.
TRIBUNJAKARTA.COM - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dikenal sebagai sosok yang keras berhadapan dengan awak media.
Terakhir, saat Peringatan Hari Disabilitas Nasional pada 5 Desember 2018 Prabowo kesal kepada sejumlah media massa yang menyebut massa Reuni 212 tidak sampai jutaan sehingga meminta agar wartawan tak dihormati lagi.
Menanggapi hal tersebut Kepala Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Djoko Santoso menilai sosok Prabowo akan berbuat baik bila wartawan juga berbuat baik padanya.
“Saya kenal Prabowo lebih dari 40 tahun, kalau kalian baik maka dia akan lebih baik, orangnya sportif, cinta anak buah, dan jujur, kalian baik-baik saja lah,” ungkap Djoko saat ditemui di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (20/12/2018).
Djoko mengakui bahwa sikap kerasnya kepada wartawan akibat dari beberapa media yang tidak menyebutkan jumlah massa Reuni 212 mencapai jutaan orang.
• Cerita Wali Kota Bogor Bima Arya Tak Ingin Terima Hadiah Ulang Tahun untuk Berantas Korupsi
• Viral, Pengemudi Ojek Online Berhasil Gagalkan Rencana Bunuh Diri Seorang Wanita
Djoko pun tak masalah jika akhirnya beberapa media massa mengeroyok ‘Prabowo-Sandi’.
“Kami dikeroyok wartawan tidak apa-apa kok, kami hanya ingatkan kepada media bahwa tentang Reuni 212 itu beritakan secara benar walaupun banyak yang tidak suka, bahkan saya tahu ada beberapa media yang sudah boikot pemberitaan Prabowo,” tegasnya.
“Tapi kalau Prabowo memang salah kita akan koreksi, bukan berarti saya biarkan itu,” pungkasnya.
Sebelumnya Djoko juga melakukan boikot kepada salah satu stasiun televisi swasta karena merasakan pemberitaan yang tidak berimbang kepada pihaknya.
Pidato Prabowo
Pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto kembali menimbulkan polemik.
Prabowo sebelumnya menyebut jika dirinya dan Sandiaga Uno kalah dalam Pilpres 2019 negara Indonesia akan punah.
• Sempat Diremehkan Hingga Pernikahannya Viral, Nur Khamid Nikahi Bule Cantik dengan Mahar Ayat Kursi
• Dari Ajakan Kencan hingga Tagih Uang Rp 2 Juta, Profesi Pelaku Pembunuh Siska Icun Terungkap
Menanggapi hal tersebut Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Djoko Santoso mengatakan bahwa Prabowo hanya mengingatkan soal adanya penyakit bangsa.
“Maksud dari Prabowo, menurut pengalaman saya bahwa negara itu bisa kena penyakit, seperti manusia, ada liver dan jantung, buktinya Yugoslavia dan Uni Sovyet hancur,” ungkap Djoko Santoso di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (20/12/2018).
Djoko Santoso kemudian mengingatkan akan sejumlah ancaman nyata yang sedang dihadapi negara.
“Di penghujung abad ini kita sedang menghadapi ancaman globalisasi dan perubahan iklim, lalu ada narkoba berton-ton yang masuk Indonesia, kita sedang berperang, kalau tak bisa lawan kita akan punah,” tegasnya.
“Lalu ada lagi kesenjangan sosial yang bila semua ini dibiarkan akan menjadi ancaman nyata bagi bangsa,” imbuhnya.
• Segini Tarif Hidayat yang Nekat Bunuh Siska Icun Sulastri Sebelum Menggaulinya
• Jusuf Kalla Ungkap Perbedaan Saat Jadi Wakil Presiden SBY dan Jokowi
Djoko mengakui hal-hal tersebut disampaikan penasihat BPN Prabowo-Sandi, Kwik Kian Gie.
Ia juga berkaca pada punahnya kerajaan-kerajaan besar tanah air pada masa lampau.
“Kalau kita lihat Kerajaan Sriwijaya bertahan 300 tahun, Kerajaan Demak hanya puluhan tahun, kemudian Perang Diponegoro yang berakhir jatuhnya nusantara ke tangan VOC, kita harus belajar dari itu semua,” kata Djoko.
Karena itu, Djoko meminta semua pihak agar peringatan Prabowo itu jangan dianggap sebagai suatu hal yang membuat negara dan masyarakat ketakutan.
“Kita tak perlu lagi persoalkan hal itu sehingga membuat negara terpecah, jangan sampai ada yang mengambil kesempatan untuk menbuat negara ini pecah,” katanya.
Prabowo - Sandi Jelang debat capres
Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Djoko Santoso menjelaskan pasangan capres dan cawapres itu akan dilatih ahli debat profesional.
• Jusuf Kalla Ungkap Perbedaan Saat Jadi Wakil Presiden SBY dan Jokowi
• Mbah Mijan Ungkap Fakta Dibalik Kabar Lamaran Reino Barack dan Syahrini: Semoga Samawa
Hal itu dilakukan sebagai persiapan debat pertama Pilpres 2019 yang akan digelar 17 Januari 2019 mendatang.
“Kewajiban saya termasuk mempersiapkan Prabowo-Sandi untuk debat, keduanya nanti akan dilatih ahli debat profesional, soal mau dilatih atau tidak yang penting kami sudah siapkan,” ujar Djoko Santoso di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (20/12/2018).
Namun Djoko Santoso belum mau membocorkan sosok ahli debat yang akan melatih Prabowo-Sandi.
Djoko mengaku pihaknya sudah merencanakan konsep-konsep persiapan debat pada Rabu (19/12/2018) kemarin.
• Viral Nisan Salib Dipotong di Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X Minta Maaf
• M Ridwan Buka Suara Soal Dugaan Pengaturan Skor Final Piala AFF 2010, Terangkan Kondisi Ruang Ganti
Mereka juga telah mempersiapkan surat kepada KPU RI mengenai moderator dan panelis pilihan mereka yang akan dilibatkan dalam debat.
“Kemarin kami rapat sampai jam 1 malam untuk membicarakan konsep persiapan debat termasuk mempersiapkan surat kepada KPU RI mengenai siapa moderator dan panelis usulan kami,” pungkasnya.
Dalam debat pertama itu KPU membawakan tema hukum, hak asasi manusia, korupsi, dan terorisme.