Tsunami di Banten

Aa Jimmy dan Istri Korban Tsunami Dimakamkan Berdekatan, Sang Bungsu Selamat Dipeluk Pengasuh

Jenazah Aa Jimmy sudah tiba di rumah duka di Gang Rambutan, Kelurahan Solokpandan, Kecamatan Cianjur, Senin (24/12/2018) pukul 03.00 WIB.

Penulis: Yogi Gustaman | Editor: Wahyu Aji
Tangkapan layar Instagram @ariekuntung
Aa Jimmy dan unggahan instastory terakhirnya saat menjadi MC dalam Gathering PLN di tepi Pantai Anyer, Pandeglang, Banten, Sabtu (22/12/2018) malam. 

Jenazah istri Aa Jimmy, Hati Nurilah, juga dalam perjalanan dari Tangerang ke Cianjur. Rencananya jenazah akan dikebumikan tak jauh dari Aa Jimmy.

Suami istri ini masuk dalam daftar 281 orang korban meninggal akibat tsunami Selat Sunda berdasar laporan sementara sampai Senin (24/12/2018) pukul 07.00 WIB.

Tercatat sebanyak 1.016 luka-luka dan 57 orang dinyatakan hilang.

Data sementara itu adalah hasil yang dihimpun Posko BNPB.

"Sebanyak 11.687 orang mengungsi," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.

Selain korban manusia, tsunami yang menerbang Banten dan Lampung Selatan merusak 611 unit rumah, 69 unit hotel dan vila, 60 warung dan toko rusak, serta 420 perahu dan kapal.

"Kemungkinan data korban dan kerusakan masih akan bertambah mengingat belum semua berhasil didata," kata Sutopo Purwo Nugroho.

Menurutnya, penanganan darurat terus dilakukan di daerah yang terdampak tsunami di Selat Sunda.

Si bungsu selamat

Anak Aa Jimmy dan istrinya, Yumna yang baru berusia dua bulan selamat karena saat bencana berada di pelukan sang pengasuh.

Pantauan Tribun Jabar di lokasi, tampak Yumna terlihat tertidur pulas di kamar depan rumah orangtuanya.

Pengasuh Yumna, Haridah (49), menceritakan detik-detik air mulai naik di halaman cottage yang ia tempati bersama sang bayi.

"Waktu kejadian saya lagi di cottage beraama Yumna, kejadian air mulai naik pukul 21.30 WIB," kata Haridah.

Ia mengatakan, lampu cottage semua mati, lalu ia mendengar ada suara gemuruh seperti mau hujan. Ia lalu keluar rumah dan air sudah masuk ke jalanan seperti banjir.

"Sudah begitu saya teriak menangis, lalu membawa Yumna mengikuti orang-orang ke tempat pengungsian. Saya sempat keluar rumah lalu masuk lagi, akhirnya saya cari lokasi aman," kata Haridah.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved