14 Tahun Berlalu, Ini Kisah Jet Li dan Putrinya yang Nyaris Tewas Dihantam Tsunami

TRIBUN-MEDAN.COM - Kisah tsunami 2004 atau 14 tahun lalu, masih terus berbekas pada jutaan orang yang pernah merasakan atau kehilangan.

Termasuk aktor laga kelahiran China Jet Li yang hampir saja tewas bersama keluarganya saat tsunami menghantam pesisir Samudera Hindia.

Jet Li dan dua putrinya berusia 4 dan 1 tahun saat itu, sempat terombang-ambing di lautan Maladewa, pulau yang terletak di tengah Samudera Hindia di selatan India dan Sri Langka itu.

Jet Li tidak pernah lupa dan mengunggah kenangan yang membuat hidupnya berubah itu di Instagram.

Dihantam Tsunami

Saat tsunami 26 Desember 2006, Jet Li berada di Maladewa.

Pantai Maladewa, tempat Jet Li dan dua anaknya hampir tewas digulung tsunami.

Saat itu, Jet Li dan keluarganya sedang berada di di tepi kolam renang sebuah resort saat dihantam tsunami.

Jet Li sempat diberitakan meninggal dunia, namun ternyata ia selamat dan hanya menderita luka ringan di kakinya.  

Tidak hanya Jet li, ia juga berhasil menyelamatkan Jane yang saat itu berusia 4 tahun dan Jada yang masih 1 tahun, serta pengasuh putrinya.

Menurut Jet Li kepada media, ia berhasil meraih sepotong furnitur dan kemudian mereka berempat mengambang di laut dan ia berusaha menyelamatkan diri ke pantai.

Pada 2009, Jet Li menjadi WN Singapore dengan alasan pendidikan dua putrinya.

Jet Li mulai mengurangi main film sejak ia didiagnosis menderita hipertiroidisme atau pencepatan detak jantung tahun 2013.

Detak jantungnya bisa mencapai 130-140 saat istirahat sehingga seluruh aktivitasnya terhenti total hingga tahun 2016.

Setelah dinyatakan sembuh, ia menerima lebih sedikit tawaran film.

Lama tak terdengar, pada 25 Desember lalu, Jet Li membuat heboh ketika mengucapkan Selamat Natal dengan memasang foto dirinya dan dua putrinya, Jane dan jada, yang kini sudah remaja.

Mereka telah berkembang menjadi wanita muda yang cantik, tinggi semampai, bahkan jauh lebih tinggi dari Jet Lisendiri.

Mengenakan jumpsuits hitam, Jane dan Jada terlihat lebih tinggi dari sang ayah.

Instagram tersebut langsung diserbu oleh penggemarnya, memuji kencantikan dua putrinya tersebut.

Instagram Jet Li, sampai berita ini diturunkan, sudah dilihat sebanyak 161 ribu kali.

Berubah setelah Tsunami

Aktor kawakan asal China yang kini menjadi warga negara Singapore ini telah memproduksi puluhan film box office, baik di China ataupun Hollywood.

Jet Li termasuk aktor China yang sukses di layar lebar di seluruh dunia dan hampir semua filmnya, sejak ia mulai membintangi film pertamanya, Shaolin Temple tahun 1982.

Sukses di China dengan berbagai film epik dengan seni bela diri kungfu, mantan juara dunia wushu ini semakin sukses ketika masuk ke lingkungan Hollywood tahun 1998, kemudian menjadi warga negara AS.

Di China dan Hong Kong, film yang membuat namanya berkibar adalah "Zhang Yimou" (2002), "Fist of Legend" (1994), dan trilogi "Once Upon a Time in China" (1991) –1993).

Film pertamanya di AS adalah menjadi penjahat di "Lethal Weapon 4" dan kemudian memerankan banyak film laga --yang tidak melulu perkelahian tangan kosong.

Meskipun dua kali menikah, tetapi tidak banyak ekspose tentang keluarga Jet Li.

Pada tahun 1987, Jet Li menikah dengan anggota tim wushu Beijing yang sekaligus lawan mainnya di film Shaolin, Huang Qiuyan.

Dari perkawinan ini, ia memiliki dua anak perempuan, Si dan Taimi. Pasdangan ini bercerai pada tahun 1990, tetapi Jet Li tetap berhubungan dekat dengan mantan istrinya, terutama dua putrinya.

Pada 1999, Li menikahi Nina Li Chi, aktris kelahiran Hong Kong yang berbasis di Shanghai.

Dari perkawinan ini, ia juga memiliki dua anak perempuan, Jane (18) dan Jada (15) yang juga hampir tewas saat berlibur di Kepulauan Maladewa.

Setelah tsunami, Jet Li saat ini lebih banyak beraktivitas di yayasan kemanusiaan yang ia dirikan, One Foundation.

Di akun Instagramnya, Rabu (26/12/2018), Jet Li juga mengenang peristiwa tsunami yang sempat merenggut nyawanya dan dua putrinya.

Begini unggahannya:

"Empat belas tahun yang lalu hari ini, saya dan keluarga saya berada di Tsunami Samudra Hindia. Sejak itu, saya memutuskan untuk mengabdikan hidup saya untuk membantu pemulihan bencana. Setelah sekian lama, saya belum melupakan tujuan ini. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang atas semua dukungan mereka dan untuk bergabung dengan keluarga One Foundation.

Bersama-sama, kami telah membantu lebih dari 13 juta kasus dan menyumbang lebih dari 300 juta USD. Tetapi yang paling penting, kami telah menghasilkan lebih dari 1 miliar donasi.
Angka-angka ini menunjukkan seberapa kuat kita bersama. Saya tidak sabar untuk melihat apa yang akan terus kita lakukan bersama sebagai satu keluarga."