Tsunami di Banten

Mbak You Terawang Akan Ada Tsunami di Tahun 2019, Para Pakar Ungkap Kondisi Bumi

Bencana besar yang dimaksud seperti gelombang panas hingga sebabkan kebakaran hingga gelombang tinggi yang menerjang kawasan pantai.

Editor: Kurniawati Hasjanah
TRIBUNJAKARTA.COM/DWI PUTRA KESUMA
Aden tengah memotong terpal dari warungnya yang berada di bibir Pantai Carita dan hancur diterjang tsunami Selat Sunda, Jumat (28/12/2018). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Menjelang pergantian tahun, banyak orang yang membuat prediksinya tentang bagaimana keadaan tahun depan.

Seperti perempuan yang dikenal dengan nama Mbak You, seorang paranormal membuat prediksinya di tahun depan.

Mbak You mengunggah video ramalannya itu di akun Instagramnya beberapa waktu lalu.

Katanya, tahun depan akan ada berbagai bencana seperti gunung meletus hingga tsunami yang menerjang.

"Ada air laut pindah ke darat istilahnya tsunami dan rumah-rumah di sekitar akan terhempas semua," begitu salah satu ramalan Mbak You yang ia bagikan dalam kaun Instagramnya.

Mbak You tidak menjelaskan daerah mana yang akan terkena bencana tsunami tersebut.

Sedangkan menurut para ahli, jika dilihat dari perubahan iklim, bumi akan terkena beberapa bencana besar di akhir abad ini.

Bencana besar yang dimaksud seperti gelombang panas hingga sebabkan kebakaran hingga gelombang tinggi yang menerjang kawasan pantai.

Kata pakar Lembaga Biologi Kelautan di Universitas Hawaii, Erik Franklin, manusia akan menghadapi bencana besar yang disebabkan oleh interaksi berbagai peristiwa alam yang disebabkan peningkatan suhu bumi.

Kriss Hatta Diduga Masih Punya Rasa dengan Hilda, Ini Kata Peramal Mama Ella Soal Perseteruan Mereka

Tak Terima Dibilang Naksir Hilda, Hotman Paris: Geli Lihat Sumpah Depan Pemuka Agama Diingkari

"Semua ini sedang terjadi sekarang dan akan terus bertambah gawat," kata Franklin kepada kantor berita AFP.

Adanya peningkatan suhu bumi ini sebenarnya disebabkan oleh banyaknya gas karbondioksida, methana dan gas-gas rumah kaca yang tersebar di atmosfer.

Akibat peningkatan suhu bumi, akan terjadi sebuah kemarau panjang dan kebakaran hebat seperti yang kemarin terjadi di California.

Follow Juga:

Sedangkan di tempat yang beriklim basah, bisa terjadi hujan lebat, banjir dan bisa terjadi pula badai yang menimbulkan permukaan air laut semakin tinggi.

Para ahli belum bisa mempertimbangkan bencana apa yang diakibatkan oleh perubahan iklim jika terjadi bersamaan.

Sebenarnya berbagai bencana alam yang akan datang itu bisa diminimalisir dengan pencegahan dari pemanasan global, seperti mengurangi gas-gas rumah kaca.

Namun jika gas karbondioksida berlanjut pada tingkat yang seperti sekarang, maka kemungkinan kota New York akan mengalami beberapa bencana besar seperti hujan lebat, kenaikan permukaan laut dan ombak besar.

Kunjungi Makam Dylan Sahara Meski Hujan, Ifan Seventeen Bawakan Ini untuk Sang Istri

Kisah Kiki The Potters Saat Minta Foto Bersama, Ternyata Begini Sosok Ifan Seventeen Sebenarnya

Bersimpuh di Depan Makam Bani Seventeen Saat Hamil 3 Bulan, Sang Istri Ungkapkan Perasaan Mendalam

Kata pakar iklim menjelaskan, jika hal itu terjadi di New York maka kawasan pantai di daerah tropis perlu waspada.

Jadi kita bisa mengurangi sebab pemanasan global, berbagai bencana tidak akan terjadi di tahun-tahun betikutnya ya.

Beberapa cara untuk mengurangi pemanasan global yaitu seperti menghemat air.

Karena ketika menggunakan pompa air atau pompa air panas memakan energi listrik yang tinggi.

Selain itu membiasakan diri mendaur ulang sampah organik, tidak membakar sampah di pekarangan rumah dan mengurangi menggunakan kendaraan pribadi juga mampu mengurangi dampak pemanasan global loh.

Jadi, salah satu cara mencegah bencana yaitu dengan menjaga bumi ini dari pemanasan global ya.

426 Orang Meninggal Dunia Akibat Tsunami

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan 426 orang meninggal dunia akibat tsunami di Selat Sunda.

Data tersebut merupakan data terbaru yang dikeluarkan pada Jumat (28/12/2018) pukul 13.00 WIB.

"Tsunami yang menerjang lima kabupaten di Banten dan Lampung, mengakibatkan sebanyak 426 orang meninggal dunia," ujar Sutopo Purwo Nugroho terkait penanganan tsunami Selat Sunda, di Graha BNPB, Matraman, Jakarta Timur, Jumat (28/12/2018).

Sutopo menjelaskan, bahwa ada penurunan data korban yang meninggal dunia, karena terdapat beberapa jenazah yang teridentifikasi ganda di sejumlah posko tanggap darurat.

"Mengapa penurunan (jenazah korban), setelah kita lakukan cross check berdasarkan identitas korban meninggal, ada beberapa korban yang didata double (ganda)," ujar Sutopo.

Danu menunjukan lokasi tempatnya bekerja yang hanyut diterjang tsunami di Pelelangan Ikan Kecamatan Labuan, Pandeglang, Banten, Jumat (28/12/2018).
Danu menunjukan lokasi tempatnya bekerja yang hanyut diterjang tsunami di Pelelangan Ikan Kecamatan Labuan, Pandeglang, Banten, Jumat (28/12/2018). (TRIBUNJAKARTA.COM/DWI PUTRA KESUMA)

"Sehingga data yang fix hari ini, masing-masing posko tanggap darurat baik, total 426 orang meninggal dunia," lanjutnya.

Dampak bencana tsunami ini melanda daerah pesisir di pantai barat Provinsi Banten yaitu Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang, dan di pantai selatan Provinsi Lampung meliputi Kabupaten Lampung Selatan, Tanggamus, dan Pesawaran.

Di Kabupaten Serang, daerah yang terdampak adalah Kecamatan Anyer dan Cinangka. Tercatat 20 orang meninggal dunia, 247 orang luka-luka, 68 orang hilang dan 40 unit rumah rusak.

Lampung Selatan daerah terdampak meliputi Kecamatan Kalianda, Rajabasa, Sidomulyo dan Ketibung. Tercatat 116 orang meninggal dunia, 279 orang luka-luka, dan 1.373 orang mengungsi.

Sedangkan di Pesawaran terdapat 1 orang meninggal dunia, 1 orang luka-luka, 231 orang mengungsi dan 134 unit rumah rusak.

 Kesaksian Agung Korban Selamat Tsunami Banten, Aa Jimmy dan Keluarga Tergulung Pertama Saat Musibah

 Pelajari Penyebab Tsunami Selat Sunda, Indonesia Kerja Sama dengan Negara Lain

Sutopo menjelaskan, bahwa Kabupaten Pandeglang menjadi wilayah yang paling banyak ditemukan korban jiwa, yaitu sebanyak 288 orang meninggal dunia dan 3.976 orang mengalami luka-luka.

"Jumlah korban kemungkinan akan terus bertambah, karena tim SAR gabungan masih menyisir daerah-daerah yang belum terjangkau. Penanganan terus dilakukan. Evakuasi korban masih berlangsung," ujar Sutopo.

(Nakita/TribunJakarta)

Sumber: Nakita
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved