Pengakuan Fakhri Husaini Pernah Dilarang Hadir Petinggi PSSI ke Mata Najwa: Yang Larang Ada 3 Orang
Mantan pelatih timnas U-16 Indonesia, Fakhri Husaini, membeberkan pelarangan menghadiri acara Mata Najwa oleh petinggi PSSI.
TRIBUNJAKARTA.COM - Mantan pelatih timnas U-16 Indonesia, Fakhri Husaini, membeberkan pelarangan menghadiri acara Mata Najwa oleh petinggi PSSI.
Fakhri Husaini, mantan pelatih timnas U-16 Indonesia, menjadi bintang tamu dalam acara Mata Najwa yang live di Trans 7, Rabu (28/11/2018).
Dalam acara yang bertajuk "PSSI Bisa Apa Jilid 1" itu, Fakhri Husaini datang untuk memberikan tanggapan soal dugaan pengaturan skor di kompetisi sepak bola Indonesia.
Sebagai pelatih timnas U-16, Fakhri berbicara soal pengaruh pengaturan skor terhadap pemain-pemain muda masa depan Indonesia.
Akan tetapi, sebelum menghadiri acara tersebut, ada pihak yang melarang Fakhri muncul di televisi.
Salah satu di antaranya, dituturkan Fakhri, adalah Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Ratu Tisha Destria.
• Pesepakbola Krisna Adi Saksi Kunci Pengaturan Skor Ditabrak, PSMP Belum Jenguk dan Siap Lawan PSSI
• Ini Penyebab Bambang Suryo Dihukum Komdis PSSI Seumur Hidup

Namun Fakhri tak menghiraukan larangan tersebut dan tetap menghadiri acara Mata Najwa.
"Ada perbedaan pendapat yang tajam, dan saya mengakui itu. Contoh, saya dilarang-larang datang ke Mata Najwa," kata Fakhri kepada wartawan, Rabu (26/12/2018).
"Yang ngelarang ada tiga orang yang telepon sebelum saya berangkat ke Mata Najwa, yang terakhir telepon dan panjang itu Sekjen. Hampir satu jam telepon," ujar dia.
Fakhri melanjutkan, Sekjen PSSI mengutarakan bahwa dirinya tak mau menghadiri acara tersebut meski mengaku mendapat undangan.
Ratu Tisha pun meminta Fakhri untuk mengikuti langkahnya dengan tak hadir ke acara tersebut.
"Dia sampaikan kami ini ini juga diundang tapi kami tidak mau datang. Terus kalau bisa coach Fachri tidak usah hadir ke sana. Saya bilang alasannya apa? Saya juga bukan bagian dari PSSI lagi karena kontrak saya sudah habis karena kontrak saya selesai siapapun yang ngehubungin saya tidak ada kaitannya dengan PSSI," kata Fakhri.
• Kecelakaan Penyerang PSMP Krisna Adi Aneh, Polri Diminta Turun Hingga Sanksi Komdis PSSI Prematur
• Siap Jadi Juru Racik Timnas U-22, Indra Sjafri Akui Tantangannya Berbeda dari Timnas U-19
FOLLOW :
Alasan yang membuat Fakhri nekat untuk hadir ke Mata Najwaadalah dirinya merasa memiliki tanggung jawab untuk sepak bola Indonesia.
"Saya sampaikan ke Tisha, saya tidak sekali dua kali diundang TV tapi saya tidak hadir karena yang ngundang acaranya kurang menarik dan saya sedang tidak ada di Jakarta dan ada kerjaan yang harus saya selesaikan," ucapnya.
"Kalau Mata Najwa buat saya menarik, bunyinya pengaruh match-fixing terhadap pembinaan usia muda, saya punya kepentingan di situ," kata Fakhri.
Berdasarkan penuturan Fakhri, Ratu Tisha enggan hadir dalam acara tersebut karena khawatir PSSI bakal "dibantai".
Namun, Fakhri merasa pernyataannya di acara tersebut tak ada satu pun yang dengan sengaja memojokkan PSSI.
"Dia bilang tidak hadir karena khawatir di sana cuma jadi pembantaian saja. Kalau kalian tidak hadir terus PSSI memang dibantai orang. Saya bilang datang saja sama-sama. Saya juga tidak bodoh-bodoh banget yang bagus di PSSI juga tidak mungkin saya bilang tidak baik," kata dia.
• Rumornya ke Persib Bandung, Vizcarra Justru Digoda Tim Promosi Liga 2: Bogor FC Siap Bayar Mahal
• Intip Rencana Pemain Persib Bandung Rayakan Tahun Baru 2019
"Dan faktanya kemarin saya tidak menyerang PSSI. Mungkin satu-satunya yang dianggap menyerang itu karena salah satu dari dua Exco itu tidak kenal Vigit Waluyo tapi saya kenal, itu dianggap beda," ujar Fakhri.
Kendati berprestasi membawa timnas U-16 juara Piala AFF U-16 2018, Fakhri Husaini tak masuk dalam daftar pelatih timnas yang diumumkan PSSI.
Mantan pesepak bola yang juga karyawan PT Pupuk Kaltim Bontang itu digantikan oleh Bima Sakti sebagai pelatih timnas U-16.
Sementara itu, Indra Sjafri ditunjuk menjadi nakhoda timnas U-22 Indonesia.
Adapun timnas senior diasuh oleh Simon McMenemy.
Belakangan ini, isu pengaturan skor di Liga 2 2018 ramai diperbincangkan.
Isu pengaturan skor itu pun menyita banyak perhatian.
Misalnya saja pada pertandingan babak delapan besar Liga 2 2018 antara Aceh United Vs PS Mojokerto Putra.
Muncul dugaan pengaturan skor pada laga yang berakhir untuk kemenangan Aceh United itu.
Bahkan satu di antara pemain PS Mojokerto Putra turut jadi sorotan.
Ketika itu, satu di antara pemain PS Mojokerto Putra menjadi algojo tendangan penalti.
Namun, sepakannya justru melebar.
Pemain PS Mojokerto itu pun jadi perhatian publik yang seolah sengaja tak memasukkan bola ke gawang Aceh United.
Tak pelak, isu skandal pengaturan skor di dunia sepak bola Tanah Air nampak kian menjadi sorotan publik.
• 5 Fakta Jelang Bali United vs Persija Jakarta: Pemecatan Pelatih Widodo hingga Dukungan PSM Makassar
• Ini Penyebab Coach Widodo Tak Lagi di Bali United
Sosok Vigit Waluyo
Baru-baru ini, Mantan Runner Pengaturan Skor, Bambang Suryo blak-blakan tentang sosok di balik pengaturan skor.
Bambang menjelaskan secara gamblang tentang sosok yang menurutnya terlibat dalam skandal pengaturan skor.
Awalnya ia tak menyebut identitas, namun pada akhirnya Bambang pun menyebutnya.
Sosok yang dimaksud adalah Vigit Waluyo.
Hal itu disampaikannya dalam acara Mata Najwa, Rabu (29/11/2018) kemarin yang turut dihadiri sejumlah narasumber lainnya seperti Anggota Komite Eksekutif PSSI, Gusti Randa.
• Bos Persib Dorong KLB Geser Edy Rahmayadi, Kemenpora Imbau PSSI Tidak Berpangku Tangan
• Manajer Persib Bandung Dukung Edy Rahmayadi Diganti: Kalau Saya Dimusuhin Tidak Masalah
Bambang Suryo mengatakan bahwa saat ini, mafia sepak bola terkesan dibiarkan begitu saja.
Ia pun mengambil contoh tentang sosok Vigit Waluyo.
Bambang menyebut bahwa Vigit Waluyo merupakan orang pertama yang pernah kerja sama dengan dirinya.
"Dulu mafia zaman La Nyalla dikejar kejar mba, tapi sekarang mafia dibiarkan.
Contohnya saya ga akan nyebut nama, saya sebut sontoloyo.
Beliau dulu pemilik pemegang klub, dan dia pernah bekerja sama dengan saya, saya pemain juga pada waktu itu," jelas Bambang Suryo.
Lantas ia pun melontarkan pertanyaan mengapa Vigit waluyo masih bisa bebas berkeliaran di Indonesia sampai sekarang.
"Sontoloyo tadi saya sebutkan adalah Vigit Waluyo. Coba tolong dipanggil Vigit Waluyo
• Pesta Persib Bandung U-19 Bareng Bobotoh: Kalimat Mujarab Hingga Ibu-ibu Nangis saat Konvoi
• Widodo Hengkang dari Bali United: Calon Pelatih Serdadu Tridatu Hingga Keuntungan Bagi Persija
Vigit Waluyo kenapa bisa beredar di Indonesia sampai sekarang.
Vigit Waluyo adalah pengelola Mojokerto Putra," ucapnya.
Respon PSSI
Ucapan Bambang Suryo itu pun direspon Gusti Randa.
Gus Randa mengatakan bahwa dirinya tidak tahu apa yang tengah dibicarakan Bambang suryo.
"Anda cerita sesuatu yang saya tidak tahu," kata Gusti Randa.
Najwa Shihab pun memastikan pengakuan Gusti Randa yang tidak mengenal dengan sosok Vigit Waluyo.
Gusti Randa kontan menjawab bahwa dirinya memang tidak kenal.
"Engga, tidak kenal," jawab Gusti Randa kepada Najwa Shihab.
Mendengar pengakuan Gusti Randa, Bambang Suryo menyimpulkan, Gusti Randa adalah orang baru di dunia sepak bola.
"Saya mau tanya, berarti pak Gusti Randa dan Pak Refrizal orang baru di sepak bola dong.
Vigit Waluyo pada zaman galatama sudah, pegang tim," papar Bambang Suryo.

Lantas, Najwa Shihab pun kembali bertanya kepada Gusti Randa.
"Sudah sejak Pak Nurdin Halid Anda jadi exco, ini nama sangat terkenal anda tidak pernah dengar?" tanya Najwa Shihab.
Gusti Randa merespon pertanyaan Najwa Shihab seraya adu argumen dengan Bambang Suryo.
Gusti Randa justru bertanya kepada Bambang Suryo mengenai laporan atas apa yang telah diungkap Bambang kepada PSSI.
"Kita kan pengurus federasi nih, Anda ceria tentang mafia.
Reportnya mana kepada kami," kata Gusti Randa.
"Berarti apa, PSSI hanya menunggu report," jawab Bambang Suryo.
• Hendak Pamer Data Prestasi, PSSI Justru Disebut Seperti Event Organizer
• Pemain Asing Persija Jakarta Beri Masukan Positif Kepada PSSI dan PT LIB
Komentar Fakhri Husaini
Tak berhenti di situ, Mantan Pelatih Timnas U-16 Indonesia, Fakhri Husaini yang hadir pada acara Mata Najwa pun ikut berkomentar tentang sosok Vigit Waluyo.
Menurut Fakhri Husaini, Vigit Waluyo merupakan sosok yang sudah tidak asing lagi bagi stakeholder sepak bola.
"Ya semua pemain bola, semua stakeholder sepakbola, pelatih pemain itu pasti tahu vigit itu siapa," jelas Fakhri Husaini.
Tanggapan Kemenpora
Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Gatot S Dewa Broto mengimbau PSSI harus bisa proaktif dalam mengungkap kasus pengaturan skor yang terjadi di Liga Indonesia.
Menurut Gatot, jika berhasil momen ini setidaknya bisa memperbaiki citra PSSI yang sudah terlajur negatif di mata publik terkait kegegalan Timnas di Piala AFF dan tanggapan Ketum PSSI Edy Rahmayadi.
“PSSI harus proaktif (mengungkap pengaturan skor) jangan menunggu,” kata Gatot saat ditemui di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Kamis (29/11/2018).
• Kontroversi Edy Rahmayadi: Ucapan Blunder, Tolak Suap Mafia Rp 1,5 Triliun, Ingin Mundur dari PSSI
• Ramai Desakan Edy Out, Edy Rahmayadi Disebut Siap Mundur dari PSSI
“Saya kira ini adalah kesempatan baik dari PSSI untuk mengembalikan citra dan reputasinya. Masif sorotan timnas gagal, ada tentang masalah leadership pak Edy yang tanda kutip kurang enak di masyarakat dan media,” sambungnya.
Terkait permasalahan itu, Sesmenpora pun turut menyebutkan landasan hukumnya, dan berharap pihak kepolisian juga bisa membantu mengungkap kasus pengaturan skor yang terjadi di Liga Indonesia ini.
“Perangkat hukumnya ada, UU No 11 tahun 80 itu masih berlaku tentang pidana suap, pasal 2,3,4 5 masih berlaku,” ujar Sesmenpora.
“Aparat kita minta melihat lebih broader, jangan bukti kurang jadinya dibiarkan. Kita masih ingat 2 tahun lalu di surabaya, ada yang diduga pengaturan, baru 10 hari sudah dibebaskan, polisi diharapkan membantu hal ini,” tutupnya.