Tsunami di Anyer

Vokalis Grup Band Seventeen Minta Doa Agar Bisa Bertemu Istrinya setelah Tsunami

Ifan vokalis band Seventeen meminta doa warganet agar sang istri dan kru Seventeen yang hilang segera ditemukan dalam kondisi selamat serta sehat.

Penulis: Ilusi | Editor: Y Gustaman
Instagram @seventeenbandid
Ifan Seventeen 

Sutopo menjelaskan, kemungkinan tsunami terjadi akibat longsor bawah laut karena pengaruh dari erupsi Gunung Anak Krakatau.

"Pada saat bersamaan terjadi gelombang pasang akibat pengaruh bulan purnama. Jadi ada kombinasi antara fenomena alam yaitu tsunami dan gelombang pasang," tutur Sutopo.

 Grup Band Seventeen Sedang Manggung di Pantai Carita saat Terjadi Tsunami

 BMKG Prediksi Siang Ini Sebagian Wilayah Jabodetabek Diguyur Hujan

DIjelaskannya, Badan Geologi mendeteksi pada pukul 21.03 WIB Gunung Anak Krakatau erupsi kembali dan menyebabkan peralatan seismograf setempat rusak.

Namun seismik Stasiun Sertung merekam adanya getaran tremor terus menerus (tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigaikan).

"Kemungkinan material sedimen di sekitar Anak Gunung Krakatau di bawah laut longsor sehingga memicu tsunami," terangnya.

Sutopo mengimbau agar masyarakat tetap tenang.

"Jangan terpancing isu yang menyesatkan yang disebarkan oleh pihak yang tidak jelas. Masyarakat dihimbau tidak melakukan aktivitas di pantai Selat Sunda untuk sementara waktu. BMKG dan Badan Geologi masih melakukan penelitian lebih lanjut," paparnya.

BNPB telah berada di lokasi bencana mendampingi BPBD. Bupati Pandeglang telah berkoordinasi dengan Kepala BNPB untuk penanganan darurat.

Penjelasan BMKG 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membenarkan bahwa tsunami telah menerjang beberapa wilayah pantai di Selat Sunda.

Tsunami terjadi pada 22/12/2018 sekitar pukul 21.27 WIB.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, beberapa wilayah pantai di Selat Sunda, di antaranya adalah pantai di Kabupaten Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan. 

Menurut BMKG, terjadinya tsunami di beberapa wilayah pantaui Selat Sunda bukan dipicu oleh gempabumi.

Berdasarkan rekaman seismik dan laporan masyarakat, peristiwa ini tidak disebabkan oleh aktifitas gempabumi tektonik, namun sensor Cigeulis (CGJI) mencatat adanya aktivitas seismic dengan
durasi kurang lebih 24 detik dengan frekwensi 8-16 Hz.

"Tidak terdeteksi adanya aktivitas tektonik," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho berdasarkan siaran pers yang diterima TribunJakarta.com, Minggu (23/12/2018).

Sutopo menjelaskan, kemungkinan tsunami terjadi akibat longsor bawah laut karena pengaruh dari erupsi Gunung Anak Krakatau.

"Pada saat bersamaan terjadi gelombang pasang akibat pengaruh bulan purnama. Jadi ada kombinasi antara fenomena alam yaitu tsunami dan gelombang pasang," tutur Sutopo.

 Grup Band Seventeen Sedang Manggung di Pantai Carita saat Terjadi Tsunami

 BMKG Prediksi Siang Ini Sebagian Wilayah Jabodetabek Diguyur Hujan

DIjelaskannya, Badan Geologi mendeteksi pada pukul 21.03 WIB Gunung Anak Krakatau erupsi kembali dan menyebabkan peralatan seismograf setempat rusak.

Namun seismik Stasiun Sertung merekam adanya getaran tremor terus menerus (tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigaikan).

"Kemungkinan material sedimen di sekitar Anak Gunung Krakatau di bawah laut longsor sehingga memicu tsunami," terangnya.

Sutopo mengimbau agar masyarakat tetap tenang.

"Jangan terpancing isu yang menyesatkan yang disebarkan oleh pihak yang tidak jelas. Masyarakat dihimbau tidak melakukan aktivitas di pantai Selat Sunda untuk sementara waktu. BMKG dan Badan Geologi masih melakukan penelitian lebih lanjut," paparnya.

BNPB telah berada di lokasi bencana mendampingi BPBD. Bupati Pandeglang telah berkoordinasi dengan Kepala BNPB untuk penanganan darurat.

(kompas.com/Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved