Tulangnya Diserang Virus Aneh, Wanita yang Tinggal di Rumah Tenda Ini Cuma Bisa Terbaring di Kasur

"Gopli seminggu. Di situ kan ditarget seminggu dua juta, saya enggak sanggup. Waktu di Cimande, belum tuntas, karena harus ngurus anak," ujar Sulastri

Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/JAISY RAHMAN TOHIR
Yan Dwi Lestari, di kediamannya di Gang Sukamandiri, Jalan Raya Aria Putra, Serua Indah, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis Jumat (21/12/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir

TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT - Yan Dwi Lestari (34) terbujur lemah tak berdaya di sebuah kasur di dalam rumah tendanya.

Tulang-tulang dalam tubuhnya diserang virus aneh yang tidak diketahui, selama sekitar empat tahun lamanya.

Rumah tenda yang dimaksud adalah bangunan berukuran 3x3 meter yang terbuat dari bata dan triplek, beratapkan asbes yang disangga besi seperti rangka tenda.

Rumah tersebut berlokasi di Gang Sukamandiri, Jalan Raya Aria Putra, Serua Indah, Ciputat, Tangerang Selatan.

Sulastri, ibunya (58), mengatakan, anaknya sudah tergeletrak tak berdaya seperti itu sejak sekita lima tahun lalu.

Sulastri yang ditemui awak media menceritakan awal mula penyakit itu muncul dan penanganan medis yang sudah dilakukannya.

Namun ia kesulitan untuk menceritakannya kronologis utuh.

Pasalnya Yan alami musibah itu sejak 2007.

Sulastri mengatakan, awalnya Yan yang sedang menimang anaknya, jatuh, namun setelah diperiksa, tulang pahanya jatuh.

Secara tidak runut, Sulastri mengatakan anaknya sudah mencoba berobat dari mulai urut tradisional hingga ke rumah sakit.

"Gopli seminggu. Di situ kan ditarget seminggu dua juta, saya enggak sanggup. Waktu di Cimande, belum tuntas, karena harus ngurus anak," ujar Sulastri mengingat-ngingat.

Sekira tahun 2009, Yan mulai berobat secara medis, dari mulai ke RSUD Tangsel, lalu dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo (RSCM).

"Di RSCM ada setahun saya mundar-mandir saja. Enggak pernah dikasih obat sebiji pun," ujar Sulastri.

RSCM gagal mendeteksi jenis penyakit yang diidap Yan. Atas dasar itupun Yan hanya diperiksa saja, tanpa ada penindakan, termasuk dengan pemberian obat.

Sederet Tanda Tubuh Terkena Gejala Stroke: Pengelihatan Kabur hingga Badan Kaku

Selanjutnya, Yan mendapat bantuan ketika dibawa ke Lembaga Kesehatan Cuma-cuma (LKC), dari situ Yan dirujuk ke Rumah Sehat Terpadu (RST), namun hasilnya sama.

Virus aneh yang menyerang Yan, tidak berhasil dikenali, sehingga penanganannya pun tidak ada.

"Pokoknya kena virus, enggak bisa diiniin," ujar Sulastri menirukan salah satu dokter yang menangani anakny.

Tulang yan kini semakin renta. Untuk dipindahkan diangkat dari tempat tidurnya saja, Yan merasa kesakitan.

Yan hanya bisa tergeletak di kasur hasil pemberian teman-teman sekolahnya dulu.

Kini, mantan SPG di Cilandak Townsquare (Citos) itu tidak bisa lepas dari bantuan pernapasan melalui tabung oksigen.

"40 ribu satu kali ganti. Kalau lagi sering bisa tiga kali sehari," ujar Sulastri.

Yan hanya tinggal bersama tiga anaknya, di rumah tenda.

Yan memiliki dua anak kembar yang duduk di bangku kelas satu SMP, sedangkan anak terakhirnya, seorang putri yang baru berusia 3,5 tahun.

Yan melahirkan anak terakhirnya itu dalam keadaan sakit yang sudah semakin parah, meskipun masih bisa berjalan.

Suaminya sudah tidak tinggal lagi bersama Yan. Sulastri dan suaminya, tinggal tidak jauh dari rumah tenda Yan.

Sulastri mengatakan, suaminya, Hamzah (68) masih harus bekerja di usianya yang sudah senja demmi menghidupi keluarga, termasuk keluarganya Yan.

Teman-teman Yan sudah banyak membantu, tetangga dan kerabat juga, termasuk dalam hal penanganan medis.

Namun selain melalui BPJS, Sulastri mengaku belum ada bantuan dsri pemerintah.

"Saya bingung kalau ditanya gimana ke depannya, diobatin enggak bisa, tapi ya gimanna," ujar Sulastri.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved